MEDAN (Waspada): Menurunkan angka stunting di Sumatera Utara Perwakilan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) BKKBN Provinsi Sumatera Utara, melaksanakan kegiatan pemberian makanan bergizi gratis (MBG), kepada ibu hamil, ibu menyusui dan bayi di bawah dua tahun atau Baduta (3B) dari keluarga beresiko stunting (KRS).
Dimana, Kepala Perwakilan BKKBN Sumatera Utara, Dr. Fatmawati, ST., M.Eng., bersama Ketua TP PKK Sumut Kahiyang Ayu M. Bobby Afif Nasution, dan Ketua TP PKK Kota Medan Ny. Airin Rico Waas, menyalurkan bantuan makanan bergizi gratis (MBG) kepada 21 sasaran di Kelurahan Harjosari II, Kecamatan Medan Amplas, Kamis (12/6) pagi.
Program MBG ini bagian dari upaya percepatan penurunan stunting, dengan menyasar kelompok rentan seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Kegiatan tersebut diselenggarakan di lokasi Satuan Pemenuhan Pangan Gizi (SPPG) di wilayah Medan Amplas.
“Biasanya MBG dikenal untuk anak sekolah, namun kini sudah diperluas untuk kelompok 3B yakni balita, ibu hamil, dan ibu menyusui. Ini bagian dari komitmen kementerian kita yakni Kementerian Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional,” ujar Kepala Perwakilan BKKBN Sumut, Dr. Fatmawati.
Disebutkannya,bahwa 10% dari anggaran SPPK (Satuan Pemenuhan Pangan Keluarga) kini dapat dialokasikan untuk mendukung ketiga kelompok tersebut.
Sebab, kata dia, pemberian asupan gizi sejak dini merupakan investasi penting untuk mencetak generasi unggul menuju visi Indonesia Emas 2045.
“Jika kita ingin generasi berkualitas, ya hulunya harus diperkuat. Hulunya itu ya pemenuhan gizi sejak dalam kandungan, bayi, dan masa awal kehidupan,” tegas Fatmawati.
Lanjut dia, kegiatan digelar di Medan Amplas ini, karena sudah berdiri satu unit SPPG (Satuan Pemenuhan Pangan dan Gizi).
Dimana, idealnya, satu SPPG harus ada di setiap kabupaten/kota. Fungsinya adalah melayani pemberian makanan bergizi kepada keluarga berisiko stunting yang berada dalam radius 6 kilometer dari lokasi satuan tersebut—baik itu sekolah, posyandu, atau fasilitas layanan gizi lainnya.
“Insya Allah, kita akan terus memperluas jangkauan program ini. Target ke depan adalah memastikan setiap daerah memiliki SPPG aktif. Kami akan mendorong agar program ini dapat secara permanen di semua kabupaten/kota. Selain itu, edukasi dan pendampingan kepada keluarga berisiko stunting juga akan diperkuat secara sistematis dan terpusat,” sebutnya.
“Kami optimistis, jika semua pihak bergerak bersama, kita bisa membentuk generasi sehat dan bebas stunting. Dan dari situlah fondasi Indonesia Emas 2045 akan terbentuk dengan kokoh,” pungkasnya.(m22)











