MEDAN (Waspada.id): Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, menerima buku Disertasi Strategi Integratif Artificial Intelligence: Optimalisasi Operasional untuk Pelayanan Prima ditulis drg. Tina Arriani, M.Kes., Ph.D., CPPS., CHMC, dan membuka ruang diskusi yang konstruktif.
Wali Kota juga komitmen terhadap inovasi pelayanan publik dan transformasi digital sebab menjadi inspirasi bagi banyak pihak.
Dalam keterangannya, drg. Tina Arriani, M.Kes., Ph.D., CPPS., CHMC, pada Kamis (30/10) menyebutkan latar belakang buku ini lahir dari keprihatinan terhadap tantangan operasional di sektor kesehatan, seperti ketidakefisienan sistem, keterbatasan sumber daya manusia, dan rendahnya kepuasan pasien.
Dengan pendekatan interdisipliner, buku ini menawarkan solusi berbasis kecerdasan buatan (AI) yang terintegrasi dalam sistem pelayanan kesehatan.
Konsep Utama
Integrasi AI dalam Operasional Kesehatan,menjelaskan bagaimana teknologi AI dapat diterapkan dalam proses registrasi, triase, diagnosis, manajemen data medis, dan pengambilan keputusan klinis.
Dalam era transformasi digital, integrasi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) menjadi elemen strategis dalam upaya optimalisasi operasional layanan kesehatan. AI tidak hanya berperan sebagai alat bantu teknologis, tetapi sebagai katalisator perubahan sistemik yang mampu meningkatkan efisiensi, akurasi, dan kualitas pelayanan secara menyeluruh meliputi:
- Registrasi Pasien: Otomatisasi dan Personalisasi
Proses registrasi yang selama ini memakan waktu dapat disederhanakan melalui sistem AI berbasis Natural Language Processing (NLP) dan Computer Vision. Pasien dapat melakukan pendaftaran mandiri melalui kios digital atau aplikasi mobile yang mengenali identitas melalui biometrik atau dokumen digital. AI juga mampu mengidentifikasi riwayat kunjungan dan preferensi pasien, sehingga proses registrasi menjadi lebih cepat, akurat, dan personal. - Triase Cerdas: Prioritasi Berdasarkan Risiko Klinis
Dalam situasi gawat darurat atau pelayanan primer, AI dapat digunakan untuk melakukan triase berbasis algoritma prediktif. Dengan menganalisis gejala yang dilaporkan pasien, riwayat medis, dan parameter vital yang diinput melalui perangkat wearable atau sensor, sistem AI dapat mengklasifikasikan tingkat urgensi dan mengarahkan pasien ke jalur pelayanan yang sesuai. Hal ini mengurangi beban tenaga kesehatan dan mempercepat penanganan kasus kritis. - Diagnosis Berbasis Data: Akurasi dan Deteksi Dini
Dalam era transformasi digital kesehatan, kecerdasan buatan (AI) telah menjadi komponen krusial dalam meningkatkan akurasi dan efisiensi diagnosis medis. Dengan kemampuan untuk menganalisis data dalam skala besar—mulai dari citra radiologi, hasil laboratorium, hingga rekam medis elektronik—AI menghadirkan pendekatan baru yang lebih presisi dan responsif terhadap kebutuhan klinis.Melalui teknik machine learning dan deep learning, sistem AI dilatih untuk mengenali pola-pola kompleks yang sering kali luput dari pengamatan manusia. Misalnya, dalam analisis citra radiologi seperti MRI atau CT scan, AI dapat mendeteksi kelainan mikroskopis yang menjadi indikasi awal penyakit seperti kanker, stroke, atau gangguan neurologis. Deteksi dini ini memungkinkan intervensi yang lebih cepat dan berpotensi menyelamatkan nyawa pasien.
“Semoga buku ini dapat menjadi bagian dari upaya kolektif kita dalam membangun ekosistem pelayanan publik yang adaptif, cerdas, dan berkeadilan,” pungkas Tina.(id18)













