JAKARTA (Waspada): Survei terhadap Operasi Ketupat 2023, 89,5 persen warga pemudik Lebaran merasa puas terhadap pelaksanaan layanan Kepolisian atau Pemerintah pada musim Lebaran Idul Fitri 1444 H.
Hasil survei juga mencatat 82,2 persen masyarakat setuju dengan kebijakan one way mudik lebaran 2023.
“Survei ini dilakukan Survei Indikator dari tanggal 30 April sampai 6 Mei kemarin,” ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen. Pol. Dr. Ahmad Ramadhan, S.H., M.H., M.Si dalam diskusi Dialektika Demokrasi dengan tema “Evaluasi Mudik 2023” di Media Center DPR RI, Jakarta, Selasa, (16/5/2023).
Ahmad Ramadhan menjelaskan, pihaknya perlu menyampaikan hasil survei terkait dengan kepuasan warga pemudik lebaran terhadap pelaksanaan mudik lebaran 2023.
“Tentu di dalamnya ada Kepolisian,TNI, Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR, Jasa Marga dan stakeholder lainnya,”ujar Ramadhan.
Hasil survei yang berhasil itu menurut dia, bukan membuat pihaknya terlena.
“Apapun hasil survei yang dilakukan merupakan suara masyarakat. Ataukah itu kritikan, tentu akan menjadi bahan evaluasi dan masukan yang sangat berharga.
Kepolisian Republik Indonesia (Polri) pada pelaksanaan arus mudik dan balik Lebaran tahun ini dengan sandi Operasi Ketupat 2023.
“Dalam melaksanakan pengamanan kegiatan pengamanan Idul Fitri, kami menggelar operasi dengan sandi operasi Ketupat 2023, melibatkan 148 ribu lebih personel, dengan menempati pos 2787 dengan rinciannya 1857 pos PAM, 713 pos pelayanan dan 217 pos terpadu. Pos-pos ini tersebar di jalur-jalur yang menjadi objek pengamanan, “urainya.
Selain pengaturan lalu lintas jalan,tambahnya, tentu ada penanganan kecelakaan lalu lintas, kemudian pengaturan itu ada kebijakan pemberlakuan one way dan contraflow yang diterapkan secara situasional.
“Pengamanan di tempat-tempat seperti bandara, pelabuhan dan juga rest area, juga tentu ada pengamanan di tempat ibadah, tempat wisata.Berikutnya masyarakat kita berbondong-bondong mengunjungi tempat-tempat wisata,”kata Ramadhan.
Angka kecelakaan lalu lintas selama musim mudik lebaran lalu ada 5.894 kasus dan menimbulkan korban jiwa 726.
“Kita tidak tutup-tutupi supaya masyarakat mengerti, masyarakat ingin mudik, kita sudah mengingatkan dan tahun ini juga sepanjang pelaksanaan Operasi Ketupat ada 726 korban jiwa. Tetapi kalau kita bandingkan dengan tahun lalu terjadi penurunan, di mana tahun lalu kecelakaan lalu lintas itu ada 7.633 kasus dengan korban jiwa 1.121,”ungkapnya.
Menurut dia, keberhasilan pengamanan Operasi Ketupat atau pengamanan mudik ini kuncinya adalah sinergitas dan soliditas aparat di lapangan.
Sinergitas aparat Kepolisian, TNI, kemudian PUPR, Perhubungan, Jasa Marga kita bergandengan tangan untuk melayani masyarakat,”ucap Ramadhan.
Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra Kamrussamad menilai, sekalipun adanya penurunan tingkat kecelakaaan dan korban jiwa dalam musim mudik Lebaran, menurun tetapi tetap masih menjadi pekerjaan rumah (PR) yang harus dibuatkan simulasinya ke depan.
Simulasinya menurut Kamrussamad, perlunya sosialisasi dan edukasi yang harus jauh sebelum mudik itu sendiri dilakukan, karena kita sudah bisa memantau sumber-sumber masyarakat yang akan mudik.
Sosialisasi dan edukasi literasi, Polri Kemenhub dan seluruh yang terlibat harus diberikan anggaran supaya mereka lebih awal mensosialoisasikan tentang opsi jalur-jalur yang diberikan.
“Bukan minus seminggu sebelum Ramadhan atau minggu terakhir sebelum Idul Fitri, supaya hal ini bisa dilakukan 6 bulan sebelumnya, sehingga ke depan akan ada mitigasi resiko yang bisa dilakukan oleh para pemudik, katanya.
Selain itu, mudik Lebaran yang berdampak pada ekonomi, Kamrussamad melihat belum dilibatkannya Kementerian UMKM, Koperasi, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
“Harusnya dua kementerian ini proaktif, mendorong UMKMsebab sudah tahu setiap tahun, pemudik sumbernya mayoritas dari Jabotabek, tujuannya juga sudah tahu, kabupaten mana saja di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat. Demikian juga yang mudik ke Sumatera ke pulau Jawa, atau sebaliknya, ujarnya.
Produk-produk antar wilayah ini belum sepenuhnya terjadi karena merasa bahwa persoalan utama di mudik adalah jalur, padahal sebetulnya persoalan utama mudik yang bisa kita ambil adalah adanya perputaran ekonomi. Inilah yang saya ingin berikan catatan, pandangan bahwa seharusnya kementerian membidangi UMKM , koperas, ekonomi kreatif dan pariwisata dilibatkan ke depan dalam tim persiapan mudik, sehingga sirkulasi ekonomi dan produk kita betul-betul bisa menjadi bagian dari pada budaya mudik,”ujar Kamrussamad.(j04)