Medan

Zeira Salim Ritonga Imbau Warga Waspadai Jalur Rawan Longsor Di Sumut

Zeira Salim Ritonga Imbau Warga Waspadai Jalur Rawan Longsor Di Sumut
Anggota DPRD Sumatera Utara (Sumut) dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Zeira Salim Ritonga. Waspada.id/ist
Kecil Besar
14px

#Pemerintah Diminta Perkuat Antisipasi

MEDAN (Waspada.id): Anggota DPRD Sumatera Utara (Sumut) dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Zeira Salim Ritonga, mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan saat melintasi jalur-jalur rawan longsor dan banjir di Sumut, terutama di tengah musim penghujan serta kondisi pascabencana yang masih menyisakan kerusakan infrastruktur di sejumlah wilayah.

Kepada Waspada di Medan, Selasa (23/12), Zeira menegaskan bahwa hingga kini masih terdapat sejumlah titik jalan yang mengalami kerusakan akibat longsor dan belum sepenuhnya aman untuk dilalui. Salah satu jalur yang menjadi sorotan adalah jalan lintas Tapanuli Utara (Taput) menuju Tapanuli Tengah (Tapteng) yang sebelumnya sempat terputus dan kini dinilai masih berisiko tinggi bagi keselamatan pengguna jalan.

“Jangan menganggap persoalan ini sudah selesai. Pascabencana, banyak ruas jalan yang terlihat bisa dilalui, tetapi secara teknis masih rawan dan berbahaya,” ujar Zeira.

Menurutnya, tingginya intensitas hujan yang terjadi hampir merata di wilayah Sumut meningkatkan potensi longsor susulan dan banjir. Kondisi ini dapat menyebabkan material tanah dan bebatuan kembali menutup badan jalan secara tiba-tiba, sehingga membahayakan pengendara, khususnya kendaraan roda dua dan angkutan umum.

Selain kawasan Tapanuli, ruas jalan Medan–Berastagi juga menjadi perhatian serius DPRD Sumut. Jalur tersebut kerap dilanda longsor dan pohon tumbang, terutama di kawasan Sembahe, Sibolangit, hingga KM 55–56, yang selama ini dikenal sebagai daerah rawan bencana saat musim hujan.

“Setiap musim hujan, persoalan di jalur Medan–Berastagi selalu berulang. Longsor dan pohon tumbang hampir menjadi kejadian rutin. Ini tidak bisa dibiarkan tanpa penanganan yang serius dan berkelanjutan,” tegasnya.

Zeira menilai, situasi ini harus menjadi perhatian semua pihak, tidak hanya pemerintah tetapi juga masyarakat. Ia mengimbau warga agar aktif mengikuti informasi dan pembaruan kondisi cuaca dari sumber resmi serta memperhatikan peringatan dini yang dikeluarkan oleh pihak berwenang.

“Kalau kondisi cuaca tidak memungkinkan, sebaiknya keberangkatan ditunda. Jangan memaksakan diri karena risikonya sangat besar,” katanya.

Lebih lanjut, Zeira meminta pemerintah provinsi melalui dinas terkait agar meningkatkan koordinasi dengan pemerintah daerah setempat dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam memantau cuaca, potensi bencana, serta kondisi jalan.

Ia juga menekankan pentingnya penyediaan, pengawasan, dan pemantauan jalur alternatif bagi masyarakat, khususnya di daerah yang kerap terdampak longsor dan banjir. Jalur alternatif, menurutnya, harus dipastikan benar-benar aman dan tidak menimbulkan risiko baru.

“Kalau ada jalur alternatif, itu juga harus dipantau secara berkala. Jangan sampai jalur pengganti justru berpotensi longsor dan banjir, sehingga membahayakan masyarakat,” pungkasnya. (id06)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE