Scroll Untuk Membaca

Medan

UNHAR Medan Ubah Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar Dan Batako

UNHAR Medan Ubah Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar Dan Batako
Tim dosen UNHAR bersama warga Desa Ujung Rambung, Sergai. Waspada.id/Ist
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada.id): Universitas Harapan Medan (UNHAR) meluncurkan program pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis teknologi tepat guna di Desa Ujung Rambung, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai.

Melalui program Kosabangsa 2025, tim dosen lintas disiplin memperkenalkan teknologi pirolisa dan destilasi untuk mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar alternatif dan batako ramah lingkungan.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Program ini melibatkan dosen dari bidang Ekonomi, Teknik Mesin, Teknik Informatika, dan Fisika. Program Kosabangsa ini diketuai oleh Dr. Suginam.,S.E.,M.Ak.

Adapun para anggota Tengku Mohd. Diansyah, Muhammad Arifin dan sebagai tim pendamping kolaborasi dengan Dosen Universitas Negerai Medan dengan ketua tim pendamping Prof. Janter Pangaduan Simanjuntak sebagai Ketua Pendamping dengan anggota Prof. Makmur Sirait dengan bidang kepakaran Ilmu Keteknikan Industri.

Kegiatan ini dirancang untuk menjawab dua persoalan utama desa pesisir tersebut yaitu tingginya kemiskinan ekstrem dan meningkatnya pencemaran lingkungan akibat sampah plastik.

Sebagai tempat pembuangan sampah akhir Desa Ujung Rambung menghasilkan sekitar 210-280 kilogram sampah plastik per hari yang selama ini tidak terkelola dengan baik dan mencemari kawasan pesisir.

Teknologi pirolisa dan pres batako ini menjadi solusi ganda. Sampah plastik yang selama ini menjadi masalah, kini dapat diubah menjadi nilai ekonomi nyata bagi masyarakat.

Program ini melibatkan dua kelompok mitra, yakni Kelompok Peduli Sampah Terpadu dan Gapoktan Sederhana, serta didukung Pemerintah Desa Ujung Rambung. Selain pelatihan teknis, masyarakat juga dibekali manajemen usaha, perhitungan HPP, strategi pemasaran, hingga pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUB) berbasis ekonomi sirkular.

Teknologi yang diterapkan memungkinkan plastik dicacah, diproses melalui pembakaran terkendali, lalu diubah menjadi bahan bakar cair setara solar serta batako plastik bertekanan tinggi.

Sistem ini dipadukan dengan Internet of Things (IoT) untuk memantau suhu pirolisis dan produksi secara real time, sehingga mudah dioperasikan masyarakat.

Target program ini adalah terciptanya minimal 800 liter bahan bakar alternatif, 2.000 batako ramah lingkungan, serta peningkatan pendapatan warga sebesar Rp400.000 per bulan bagi anggota KUB.

Ketua Kelompok Usaha Bersama Desa Ujung Rambung, Suparno S, menyambut baik program tersebut.

“Ini inovasi yang sangat dibutuhkan desa pesisir. Sampah tidak lagi dibuang ke sungai atau laut, tapi diolah menjadi produk yang menguntungkan,” katanya.

Program Kosabangsa ini juga melibatkan mahasiswa untuk memperoleh pengalaman lapangan sesuai kurikulum MBKM, serta menghasilkan luaran berupa publikasi media, video dokumenter, dan modul SOP produksi.

Dengan dukungan teknologi tepat guna dan pendampingan intensif, Desa Ujung Rambung diharapkan dapat menjadi desa percontohan ekonomi hijau berbasis pengolahan sampah, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir secara berkelanjutan.(Id14)


Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE