MEDAN (Waspada.id): Universitas Sumatera Utara (USU) melalui program Pengabdian kepada Masyarakat Talenta dengan tema Kebermanfaatan Lingkungan 2025 melaksanakan kegiatan pelatihan persiapan pembentukan Bank Sampah, Kamis (18/9/2025).
Kegiatan berlangsung mulai pukul 09.00 WIB hingga selesai di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) USU, Jalan Tri Dharma, Pintu 4 USU, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan.
Kegiatan ini diketuai oleh Zaid Perdana Nasution, S.T., M.T., Ph.D., dengan anggota tim Dr. Adri Huda, S.Si., dan Yasmine Anggia Sari, S.Si., M.T.
Peserta terdiri dari mahasiswa Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan FT USU, perangkat daerah Kelurahan Padang Bulan, masyarakat sekitar, serta penggiat lingkungan.
Acara diawali dengan pembukaan oleh pembawa acara, kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi pertama oleh Yasmine Anggia Sari mengenai pengelolaan sampah. Dalam pemaparannya, ia menekankan pentingnya melihat sampah sebagai sumber daya. “Sampah bukan akhir, tapi sumber daya baru,” ujarnya.
Materi kedua disampaikan oleh Zaid Perdana Nasution yang membahas pengolahan sampah organik dengan larva Black Soldier Fly (BSF). Ia mengungkapkan potensi besar pengolahan sampah organik untuk mengurangi timbulan sampah kota. “50-60% sampah perkotaan dapat menjadi pakan larva maggot BSF,” jelasnya.
Selanjutnya, peserta mendapat materi tentang pengelolaan Bank Sampah yang dibawakan oleh Armawati, pendiri Bank Sampah Induk (BSI) Sicanang Belawan.

Program Pengabdian kepada Masyarakat Talenta dengan tema Kebermanfaatan Lingkungan 2025 melaksanakan kegiatan pelatihan persiapan pembentukan Bank Sampah, Kamis (18/9/2025). Waspada.id/ist
Singkatnya, bank sampah merupakan fasilitas pengelolaan sampah yang menerapkan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) sebagai sarana edukasi, perubahan perilaku, dan pelaksanaan ekonomi sirkular.
Bank sampah dapat dibentuk dan dikelola oleh masyarakat, badan usaha, dan/atau pemerintah daerah.
Dalam pemaparan materinya, ia, Bu Arma, menjelaskan bahwa dalam sistem bank sampah, setiap jenis sampah dipilah berdasarkan kategori dengan nilai ekonomi yang berbeda-beda, dihitung per satuan massa.
Para nasabah atau penyetor sampah harus mengenali jenis sampah ketika menyetorkan, sebab nilai jual tutup botol plastik berbeda dengan botol plastik, begitu pula dengan jenis sampah lain.
“Dengan manajemen yang baik, konsisten, dan berkelanjutan, bank sampah dapat mendatangkan rezeki sembari menjaga lingkungan sekitar kita dengan mengelola sampah yang telah kita hasilkan,” tuturnya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat bersama mahasiswa dan perangkat daerah dapat bersinergi dalam mempersiapkan pembentukan Bank Sampah USU.
Bank sampah ini diharapkan menjadi wadah edukasi, pemberdayaan, serta solusi nyata dalam menjaga kebersihan lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.(id23/rel)