MEDAN, (Waspada); Pasrah dengan keadaan bukanlah keputusan bijak yang dapat menghalangi kita mewujudkan harapan. Percayalah!, di tengah redupnya asa, justru kasih Tuhan begitu luas. Tugas kita hanya berdoa, berusaha dengan keyakinan dan tekad yang kuat. Siapa pun masih punya kesempatan untuk merubah keadaan demi menggapai kebahagian yang diimpikan.
Begitu ucapan motivasi disampaikan Maharawati (56) pasein kanker asal Medan, untuk menyemangati orang-orang sedang putus asa terhadap setiap permasalahan hidup maupun yang sedang alami kondisi penyakit kronis lainnya.
Di kediamannya, Komplek Taman Polonia Medan, Minggu (27/3/2023), Maharawati atau akrab disapa Akiew, bercerita tentang bagaimana hancurnya perasaan setelah mendengarkan vonis dokter tentang penyakit kanker dideritanya. Dunia seolah berhenti berputar. Mentalnya terguncang, bahkan sempat merasa putus asa dengan keadaan.
Betapa tidak, di tengah perjuangannya menghadapi penyakit kanker, Akiew malah harus menerima kenyataan pahit lainnya, saat mengetahui virus berbahaya sedang menggerogoti retina mata kirinya hingga alami pendarahaan. Yang berakibat fatal membuat penglihatannya kabur bahkan mengancam kebutaan permanen.
Kondisi ini sempat membuat Akiew semakin terpuruk, Tapi sebagai ummat beragama yang taat, wanita yang terlihat mandiri dan kuat ini, sadar untuk terus berjuang demi kesehatannya. “Saya sudah mendatangi tiga orang dokter ophtalmologist dari rumah sakit terkenal di Singapura, tapi satupun tak ada yang sanggup menangani keluhan mata saya. Karena alasan pendarahan telah melebar sehingga terlalu beresiko untuk dilakukan operasi”, kenangnya.
Berobat Tanpa Harus Operasi
Alhasil, berkat informasi salah seorang sahabat dari negeri jiran tetangga, Hihsamuddin Musatafa, Akiew pun disarankan untuk segera berobat ke Hakim Master Prof Dr Adam Abdul Gafoor. Salah seorang dokter ahli yang membuka praktek di rumah sakit Singapura.
Akiew mengikuti saran dari Mantan Direktur Tourism Malaysia yang sudah dianggapnya keluarga tersebut. Kemudian memeriksa kondisi mata Akiew kepada sang dokter. “Setelah melakukan konsultasi, lalu akar rambut saya dicabut untuk diteliti oleh dokter lebih dahulu guna menentukan obat yang tepat untuk mengatasi keluhan mata saya”, kenangnya.
Beberapa hari kemudian, obat yang dimaksudkan telah siap diracik oleh Prof Dr Adam Abdul Gafoor. Lalu menyerahkan kepada Akiew untuk di konsumsi selama sebelas bulan. “Tapi untuk tahap awal saya diberikan empat botol saja. Puji Tuhan, kondisi mata kiri saya mulai membaik dan berangsur-angsur bisa melihat meskipun belum jelas seratus persen”, ungkapnya.
Ibu satu anak ini pun merasa bahagia karena usaha dan kerja kerasnya tidak sia sia. Meskipun masih mengkonsumsi empat botol obat, dirinya tetap optimis, jika sisa tujuh botol obat racikan Prof Dr Adam Abdul Gafoor lainnya, dapat menyembuhkan penyakit matanya tanpa harus dioperasi.
“Saya bersyukur telah berobat dengan Prof Dr Adam Abdul Gafoor. Tanpa harus dioperasi. Biayanya pun sangat terjangkau, bahkan juga bisa dicicil, jadi sangat sangat membantu”, terangnya.
Sang Penolong
Bagi Akiew, perkenalannya dengan Prof Dr Adam Abdul Gafoor yang memiliki sederetan gelar kedokteran dari universitas luar negeri tersebut, adalah suatu anugerah. Bahkan dianggap Akiew sebagai ‘Sang Penolong’.
“Saya merasa kagum dengan teknik pengobatan yang dilakukan oleh Prof Adam. Sesuai dengan kebutuhan ilmu kedokteran masa kini yang memanfaatkan ilmu biologi sistem dan teknologi informasi untuk meningkatkan kesehatan daripada hanya mengobati penyakit”.
“Ada lima metode pengobatan yang diterapkan yakni dengan teknik pengobatan integratif pribadi, pengobatan berbasis informasi, pengobatan regeneratif & pemrograman ulang sel. Atau disebut dengan istilah P5 Medicine; (Personalized, Precision, Predictive, Preemptive & Preventive)”, jelas anak kedua dari empat bersaudara ini.
Proses terapinya juga sangat menyakinkan seperti, terapi pengedit DNA yang dipersonalisasikan. Teorinya seperti pergantian DNA yang rusak dengan DNA yang sehat. Kemudian terapi informasi Bio yang dipersonalisasikan seperti, merubah sel kanker menjadi sel sehat jika bersentuhan dengan protein yang sesuai.
Selanjutnya dengan terapi regenerasi personalisasi, yaitu proses penggantian atau regenerasi sel, jaringan atau organ manusia untuk mengembalikan atau membentuk fungsi normal dengan merangsang mekanisme perbaikan tubuh sendiri untuk menyembuhkan jaringan atau organ yang sebelumnya tidak dapat diperbaiki.
Terapi ini dirancang untuk memperbaiki kesalahan, atau mutasi, pada RNA seseorang dengan penyakit. Dengan memperbaiki kesalahan, RNA kemudian dapat digunakan untuk membuat protein yang dibutuhkan sel, menghilangkan penyebab penyakit.
Dan terakhir paling keren adalah, perawatan kesehatan jarak jauh melalui gelombang teleportasi/bio informasi. Perawatan ini bisa dipraktikkan saat pasien tidak bisa hadir secara fisik melalui pengiriman transmisi gelombang obat ke pasien. Sehingga dapat melakukan penyembuhan diri dengan merilekskan tubuh, melepaskan ketegangan hingga memperkuat sistem kekebalan tubuh sendiri.
Perawatan Kesehatan Jarak Jauh bersifat alami, aman, holistik, individualistis, tanpa efek samping, bertindak cepat dan non-invasif dengan tujuan membawa pasien ke dalam keadaan stabil di semua tingkatan.
“Pengobatan P5 bukan lagi pengetahuan fiksi ilmiah. Ini menawarkan harapan baru bagi pasien kanker, penyakit kronis, penyakit autoimun, depresi, Alzheimer/demensia, penuaan, penyakit langka, dan banyak lagi”, tandasnya.
Mendirikan Platform Digital Gracia Ecolab Garden
Sekelumit kisah perjuangan Akiew untuk sembuh dari penyakit berikut penanganan dokter yang mutakhir, melatarbelakangi akan berdirinya platform digital Gracia Ecolab Garden.
Platform digital yang dikembangkan oleh Yayasan Gracia Ecolab Garden adalah sarana digital yang dapat menghimpun informasi terkait dunia kesehatan, pendidikan hingga ekonomi.
Teknologi digital ini merupakan bentuk dedikasi Akiew untuk para penderita penyakit kanker maupun pasien pengidap penyakit kronis lainnya. Tujuannya adalah untuk memandu sekaligus membangkitkan semangat para pasien yang sempat putus asa, agar tahu tindakan medis seperti apa yang tepat untuk menangani penyakit dideritanya.
Disamping itu, kata Akiew, platform digital ini juga akan sangat membantu masyarakat luas yang butuh akan informasi tentang dunia kesehatan. Bahkan, siap menjadi sarana edukasi bagi para pelajar maupun informasi peluang lapangan pekerjaan untuk tenaga medis.
“Platform ini juga akan dilengkapi beragam fitur yang sesuai dibutuhkan oleh masyarakat seperti, konsultasi dokter, profil prestasi dokter ahli, pendidikan kesehatan, rumah sakit yang dibutuhkan, alat kesehatan dan lain lain”, jelas Akiew.
Lebih lanjut dikatakan, sejauh ini Gracia Ecolab Garden telah berusaha melakukan lobi lobi kerjasama dengan berbagai pihak, baik dalam negeri maupun luar negeri. Seperti kepada tenaga medis, kalangan rumah sakit, hingga universitas.
“Sudah banyak pihak mendukung kami, termasuk Hakim Master Prof Dr Adam Abdul Gafoor dan Dr Rer.nat Maruli Pandjaitan yang terkenal memiliki keahlian di bidang medis. Semoga kehadiran platform digital ini menjadi motivasi untuk semua orang”, tutup Akiew.(m28)