MEDAN (Waspada): Mendukung upaya perintah dan berkolaborasi dengan sektor swasta untuk meningkatkan akses air bersih dan sanitasi yang aman bagi masyarakat rentan di perkotaan. USAID IUWASH Tangguh mendukung 1,5 juta penduduk mendapatkan akses air minum aman dan 1 juta penduduk untuk mempunyai sanitasi aman.
Dikatakan Regional Manager USAID IUWASH Tangguh North Sumatra Regional Office (NSRO), Zulfa Ermiza saat ini di Sumatera Utara (Sumut) pendampingan kepada mitra ada di lima kabupaten yakni Kota Medan, Binjai, Kabupaten Deli Serdang, Pematang Siantar dan Simalungun. Pihaknya sudah bergerak sejak 2022 kemarin sampai peryengahan Juli 2027 mendatang dengan program hibas jasa antara pemerintah Indoneaia dan pemerintah Amerika.
“Karena program ini bekerjasama dengan provinsi dan 5 kabupaten/kota di Sumut dibidang pengelolaan sumber daya air. Maka terget kita yakni pencapaian target aman air minum, layanan aman air minun, layanan aman sanitasi, perubahan perilaku masyarakat, pengelolaan sumber daya air yang berketahanan iklim yang semuanya harus inklusif. Sebab kebutuhan air minum ini dituntut untuk semua kalangan tidak hanya perempuan tapi ada lansia dan anak-anak di sana,” jelas Zulfa pada wartawan, Kamis (10/8/23).
Di Sumut sendiri, sambung Zulfa kalau dilihat tentang akses air minum ini memiliki target secara nasional. Berdasarkan pendataan Bappeda Sumut yang sudah disampaikan ke Bapennas pada 2021 yang lalu bahwa rumah tangga dengan akses air minum layak itu sudah 100%.
“Layak ya, bukan aman. Karena masih 26,97 yang menggunakan jaringan perpipaan yakni air yang bersumber dari PDAM atau non PDAM. Sebab masih banyak masyarakat yang masing mengambil air dari sungai atau memanggul air ke rumahnya. Jadi belum teraliri secara jaringan perpipaan,” jabarnya.
Bila secara rinci untuk di lima kabupaten/kota wilayah kerja USAID IUWASH Tangguh tadi seperti di Binjai air minum layak itu baru 40% dan baru 60% yang menggunakan jaringan perpipaan.
“Kemudian di Kota Medan memang air minum layak sudah 72,58 % umumnya sudah perpipaan. Deli Serdang untuk jaringan perpipaan masih 7,6% bukan jaringan perpipaan 69,7%. Di Simalungun jaringan perpipaan 22% dan yang air minum layak baru 38,2% karena mereka banyak perdesaan. Nah, untuk di Pematang Siantar mendekati 100% yakni sudah 97,48% jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan 2,52%,” ungkapnya.
Pematang Siantar sendiri, sambungnya nyaris cakupan 100% menjadi piloting nasional dan Pematang Siantar juga menjadi daerah piloting untuk Zona Air Minum Prima (ZAMP).
“Kementerian juga meminta Kota Medan agar bisa mendapatkan cakupan hingga 100%. Ke depan tim teknis dari pusat akan duduk dengan Tirtanadi, Pemerintah Provinsi dan Pemko Medan untuk pilot nasional target capaian layanan air minum perpipaan yang aman,” pungkasnya. (Cbud)