Scroll Untuk Membaca

Medan

Vaksinasi Dan Isolasi: Strategi RSU Haji Medan Redam Penyebaran Campak

Vaksinasi Dan Isolasi: Strategi RSU Haji Medan Redam Penyebaran Campak
Ilustrasi campak
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada.id): Direktur Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Medan, Sri Suriani Purnamawati mengungkapkan bahwa sejak Januari hingga Juni 2025, pihaknya telah menangani sebanyak 28 pasien penderita morbili atau campak.

Penyakit infeksi virus yang sangat menular ini dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama pada anak-anak dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Menurut Dirut, RSU Haji Medan menerapkan standar penanganan komprehensif bagi pasien campak yang menjalani rawat inap, mulai dari pencegahan penularan hingga pengawasan risiko komplikasi.

Dijelaskannya penanganan pasien dimulai dengan isolasi untuk mencegah penyebaran virus, dilanjutkan dengan pemberian cairan untuk mencegah dehidrasi, pemberian obat untuk mengurangi gejala seperti demam, batuk, dan pilek, serta pemeriksaan laboratorium guna memantau kondisi dan mendeteksi komplikasi.

Selain itu, pasien juga mendapatkan pengobatan suportif seperti obat demam dan obat batuk, pengawasan ketat terhadap komplikasi seperti pneumonia atau ensefalitis, serta pemberian vitamin A untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan mengurangi risiko komplikasi.

RSU Haji Medan katanya juga menetapkan pasien campak dirawat inap apabila mengalami gejala berat seperti demam tinggi, batuk parah, atau sesak napas; memiliki komplikasi; menderita penyakit penyerta yang memperburuk gejala; atau pasien hamil yang terinfeksi untuk memantau kesehatan ibu dan janin.

Ia juga menegaskan bahwa vaksinasi adalah langkah pencegahan utama. “Selain vaksinasi, pasien yang terinfeksi harus diisolasi dan menggunakan masker untuk mencegah penularan,” ujarnya saat dikonfirmasi Waspada pada Senin (11/7).

Dengan penerapan prosedur medis yang terstandar, RSU Haji Medan sebutnya berkomitmen memastikan setiap pasien mendapatkan perawatan optimal sekaligus menekan angka penyebaran campak di masyarakat.

Sementara itu, Humas RSUP H. Adam Malik Medan, Rosario Dorothy, menyampaikan bahwa kasus campak umumnya tidak dirujuk ke rumah sakit tipe A seperti Adam Malik, karena dapat ditangani di fasilitas kesehatan tingkat pertama maupun rumah sakit tipe B dan C.

Kendati demikian sebutnya ada beberapa pasien yang mereka tangani yang masuk ke rumah sakit tersebut.

“Di kami, sepanjang 2025 hanya tercatat 10 pasien campak, terdiri dari 4 pasien rawat jalan dan 6 pasien rawat inap. Jumlahnya memang tidak banyak karena RSUP Adam Malik adalah rumah sakit tipe A,” ujarnya, Senin (11/8). (id20)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE