MEDAN (Waspada): Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Bahkan berdasarkan International Diabetes Federation (IDF) Indonesia menduduki peringkat kelima negara dengan jumlah diabetes terbanyak dengan 19,5 juta penderita di tahun 2021 dan diprediksi akan menjadi 28,6 juta pada 2045.
Sementara berdasarkan data 2019, penderita diabetes di Sumut ada 249.519 dengan sekitar 2,4 persen dari populasi usia produktif dan lanjut usia.
Guna menekan perkembangan PTM termasuk Diabetes Melitus yang kian mengkhawatirkan di Indonesia, PT Prodia Widyahusada Tbk (Prodia) kembali menggelar seminar dokter bersama klinisi dengan mengusung tema “Unlocking the Code: Genomic Insight for Clinicians” di 12 kota besar termasuk di Medan yang digelar pada Sabtu (1/6/2024) di Hotel Santika Dyandra Medan.
Hadir dalam seminar itu Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo, Sp.PD-KEMD, FINASIM, FACE., Prof. Dr. dr. Dina Keumala Sari, M.Gizi, Sp.GK (K) dan Product & Research Support Manager, Dr. Rina Triana, M. Farm. Apt sebagai narasumber.
Dalam sesi tanya jawab dengan sejumlah awak media, Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo, Sp.PD-KEMD, FINASIM, FACE, mengatakan PTM diabetes melitus umumnya terjadi dikarenakan faktor genetik dan gaya hidup tidak sehat.
“Jika risiko dari PTM diketahui lebih dini maka angka pengidap dan kematian dapat dikendalikan. Langkah pencegahan dapat diupayakan melalui pemeriksaan genomik yang berguna untuk memberikan informasi mengenai risiko penyakit seseorang berdasarkan profil genomik,” katanya.
Senada, Prof. Dr. dr. Dina Keumala Sari, M.Gizi, Sp.GK (K) menjelaskan dalam pencegahan dan terapi diabetes dengan memperhatikan hubungan kompleks antara nutrisi, genetika, dan respon individu terhadap makanan.
“Dengan memahami bagaimana pola makan yang tepat dapat memengaruhi aktivitas gen tertentu yang terkait dengan metabolisme gula darah, nutrigenomik memberikan dasar yang kuat untuk merancang strategi pencegahan yang spesifik dan terapi yang disesuaikan secara individual,” timpalnya.
Dalam kesempatan ini, Product & Research Support Manager, Dr. Rina Triana, M. Farm. Apt, menjelaskan lebih jauh mengenai manfaat dari pemeriksaan genomik.
“Pemeriksaan genomik ditujukan untuk menilai risiko seseorang terhadap beberapa penyakit, misalnya CArisk yang memberikan informasi mengenai risiko terhadap beberapa jenis penyakit kanker dan DIArisk untuk melihat risiko seseorang terhadap diabetes,” pungkasnya.
Diketahui seminar dokter “Unlocking the Code: Genomic Insight for Clinicians” digelar PT Prodia 12 kota besar yang dimulai dari Kota Tanggerang.
Dijelaskan juga bahwa pemeriksaan genomik cukup dilakukan satu kali seumur hidup dan dapat dilakukan oleh individu berusia lebih dari 18 tahun. Hasil dari pemeriksaan genomik nantinya dapat dijadikan sebagai manual book bagi seseorang untuk lebih mengetahui risiko penyakit dan langkah mitigasinya. Diharapkan melalui seminar ini, lebih banyak klinisi yang mendapatkan informasi mendalam mengenai pemeriksaan genomik dan secara jangka panjang dapat menekan peningkatan kasus PTM.
Selain seminar nasional dokter ini, Prodia juga berinovasi menghadirkan aplikasi Prodia for Doctor dengan tujuan memberikan pengalaman yang lebih baik bagi dokter untuk menunjang layanan kesehatan yang diberikan kepada pasien dengan menawarkan kemudahan bagi dokter dalam membuat rujukan pemeriksaan kesehatan ke Prodia, memberikan konsultasi kepada pasien, memantau riwayat hasil pemeriksaan kesehatan pasien, hingga menjadi wadah para dokter mendapatkan informasi mengenai diagnostik.(cbud)