JAKARTA (Waspada.id): Peringatan Hari Jadi ke-20 Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) Buddha, Kementerian Agama, tidak sekadar menjadi momen seremonial, tetapi juga ajang refleksi dan penguatan arah pelayanan keagamaan. Dengan mengusung semangat “Terus Tumbuh, Terus Berkarya”, Ditjen Bimas Buddha meneguhkan komitmen untuk terus meningkatkan kualitas pembinaan dan pemberdayaan masyarakat Buddhis di Indonesia.
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, Kementerian Agama, memperingati Hari Jadi ke-20 dengan mengusung semangat “Terus Tumbuh, Terus Berkarya.” Selama dua dekade perjalanannya, Ditjen Bimas Buddha terus menunjukkan komitmen dalam memberikan pelayanan terbaik kepada umat Buddha serta menghadirkan dampak nyata bagi masyarakat melalui berbagai program pembinaan dan pemberdayaan.
Dirjen Bimas Buddha Supriyadi menegaskan bahwa momentum dua dekade ini menjadi saat yang tepat untuk meneguhkan kembali semangat pengabdian dan pelayanan kepada umat.
“Dua puluh tahun adalah waktu yang cukup untuk menilai sejauh mana kiprah Ditjen Bimas Buddha berkontribusi bagi kehidupan beragama dan kebangsaan. Kini saatnya kita memperkuat kolaborasi, memperluas pelayanan, dan memperdalam pembinaan agar umat Buddha Indonesia semakin berdaya dan berkarakter,” ujar Supriyadi.
Sebagai ungkapan rasa syukur dan refleksi atas perjalanan pengabdian dalam pelayanan keagamaan Buddha di Indonesia, peringatan Hari Jadi ke-20 Ditjen Bimas Buddha diisi dengan kegiatan Talk Show “Peringatan Hari Jadi ke-20 Ditjen Bimas Buddha.” Kegiatan ini menjadi momentum untuk meninjau kembali capaian, tantangan, dan arah pengembangan Ditjen Bimas Buddha di masa mendatang.
Dua dekade pengabdian Ditjen Bimas Buddha berlandaskan pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2005 tanggal 14 Oktober 2005 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia, serta Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006 tanggal 24 Januari 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama Republik Indonesia, yang secara resmi menetapkan keberadaan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha di lingkungan Kementerian Agama.
Talk Show “Peringatan Hari Jadi ke-20 Ditjen Bimas Buddha” menghadirkan narasumber dari kalangan pejabat Kementerian Agama, akademisi, dan tokoh Buddhis nasional, serta diikuti oleh pejabat dan pegawai Ditjen Bimas Buddha, perwakilan lembaga pendidikan keagamaan Buddha, dan organisasi keagamaan Buddha di Indonesia. Melalui kegiatan ini, diharapkan terjalin semangat bersama untuk terus memperkuat pelayanan umat dan memperkokoh peran Ditjen Bimas Buddha dalam mewujudkan masyarakat Buddhis Indonesia yang mandiri, berkarakter, dan berdaya saing.
Hadir dalam acara Ketua Umum PP Organisasi Keagamaan Buddha (Majelis/Lembaga Wanita/Pemuda), Rektor Institut Nalanda, Ketua Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri dan swasta, Ketua Umum PERGABI Jabodetabek dan Banten, Ketua Umum PPABDI, Jabodetabek dan Banten, Ketua Dharma Wanita Persatuan Ditjen Bimas Buddha, Pembimas dan Penyelenggara Wilayah DKI Jakarta, Jabar dan Banten, Mahasiswa pada Sekolah Tinggi Keagamaan Buddha Negeri dan Swasta.
Supriyadi juga menambahkan, refleksi dua dekade perjalanan Ditjen Bimas Buddha menjadi pijakan untuk memperkuat sinergi antar elemen umat dan memperluas jangkauan pembinaan di seluruh daerah.
“Kita ingin memastikan bahwa pelayanan keagamaan tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga membawa nilai spiritual, moral, dan sosial yang memberi manfaat bagi masyarakat luas,” jelasnya.
Selain keagamaan, layanan pendidikan keagamaan juga terus ditingkatkan.Bahkan, lanjut Supriyadi, dalam waktu dekat akan ada perubahan dua kampus negeri yakni STABN Sriwijaya (Tangerang), STABN Raden Wijaya (Wonogiri) menjadi Institut Agama Buddha Negeri (IABN) Sriwijaya dan IABN Raden Wijaya.
Peringatan dua dekade Ditjen Bimas Buddha ini menjadi momen penting untuk memperkuat kolaborasi lintas lembaga, baik pemerintah, perguruan tinggi, maupun organisasi keagamaan, dalam membangun umat Buddha yang berdaya dan berkontribusi bagi bangsa. Dengan refleksi atas capaian dan tantangan selama 20 tahun, Ditjen Bimas Buddha diharapkan mampu terus menumbuhkan inovasi dalam pelayanan keagamaan, sejalan dengan visi Kementerian Agama dalam menciptakan kehidupan beragama yang harmonis dan berkeadilan.(id11)