Scroll Untuk Membaca

Nusantara

Agustus 2025 Nilai Surplus Perdagangan Indonesia Capai US$5,49 Miliar

Agustus 2025 Nilai Surplus Perdagangan Indonesia Capai US$5,49 Miliar
perdagangan/ist
Kecil Besar
14px

JAKARTA (Waspada.id): Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada bulan Agustus 2025 nilai surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai US$5,49 miliar. Surplus ini didapat dari ekspor sebesar US$24,96 miliar dan impor US$19,43 miliar.

“Posisi ekspor masih lebih tinggi dibandingkan impor pada Agustus 2025. Ini adalah surplus 64 bulan beruntun sejak tahun 2020. Surplus Agustus ini ditopang oleh surplus nonmigas sebesar US$ 7,15 miliar,” kata Deputi Bidang Statistik Produksi M. Habibullah dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (1/10/2025).

Konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan neraca dagang Agustus 2025 masih akan mencatat surplus sebesar US$4,8 miliar di Agustus, naik dari periode Juli yang sebesar US$4,1 miliar.

Nilai ekspor Indonesia pada Agustus 2025 mencapai US$24,96 miliar, atau naik 5,78 persen dibandingkan Agustus 2024 sebesar US$23,60 miliar. Nilai ekspor mengalami kenaikan secara tahunan, utamanya didorong oleh peningkatan nilai ekspor nonmigas.

Adapun nilai impor Indonesia pada Agustus 2025 mencapai US$19,47 miliar, atau turun 6,56 persen dibandingkan Agustus 2024 sebesar US$20,84 miliar. Total nilai impor mengalami penurunan secara tahunan utamanya didorong oleh penurunan impor nonmigas.

September Inflasi 0,21 Persen

Sementara di bulan September 2025, BPS mencatat Indonesia mengalami inflasi sebesar 0,21 persen secara month to month (mtm). Angka tersebut meningkat dibandingkan Agustus 2025 yang mengalami deflasi sebesar 0,08 persen (mtm).

Secara tahunan atau year on year (yoy), inflasi Indonesia pada September 2025 mencapai 2,65 persen. Sedangkan secara tahun berjalan atau year to date (ytd), inflasi mencapai 1,82 persen.

“September 2025 mengalami inflasi setelah sebelumnya deflasi pada Agustus 2025. Penyumbang utama inflasi September 2025 secara mtm adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau,” ungkap M. Habibullah.

Kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil inflasi pada September 2025 sebesar 0,11 persen. Beberapa komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok tersebut yakni cabai merah, daging ayam ras, dan cabai hijau.

“Inflasi ketiga komoditas tersebut memiliki pola berbeda jika dibandingkan bulan yang sama tahun lalu, di mana pada September 2024 ketiga komoditas itu mengalami deflasi,” jelasnya.

Habibullah mengatakan, komoditas beras yang biasanya menjadi penyumbang utama inflas, pada September 2025 justru tercatat mengalami deflasi. Deflasi beras secara bulanan di September merupakan yang kedua pada 2025, setelah sebelumnya terjadi pada April 2025. (Id88)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE