Scroll Untuk Membaca

Medan

Tim PKM UMA Edukasi Ibu-ibu PKK Desa Perlis Cegah Stunting

Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada): Permasalah stunting saat ini masih banyak ditemukan, di Indonesia, termasuk di Sumatera Utara.

Stunting berdampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia, sehingga persoalan ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Tim PKM UMA Edukasi Ibu-ibu PKK Desa Perlis Cegah Stunting

IKLAN

Menurut hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), prevalensi balita yang mengalami stunting di Indonesia pada tahun 2020 diprediksi sebesar 26,92%. Sedangkan pada tahun 2021 sebanyak 24,4%, maka dapat dikatakan hampir seperempat balita mengalami stunting meskipun mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.

Melalui data-data pemerintahan maupun media, dapat dijumpai kasus-kasus stunting terus terjadi, hal ini di karenakan kurangnya edukasi penyebab dan dampak stunting.

Di Desa Perlis termasuk desa yang memiliki kasus stunting yang ditetapkan kementrian kesehatan, berdasarkan data Riskedas 2018 prevalensi stunting Provinsi Sumut mencapai 32,3% sedangkan Kabupaten Langkat 23,28%.

Stunting pada anak mencerminkan kondisi gagal tumbuh pada anak balita. Salah satu gejala anak yang mengalami stunting yaitu menurunnya fungsi kekebalan tubuh, dimana anak akan lebih sering sakit, biasanya diakibatkan oleh penyakit infeksi. Stunting juga ditandai dengan anak bertubuh pendek, lebih pendek dari standar balita seumurnya

Anak yang mengalami stunting juga akan mengalami penurunan kemampuan kognitif yang dapat dilihat dari adanya hambatan dalam perkembangan anak.

Penyebabnya masih tingginya angka stunting di Desa Perlis dipengaruhi rendahnya pengetahuan stunting pada orang tua di sebabkan oleh kurangnya informasi kesehatan, pengetahuan dan pola asuh orang tua.

Pola asuh orang tua dan pemahaman akan ibu yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan balita sejak masa kehamilan. Pemahaman ini meliputi akan faktor-faktor yang dapat menyebabkan stunting serta dampak terhadap perkembangan anak.

Atas permasalahan ini, tim dosen dari Universitas Medan Area (UMA), Prof. Dr. Ir. Retna Astuti Kuswardani, MS (Program Doktor Ilmu Pertanian), Dr. Suryani Hardjo, S.Psi, M.A (Program Magister Psikologi), dan Anggi Tri Lestari Purba, M.Psi (Fakultas Psikologi) dengan melibatkan 2 orang mahasiswa.

Yaitu; Shafisiyah Adya Larasati dan Trisni Adelia dari program studi Magister Psikologi UMA melakukan Pengabdian Kemitraan Masyarakat melalui Program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat DIYA UMA Tahun Anggaran 2023 dengan tema “Upaya Pencegahan Stunting Melalui Pemahaman Kognitif Dan Pola Makan Sehat di Masyarakat Desa Perlis, Kecamatan Berandan Barat, Kabupaten Langkat.

Prof. Dr. Ir. Retna Astuti Kuswardani, MS mengatakan kegiatan ini dilaksanakan 6 November 2023, yang dihadiri oleh lebih kurang 50 orang diantaranya Ketua Tim Penggerak PKK Desa Perlis IZuhrina Junaidi Salim dan Sekretaris PKK Dedek Harmayani Sudi, serta para Kader PKK, Pokja IV dan masyarakat.

Mereka mengikuti materi yang disampaikan dengan penuh antusias dan banyak memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan stategi agar seluruh masyarakat antusias dan proaktif dengan program pemerintah seperti mengikuti POSYANDU yang telah dijadwalkan untuk memonitoring tumbuh kembang anak.

Ia mengatakan, PKM ini, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman ibu-ibu di Desa Perlis mengenai faktor penyebab dan cara mengurangi kasus stunting dan mengidentifikasi penyebab stunting yang terjadi di Desa Perlis, serta meningkatkan pemahan mengenai upaya-upaya yang dapat dilakukan agar dapat mencegah terjadinya stunting. Upaya tersebut meliputi pemahaman secara kognitif tentang stunting serta pemaham pola makan sehat.(m19)


Waspada/Ist
Tim PKM UMA bersama ibu-ibu PKK Desa Perlis, Langkat.

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE