MEDAN (Waspada): Koalisi Masyarakat Sipil Peduli Pencegahan dan Penyalahgunaan Narkoba menggelar talkshow dan pentas seni pra Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2023, di Pendopo FISIP USU, Kamis (22/6).
Kegiatan yang dihadiri 29 lembaga rehabilitasi narkoba yang ada di Sumut, juga dilaksanakan penandatanganan komitmen bersama untuk pemberantasan narkoba.
Dalam talkshow yang berlangsung, AKBP Baktiar Marpaung dari Polda Sumut menyampaikan, keberadaan narkoba sangat seksi bila ditinjau dari berbagai aspek.
“Narkoba ini seksi, mau dari segi aspek mana mau dilihat, mau segi aspek bisnis mau segi aspek sosial mau segi aspek ekonomi, semua ada di narkotika,” ujarnya.
Karenanya, diakuinya, negara kita menjadi peringkat nomor satu baik dalam peredaran maupun penggunaan narkoba. Oleh sebab itu, harus ada tindakan tegas terhadap para bandar maupun pengguna narkoba.
“Kita semua memang nomor satu, baik di peredaran mau pengguna, nomor satu. Untuk mencegah dan penanggulangan narkoba para pengedar, harus ditindak tegas,” ujarnya.
Dalam UU Narkotika, kata dia, pengedar dan bandar memang harus ditindak tegas. Makanya, ada ancaman minimum dan maksimum.
Perwakilan BNN Provinsi Sumatera Utara, dr Suku Ginting mengatakan, sudah saatnya merubah pola penanganan pengguna narkotika.
“Kami mencoba merubah pola penanganan, kalau dulu kita lebih banyak menunggu, memontum hari ini kita coba ke depan kita lebih banyak mengunjungi mereka. Kita kunjungi mereka di tempat-tempat yang terpinggirkan, seperti di warnet. Kita edukasi mereka,” ujarnya.
Beban Anggaran
Sementara, perwakilan Kesbangpol Sumatera Utara, Dudi Alexander menegaskan, sedari awal Pemprov Sumut, serius menangani masalah narkoba.
“Bukan hanya sekarang. Kita bukan tidak serius menanganinya, cuma terkadang terkait beban anggaran yang begitu besar. Dan kita sudah coba dengan memulai pembuatan Perda, sampai program ini tertuang di kegiatan rehab. Itu juga sungguh luar biasa,” sebutnya.
Selain rehab, lanjutnya, juga ada pendidikan pelatihan dasar untuk tenaga konseling, pembentukan relawan sebanyak 4.500 yang terdiri atas 320 desa di Sumut.
Di sisi lain disampaikannya, semua sektor bisa saja terkena narkoba, mulai dari pejabat sampai kalangan bawah. “Ini bukan hanya tugas BNN dan kepolisian, tapi ini tugas kita bersama. Bagi famili-famili yang sedang menjalani perawatan, kita berharap juga menjadi corong informasi kepada masyarakat,” pungkasnya.
Narasumber lainnya, Ketua IKAI Sumut Eka Prahardian dan Eban Totonta Kaban juga turut menyampaikan materi seputar narkoba. (m32).
Waspada/Rama Andriawan
Acara talkshow Koalisi Masyarakat Sipil Peduli Pencegahan dan Penyalahgunaan Narkoba, di Pendopo FISIP USU, Kamis (22/6).