Mataram (ANTARA) – Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, program Makan Bergizi Gratis (MBG) diharapkan menjadi salah satu strategi nyata untuk menurunkan angka stunting di kota itu.”Hal itu sejalan dengan target 5 persen Pemerintah Kota Mataram pada akhir tahun 2025,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram Emirald Isfihan di Mataram, Senin.Pernyataan itu disampaikan usai kegiatan rapat koordinasi (rakor) Pemkot Mataram bersama Korwil Satuan Pelaksana Pemenuhan Gizi (SPPG), Kepala SPPG, dan BPOM Mataram.
Kegiatan tersebut sebagai bentuk komitmen kuat dalam mendukung dan mensukseskan Program Makan Bergizi Gratis (MBG), program prioritas Presiden Republik Indonesia.
Ia mengatakan, dengan sasaran 10 persen MBG dari kelompok 3B (balita, ibu hamil, dan ibu menyusui), diharapkan mampu memberikan dampak signifikan terhadap perbaikan status gizi dan peningkatan kualitas generasi masa depan di Kota Mataram.”Melalui MBG, bersama kita wujudkan Mataram sehat, bergizi, dan bebas stunting,” katanya.Menurutnya, berdasarkan e-PPGBM (elektronik pencatatan pelaporan gizi berbasis masyarakat) terakhir bulan Juni, angka stunting di Kota Mataram sebesar 6,7 persen atau 1.514 kasus.
Angka kasus stunting di Kota Mataram sebesar 6,7 persen itu, sudah mengalami penurunan dari angka sebelumnya 7,6 persen atau sekitar 1.900 kasus balita stunting.
Untuk mencapai target angka stunting 5 persen tahun 2025, katanya, upaya konvergensi dinilai penting dan mendasar sebab kasus stunting dipicu banyak faktor, bukan hanya masalah kurang asupan dan kesehatan melainkan juga faktor ekonomi, pola asuh, dan lingkungan.Karena itu, penanganan stunting perlu dilakukan secara konvergensi dengan pendekatan mencakup intervensi gizi spesifik dan sensitif, serta partisipasi aktif dari berbagai pihak untuk memastikan program gizi dapat diakses secara efektif oleh keluarga sasaran.”Untuk mencapai target stunting 5 persen, perlu dilakukan memperkuat konvergensi dengan berbagai pihak,” katanya. (Antara)


















