Trado Melintas Di Jalan Pancing I Ganggu Kenyamanan Warga

  • Bagikan

MEDAN (Waspada): Elemen masyarakat dari Aliansi Masyarakat Medan Utara Berdaulat (Alim Muda) bersama warga menolak tegas lalu-lalangnya truk jenis trado yang melintas di Pancing I, Kelurahan Besar, Kecamatan Medan Labuhan, Medan. Alasannya, kegiatan kendaraan berat itu dianggap telah mengganggu kenyamanan penduduk setempat.

Penolakan itu dilontarkan Alim Muda dalam temu pers dan kegiatan aksi yang dihadiri puluhan ibu, dan warga, yang digelar di aula Kelurahan Besar, Kecamatan Medan Labuhan, Jumat (22/9). Hadir di acara yang digelar pukul 10.00 WB itu, Kordinator/Kuasa Hukum, M Ilyas, SHi, personel Babinsa, Bhabinkamtibmas dan kepolisian dari Polres Belawan.

Terlihat juga hadir Ketua Organda Sumut, Ery Salim, dan perwakilan LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) Kecamatan Medan Labuhan dan Kelurahan Besar serta sejumlah perwakilan pengusaha yang ada di sekitar Jalan Pancing I.


Aparat keamanan dan kepolisian terlihat ikut memantau dan mengawal jalannya kegiatan untuk mengantrisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Siaran pers yang diterima Waspada di Medan, Sabtu (23/9) mewartakan, Alim Muda menolak tegas adanya truk trado melintas di Jalan Pancing I, aktivitas gudang-gudang dan lainnya yang mengganggu kenyamanan masyarakat yang bertempat tinggal di kawasan sekitar.

Penolakan itu termuat dalam butir tuntutan aliansi itu, yang setelah dibacakan langsung direspon sejumlah warga yang bermukim di Medan Utara, khususnya di Medan Labuhan.

Mereka mempertanyakan kepada aliansi terkait masyarakat atau warga yang mana yang dirugikan, karena sebagian dari mereka di Kelurahan Besar juga mengeluh, lantaran tidak adanya kegiatan pengusaha yang memiliki lahan atau gudang penyimpanan kendaraan, yang biasanya banyak supir singgah untuk makan dan minum di sejumlah warung.

Namun kini, hampir tiga tahun tidak lagi ada kegiatan itu, sehingga membuat beberapa warga yang hidup dari hasil berjualan di warung dikabarkan menutup usahanya atau disebut bangkrut.

Begitu juga ketika awak media hadir, ada beberapa bapak dan ibu bahkan mendukung adanya aktivitas seperti berjualan seperti biasa.

“Saya bekerja di tempat gudang penyimpanan kendaraan sebagai office boy atau bagian kebersihan. Jika usaha itu tutup, maka saya akan jadi penggangguran lagi bang. Bagaimana saya menafkahi anak dan istri saya. Abang juga tahu sekarang ini bagaimana sulitnya mencari pekerjaan,” ujar salah seorang bapak yang terlihat berpakaian lusuh, yang tidak ingin ditulis namanya.

Hal senada diutarakan seorang ibu yang juga enggan disebut namanya. “Anak saya juga ada kerja di perusahaan itu, kalau perusahaan itu tidak beraktivitas, maka berimbas pada anak saya. Kan bisa saja terjadi pengurangan karyawan kalau kendaraan mereka tidak dapat melintas,” keluh sang ibu kepada media, yang disambut antusias.

Di sisi lain, aktifis, yang banyak bersuara untuk kepentingan masyarakat, dan Sekretaris di LPM Kecamatan Medan Labuhan, Wilmar Napitupulu mempertanyakan tuntutan aksi dari Alim Muda ini langsung kepada Kordinator Aksi Ilyas.

Namun hal itu tidak direspon, sehingga terkesan membuat Wilmar tampak kecewa, dan beberapa rekan media,  yang tidak berhasil mewawancarai Kordinator Aksi, Ilyas. (cpb/rel)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *