MEDAN (Waspada.id): Tim Pengabdian Kepada Masyarakat dosen Universitas Sumatera Utara (USU) di bawah koordinasi Dr. Dolly Sojuangan Siregar, S.P., M.P., melakukan inovasi pengabdian masyarakat melalui program “Pelatihan Pembuatan Produk Gula Aren yang Terstandarisasi sebagai Produk Unggulan Desa Sungai Ular, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat”, Selasa (7/10).
Siaran pers yang diterima Waspada.id, di Medan, menyebutkan, kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pemberdayaan Berbasis Masyarakat (BIMA) yang didanai oleh Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kemendikbudristek, tahun 2025.
Program ini melibatkan kolaborasi lintas perguruan tinggi, dengan anggota pelaksana Prof. Dr. Ir. Rosmayati, M.S. (USU) dan Rahmat Suryanto Pirngadi,S.P., M.P. (UMSU), serta partisipasi mahasiswa Agroteknologi USU yang turut berkontribusi dalam kegiatan lapangan dan penerapan teknologi tepat guna.

Pengenalan teknologi tepat guna berupa peralatan produksi berbahan stainless steel sesuai dengan standar SNI, di antaranya kuali, panci, saringan, pengaduk, dan lain-lain. Waspada.id/ist
Fokus kegiatan adalah meningkatkan mutu, higienitas, dan daya saing produk gula aren lokal agar sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI 3743:2021).
Mitra kegiatan, yaitu Kelompok Usaha Gula Aren Desa Sungai Ular, yang sebelumnya masih memproduksi gula secara tradisional dengan keterbatasan alat, kualitas yang bervariasi, serta belum memiliki kemasan dan branding produk yang kompetitif.
Menurut pendapat Dr. Dolly Siregar, gula aren merupakan warisan nusantara yang berpotensi besar menjadi komoditas ekspor.
Melalui pelatihan ini, pihaknya ingin memastikan produk masyarakat Langkat memiliki standar dan identitas yang kuat agar mampu menembus pasar modern.

Kelompok usaha gula aren mendapat pembekalan Pelatihan ini disesuaikan dengan prinsip GMP (Good Manufacturing Practice) sederhana. Waspada.id/ist
Pembekalan
Dalam pelatihan ini, kelompok usaha gula aren mendapat pembekalan Pelatihan ini disesuaikan dengan prinsip GMP (Good Manufacturing Practice) sederhana agar mudah dipahami dan diterapkan oleh masyarakat, penerapan protokol higienitas di rumah produksi.
Serta pengenalan teknologi tepat guna berupa peralatan produksi berbahan stainless steel sesuai dengan standar SNI, di antaranya kuali, panci, saringan, pengaduk, dan lain-lain.
Selain itu, diperkenalkan alat Ph meter (uji kadar keasaman) dan refraktrometer (uji kadar gula) sesuai standar SNI.
Alat-alat pendukung lainnya yang diperlukan dalam proses produksi yang diserahkan ke kelompok usaha di antaranya timbangan digital dan cetakan food-grade.
Hasil kesepakatan design setelah diskusi bersama Kelompok Usaha Gula Aren Sungai Ular juga menghasilkan inovasi desain kemasan “Gula Aren Sungai Ular” yang menggabungkan unsur etnik Melayu Langkat dan gaya modern minimalis lokal.

Desain tersebut tidak hanya memperkuat citra merek, tetapi juga menjadi langkah awal merintis UMKM berbasis produk lokal menuju kemandirian kewirausahaan masyarakat desa.
“Rancangan kemasan ini mencerminkan identitas lokal yang kuat namun tetap modern dan berdaya saing tinggi. Tujuannya agar masyarakat Desa Sungai Ular dapat berdiri mandiri sebagai pelaku usaha mikro yang profesional,” tambah Dr. Dolly.
Dampak langsung terhadap peningkatan pengetahuan pengrajin gula aren hingga 80% dan pendapatan pengrajin usaha gula aren di Desa Sungai Ular meningkat 20%.
Ke depan, tim pengabdian berkomitmen memfasilitasi sertifikasi merek, dan pendampingan pendaftaran SNI.
Selain itu, peserta juga dilatih dalam strategi pemasaran digital seperti pemanfaatan platform Shopee, Tokopedia, dan media sosial untuk memperluas jangkauan pasar serta pelatihan kewirausahaan lanjutan agar Desa Sungai Ular menjadi model desa inovatif berbasis potensi lokal di Sumatera Utara. (id23)