Scroll Untuk Membaca

MedanPendidikan

USM Indonesia Kembangkan Sejumlah Pusat Studi Dan Unit Penggerak Kewirausahaan

USM Indonesia Kembangkan Sejumlah Pusat Studi Dan Unit Penggerak Kewirausahaan
Kecil Besar
14px

USM Indonesia Kembangkan Sejumlah Pusat Studi Dan Unit Penggerak Kewirausahaan

MEDAN (Waspada): Universitas Sari Mutiara (USM) Indonesia ikut berperan dalam penguatan ekosistem Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta ekonomi kreatif di Indonesia.

Hal ini disampaikan Ketua Yayasan Sari Mutiara Medan Parlindungan Purba saat Dialog Kewirausahaan bersama Menteri UMKM RI Maman Abdurrahman diwakili Deputi Bidang Kewirausahaan Siti Azizah dan mahasiswa di Aula Ign. Washington Purba Hall USM Indonesia Jl. Kapten Muslim, Medan, Selasa (20/4).

Turut hadir Kepala BBPOM Medan Martin Suhendri, Ketua IAI Sumut Agustama, para Asisten Deputi Kementerian UMKM, mahasiswa dan dosen USM Indonesia serta undangan lainnya.
Parlindungan menegaskan, USM Indonesia tidak hanya fokus pada pencapaian akademik semata, tetapi juga pada pembentukan wirausahawan muda yang inovatif, berintegritas dan siap bersaing di tengah transformasi digital dan tantangan ekonomi global.

Saat ini, USM Indonesia telah mengembangkan sejumlah pusat studi dan unit penggerak kewirausahaan, seperti Pusat Studi Lingkungan dan Sampah; Pusat Studi Rendah Karbon; Career Development & Alumni Centre serta 12 Unit UMKM mahasiswa aktif.
“Lebih dari 79 mahasiswa telah aktif terlibat dalam program kewirausahaan kampus. Beberapa UMKM mahasiswa yang telah berjalan antara lain Baby Spa, Spa Hamil, Pizza Oe, Rani Florist, CV Moga Pertama Perkasa, hingga Samura Home Care,” jelasnya.

Kolaborasi strategis juga terus dijalin, termasuk pelatihan digitalisasi UMKM berbasis kurikulum Merdeka Belajar, program pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama dengan berbagai pihak seperti KADIN, APINDO, PTPN IV, BPOM, serta pemangku kepentingan lainnya guna mendukung produk lokal dan perluasan akses pasar.

“Kami berharap USM Indonesia dapat menjadi bagian dari ekosistem UMKM binaan Kementerian UMKM,” ujar Parlindungan
Dia menambahkan, USM Indonesia siap menjalin pilot project bersama Kementerian dalam program inkubasi wirausaha mahasiswa, serta memperoleh dukungan dalam pembiayaan mikro, literasi ekspor, dan platform digitalisasi UMKM kampus.

“Kami siap bekerjasama, kita sudah siapkan tempatnya,” kata Parlindungan sembari memperkenalkan alumni USM Indonesia yang sudah bekerja di Jepang melalui video.
Sementara itu, Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian UMKM Siti Azizah menegaskan, meningkatkan jumlah wirausaha di Indonesia tidak semata-mata didorong oleh target pembangunan nasional, tetapi karena memang menjadi kebutuhan bangsa.


“Tujuan kita menambah jumlah wirausaha bukan hanya karena RPJMN. Tapi karena kondisi saat ini memang menuntut kita menciptakan lebih banyak lapangan kerja,” ujar Siti Azizah.
Menurutnya, pilihan kerja saat ini terbagi menjadi dua jalur utama. Yakni, sektor pemerintahan dan sektor swasta. Namun, keduanya menghadapi keterbatasan, apalagi di tengah dinamika dan tantangan dunia usaha yang kian kompleks. Karena itu, menjadi wirausaha adalah langkah paling tepat.


“Di Sumut sendiri, potensinya luar biasa. Ada 1,2 juta wirausahawan yang bisa didorong untuk tumbuh,” katanya.
Dia menjelaskan, profesi wirausaha bukan hal biasa. Justru sangat mulia. Bahkan, Presiden RI Prabowo Subianto telah menempatkan penguatan kewirausahaan sebagai bagian dari Asta Cita, arah pembangunan nasional yang mencerminkan visi besar negara.
“Kita terus bergerak untuk mengajak generasi muda, terutama mahasiswa, agar tidak hanya mencari kerja, tapi juga bisa menciptakan pekerjaan bagi orang lain,” jelasnya.
Azizah juga menyoroti tantangan yang masih dihadapi pelaku usaha, terutama perempuan. Meski 64 persen pelaku UMKM adalah perempuan, akses terhadap layanan keuangan, perizinan dan teknologi digital masih belum merata.
“Banyak wirausaha perempuan yang masih terkendala izin dari keluarga, akses ke perbankan juga masih rendah. Lembaga keuangan ke depan harus lebih mendukung womenpreneur agar mereka bisa berkembang,” tegasnya.


Azizah juga mengingatkan bahwa dunia saat ini membutuhkan sektor care economy, seperti layanan kesehatan, perawatan, dan kepedulian sosial, yang bisa menjadi peluang besar bagi generasi muda.
“Dari fakta-fakta yang saya sebutkan tadi, maju terus untuk jadi wirausaha. Memang banyak tantangannya, dari perizinan sampai sertifikasi. Maka, kita perlu kolaborasi dengan kementerian dan lembaga lain, untuk melakukan pembinaan, pengembangan dan pelatihan. Kita harus berkolaborasi dan saling bantu, sehingga apa yang dibutuhkan calon UMKM bisa terpenuhi,” pungkasnya.(m09/B)

Waspada/David Swayana
Deputi Bidang Kewirausahaan Siti Azizah meninjau produk kewirausahaan mahasiswa
di Aula Ign. Washington Purba Hall USM Indonesia Jl. Kapten Muslim, Medan, Selasa (20/4).

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE