Medan

Tim PKM USU-UNAS Edukasi PMI Di Indramayu Tentang Gender Dan Resiliensi Ekonomi

Tim PKM USU-UNAS Edukasi PMI Di Indramayu Tentang Gender Dan Resiliensi Ekonomi
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada): Dalam upaya memperkuat resiliensi sosial, hukum, dan ekonomi para Purna Migran Indonesia (PMI), Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Sumatera Utara (USU) dan Universitas Nasional (UNAS) menyelenggarakan serangkaian kegiatan sosialisasi, bekerja sama dengan Yayasan Selendang Puan Dharma Ayu di Indramayu.

Kegiatan ini diketuai Dr. Harmona Daulay, M.Si. (Wadek III FISIP USU) bersama tiga anggota tim lainnya, yaitu Dr. Detania Sukarja, SH, LLM. (Dosen FH USU), Dr. Erna Ermawati Chotim, M.Si. (Dekan FISIP UNAS), dan Dr. R. Sally Marisa Sihombing, S.I.P., M.Si. (Dosen Ilmu Administrasi Publik FISIP USU).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Dr. Harmona Daulay, M.Si. mengatakan, program pengabdian yang berlangsung sepanjang bulan Agustus hingga September 2024 ini bertujuan memberdayakan perempuan purna migran yang tergabung dalam Yayasan Selendang Puan Dharma Ayu, dengan fokus khusus pada isu-isu kesetaraan gender dan resiliensi ekonomi. Pada 8 Agustus 2024, kegiatan sosialisasi pertama dilaksanakan di Yayasan Selendang Puan Dharma Ayu, diikuti oleh 20 peserta, yang terdiri dari 15 perempuan dan 5 laki-laki purna migran.

Katanya, kegiatan ini dimulai dengan sesi sosialisasi tentang isu gender yang disampaikan oleh Dr. Harmona Daulay, M.Si., seorang dosen dari FISIP USU. Dalam sesi ini, berbagai isu terkait ketidakadilan gender dan kekerasan berbasis gender yang sering dialami oleh perempuan purna migran menjadi fokus pembahasan. Materi disampaikan dengan pendekatan visual yang menarik, didukung oleh video yang menggambarkan isu-isu tersebut.

Labih jauh, katanya, diskusi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran peserta tentang pentingnya kesetaraan gender dan perlunya sikap proaktif dalam mencegah kekerasan gender di lingkungan mereka. Isu gender menjadi sangat relevan dalam konteks purna migran, mengingat banyak perempuan migran yang sering kali mengalami diskriminasi dan kekerasan, baik di negara tempat mereka bekerja maupun setelah kembali ke tanah air.

Pemahaman yang mendalam mengenai kesetaraan gender dapat menjadi kunci dalam mengubah persepsi dan perilaku masyarakat terhadap perempuan, khususnya mereka yang pernah bekerja di luar negeri.

Kesadaran ini tidak hanya akan berdampak pada kehidupan pribadi para purna migran, tetapi juga akan memperkuat komunitas secara keseluruhan melalui praktik-praktik yang lebih adil dan inklusif. Setelah sesi tentang isu gender, kegiatan dilanjutkan dengan sosialisasi mengenai resiliensi ekonomi yang disampaikan oleh Dr. Erna Ermawati Chotim, M.Si., dari UNAS.

Materi yang disampaikan mencakup prinsip-prinsip dasar perencanaan keuangan bagi para purna migran, dengan penekanan pada pentingnya persiapan finansial untuk menghadapi masa purna tugas.

Sesi ini tidak hanya teoritis, tetapi juga melibatkan praktik langsung dalam pembuatan rencana keuangan oleh para peserta, yang diharapkan dapat membantu mereka dalam mengelola pendapatan secara lebih efektif dan berkelanjutan.

Lebih lanjut, pengelolaan remitansi yang efektif menjadi fokus penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat purna migran. Remitansi yang dikelola dengan baik tidak hanya akan menciptakan resistensi sosial terhadap kemiskinan dan ketidaksetaraan, tetapi juga menjadi sumber pembiayaan dan penopang bagi ekonomi lokal. Pengelolaan yang kuat dapat meningkatkan lapangan kerja dan mendorong pembangunan berkelanjutan.

Oleh karena itu, sangat strategis jika pemerintah dan lembaga terkait dapat memberikan payung kebijakan khusus pada pengelolaan remitansi, termasuk pengaturan yang jelas, insentif untuk penggunaan remitansi secara produktif, dan pelatihan dalam manajemen keuangan.

Dengan pendekatan ini, remitansi dapat menjadi alat yang efektif untuk memperkuat resistensi sosial dan ekonomi bagi para purna migran dan masyarakat.

Selama kegiatan berlangsung, suasana terasa hangat dan penuh antusiasme. Para peserta aktif terlibat dalam diskusi dan praktik yang diberikan, menunjukkan tingginya minat dan keinginan mereka untuk belajar dan mengaplikasikan pengetahuan baru.

Dalam sesi testimoni, para peserta mengungkapkan rasa puas dan bersyukur atas wawasan yang telah mereka peroleh, yang tidak hanya menambah pengetahuan tetapi juga memotivasi mereka untuk lebih memperjuangkan kesetaraan gender dan mempersiapkan masa depan ekonomi yang lebih baik.

Kegiatan ini diakhiri dengan penandatanganan kerja sama antara tim pengabdian dan Yayasan Selendang Puan Dharma Ayu, serta pemberian cinderamata sebagai simbol apresiasi atas dukungan dan partisipasi yayasan. Penandatanganan ini menandai komitmen bersama untuk terus mendukung kesejahteraan dan pemberdayaan para purna migran di Indramayu.

Kegiatan pengabdian ini tidak berhenti di sini. Tim pelaksana merencanakan untuk menyelenggarakan sosialisasi lanjutan yang berfokus pada aspek hukum, serta melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan yang telah berlangsung. Hasil dari evaluasi ini akan digunakan untuk meningkatkan kualitas program di masa mendatang, memastikan bahwa dampak positif yang telah dicapai dapat bertahan dan berkembang menjadi inisiatif yang lebih besar.

Kerjasama dan dukungan terus-menerus dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan lembaga non-pemerintah, sangat diperlukan untuk mengkonsolidasikan hasil-hasil pengabdian ini.

Dengan demikian, diharapkan bahwa Yayasan Selendang Puan Dharma Ayu dan para PMI yang tergabung di dalamnya dapat terus mengembangkan diri dan berkontribusi secara signifikan terhadap kesejahteraan komunitas dan lingkungan sekitarnya. (m19)

Waspada/Ist

Tim PKM USU dan UNAS foto bersama peserta warga PMI.

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE