JAKARTA (Waspada): Para politisi anggota fraksi di DPR RI sepakat menciptakan suasana damai pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Pernyataan itu tercermin dalam diskusi Dialektika Demokrasi ‘Safari Elite Politik dan Pesan Damai Pemilu 2024’ yang disampaikan anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra Budisatrio Djiwandono, anggota DPR RI Fraksi PKS Johan Rosihan, anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu dan, Jubir DPP PAN Viva Yoga Mauladi di Media Center DPR RI, Komplek Senayan, Jakarta, Kamis (16/2/2023).
Budisatrio mengatakan, pengkotak-kotakan masyarakat harus dihindari.
“Saya dari Partai Gerindra memandang hal itu suatu yang patut kita hindari,”ujarnya.
Dia dan Partai Gerindra mengajak peserta Pemilu 2024 melakukan kampanye yang sejuk, damai dan menghindari pengotak-kotakan masyarakat.
Bagi partainya, untuk kampanye mendatang fokus pada hal-hal kedaulatan pangan, sandang air, sumber daya manusia, pendidikan, kesehatan dan lapangan kerja.
“Ini yang ingin kami coba bangun kematangan gagasan dan ide – ide. Itulah komitmen kami. Saya sepakat ada baiknya semua pasangan calon terlihat dari awal, tapi inilah dinamika yang ada disemua parpol. Sistem demokrasi kita belum sempurna tapi kita menuju untuk menjadi contoh yang baik bagi dunia,”ungkapnya.
Menurut dia, kita tidak tahu kalau di pilpres nanti ada dua calon tiga calon, bahkan calon.
“Kita enggak tahu nanti seperti apa, tapi intinya kita berkompetisi secara damai, secara sejuk, kita beradu gagasan, solusi yang konkret. Banyak sekali permasalahan yang rakyat hadapi sampai sekarang,”ujarnya.
Anggota DPR RI Fraksi PKS Johan Rosihan menyatakan, secara prinsip proses pemilu tidak boleh merusak kesatuan Indonesia.
“Isu yang menjadi dominasi keluhan masyarakat adalah masalah kebutuhan ekonomi. Soal Sara tidak masuk hal besar, karena isu sara sudah enggak laku. Fakta itu merupakan survey dari PKS,”ungkap Johan.
Untuk itu tambahnya, bagaimana supaya kita bersama sama menjaga konstitusi.
“Tugas kita kembali ke konstitusi. Tindakan politik PKS sudah menggugat electoral threshold (ambang batas), 20 persen walaupun kalah di MK. Kita tetap membuka ruang diskusi kepada partai lain. Jangan mengkritik kami berpolitik identitas. Soal sara dalam survey kami cuma 0,1 persen. Kami sudah mengkajinya. Menghadai Pemilu 2024
kami sudah siapkan gagasan soal ekonomi kesatuan,” ungkap Johan Rosihan.
Anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu menyatakan, prinsip PDI Perjuangan adalah gotong royong. Meskipun PDI Perjuangan sudah memiliki boardingpas untuk mencalonkan presiden tetapi PDI Perjuangan selalu mengedepankan aspek kebersamaan, aspek gotong royong.
“Kita masih berjalan terus komunikasi penjajakan-penjajakan untuk melakukan kerjasama. Namun belum bicara calon presiden, bukan bicara siapa orangnya dulu, tapi bicara tentang kesamaan frekuensinya dulu, baik ideologi, program dan lain-lain, baru nanti bicara siapa, dengan siapa. Harapan-harapan ini bisa dijalankan begitu,”kata Masinton.
Jubir DPP PAN Viva Yoga Mauladi mengatakan, Pemilu damai memang menjadi idaman semua orang. Bercermin pemilu yang lalu fakta menunjukkan perbedaan masalah sara yang menurut dia, sampai sekarang belum hilang.
Masalah yang juga seperti ujaran kebencian mendeskreditkan figur tertentu.
“Suasana semacam itu menjadi fakta yang secara digital terjadi di ditingkat akar rumput. Padahal Pemilu menjadi sebagian untuk mencerdaskan politik masyarakat,”ujarnya.(j04)