Medan

Umat Islam Diajak Hidupkan Al Quran Dalam Keluarga

Umat Islam Diajak Hidupkan Al Quran Dalam Keluarga
USTADZ Hasbi Al Mawardi, menyampaikan tausiyah peringatan Nuzul Quran di Masjid Agung. Waspada/zul harahap
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada): Ustadz H. Hasbi Al Mawardi, MA, mengajak umat Islam untuk menghidupkan Al Quran di dalam keluarga. Tujuannya agar kelak mendapatkan syafaat Al Quran, sehingga mencegah kita masuk ke dalam api neraka.

Ustadz Hasbi Al Mawardi, menyampaikan itu di Masjid Agung Sumatera Utara, Jl. Pangeran Diponegoro, Sabtu (8/4) malam. Hari itu, Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) Agung mengadakan Peringatan Nuzul Quran 1444 H. Acara dilaksanakan usai pelaksanaan Shalat Tarawih itu juga menghadirkab Qori M.Rahim Spd.I.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Di hadapan pengurus BKM dan ratusan jamaah, Hasbi mengatakan bahwa bulan Ramadhan adalah bulannya Al Quran. Karenanya, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak membaca quran. Seperti juga ayat pertama yang diturunkan Allah melalui, yakni Iqra, yang artinya ‘bacalah’.

Hasbi, mencontohkan Imam Syafii, yang pada setiap bulan Ramadhan mampu mengkhatankan Al Quran sebanyak 60 kali. Sedangkan Imam Malik, begitu masuk bulan Ramadhan, beliau langsung menghentikan kegiatan sehari-harinya menyampaikan hadits, untuk memperbanyak membaca Alquran.

Dikatakan Hasbi, makna membaca dari ayat Iqra, bukan sekadar memerintahkan umat untuk membaca Al Quran. Lebih dari itu, kita juga diperintahkan untuk membaca diri sendiri. “Yakni tentang dari mana aku berasal, sedang di mana aku sekarang, dan akan kemana kelak aku akan pergi,” katanya.

Setiap manusia, kata Hasbi, sebaiknya menyadari bahwa dia hanya berasal dari tanah dan akan kembali ke dalam tanah. “Kita itu hanya berasal dari tanah, saat ini sedang berada di atas tanah, dan sebentar lagi akan kembali ke dalam tanah,” katanya.

Dalam kondisi manusia sedang berada di atas tanah, Hasbi menyarankan kepada umat Islam untuk menguasa beberapa ilmu. Di antaranya adalah ‘ilmu padi’. Serta juga bersikap layaknya penyu, bukan seperti ayam. “Padi, semakin berisi, semakin menunduk. Artinya, tidak ada yang perlu disombongkan dari diri setiap manusia,” ujarnya.

Begitu juga penyu, kata Hasbi, menggambarkan sikap yang tenang dan rendah hati. Sekalipun memiliki puluhan, bahkan ratusan telur, namun tidak pernah memamerkan kepada orang lain. “Beda dengan ayam. Satunya telurnya, tapi ributnya terdengar satu kampung,” tambahnya.

Terakhir, Hasbi menasehati umat Islam untuk memperbaiki hubungan horizontal. Yakni, antara anak kepada orangtua, hubungan istri dengan suami, dan seterusnya. “Jangan biarkan orang tua kita meninggal, sebelum kita mendapatkan kunci surga darinya,” tutupnya. (m07)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE