Scroll Untuk Membaca

Medan

Terlalu Lama Belajar, Program Makan Bergizi Bisa Kehilangan Arah

Terlalu Lama Belajar, Program Makan Bergizi Bisa Kehilangan Arah
Ahli kesehatan masyarakat Sumatera Utara, Destanul Aulia.Waspada.id/ust
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada.id): Ahli kesehatan masyarakat Sumatera Utara, Destanul Aulia, menilai pelaksanaan program Makan Bergizi (MBG) harus dilakukan dengan cepat dan tepat. Ia menegaskan, program ini merupakan investasi jangka panjang di bidang kesehatan, sehingga pemerintah dan pelaksana di lapangan tidak boleh berlarut dalam tahap pembelajaran.

“Ini kan program baru, jadi wajar masih ada kendala. Tapi jangan terlalu lama belajar, harus cepat dijalankan supaya manfaatnya bisa dirasakan masyarakat,” ujar Destanul di Medan pada Sabtu (25/10)

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Menurutnya, pemerintah sudah menempatkan kesehatan sebagai investasi strategis untuk mencetak generasi unggul menuju Indonesia Emas. Karena itu, MBG harus dimaknai sebagai langkah nyata meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejak usia sekolah.

“Kesehatan sekarang sudah dianggap investasi. Program MBG ini investasi jangka panjang agar Indonesia punya SDM yang unggul dan sehat,” katanya.

Destanul menjelaskan, dampak program MBG sangat besar bagi peningkatan gizi dan kemampuan belajar anak. Asupan makanan bergizi membantu perkembangan otak, meningkatkan kemampuan fisik, serta membuat anak lebih fokus dan berprestasi di sekolah.

Ia menyebut, keberhasilan program dapat dilihat dari penurunan angka stunting dan anemia, peningkatan berat badan anak sekolah, serta tingginya kehadiran siswa. Selain itu, tumbuhnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya makanan bergizi juga menjadi indikator positif.

Meski begitu, ia mengingatkan bahwa program MBG memerlukan kesiapan sistem dan sumber daya manusia, khususnya para penjamu makanan yang harus memiliki sertifikasi dan pelatihan khusus.

“Penjamu makanan harus bekerja sama dengan dinas di wilayahnya untuk mendapatkan sertifikasi. Ada pelatihannya, ada modulnya. Karena ini program massal, kolaborasinya harus cepat,” tegasnya.

Destanul juga menyoroti pentingnya peran tenaga kesehatan dan sekolah dalam edukasi gizi. Ia mendorong dibentuknya kelompok pemerhati sekolah atau tim evaluasi menu agar koordinasi antar pihak berjalan baik dan mutu makanan tetap terjaga.

Selain itu, ia menekankan konsistensi dan pengawasan ketat sebagai kunci keberhasilan program.

“Kadang di awal sudah bagus, tapi di tengah jalan ada pergantian pemasak atau pemasok bahan yang tak lagi memenuhi syarat. Itu membuat mutu menurun. Jadi pengawasan harus terus dilakukan,” katanya.

Destanul menutup pernyataannya dengan optimisme bahwa MBG bisa menjadi titik awal perubahan besar bagi generasi muda.

“Asupan makanan itu kunci pertumbuhan dan kecerdasan anak. Kita harus bergerak cepat, jangan ragu, karena hasilnya akan kita lihat di masa depan,” pungkasnya.(id20)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE