JAKARTA (Waspada): Calon Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menyoroti proses pembangunan infrastruktur yang tidak memikirkan dampaknya bagi masyarakat.
Anies menyampaikan ini saat menjawab pertanyaan soal kebijakan investasi yang berpotensi tidak memberi hasil setimpal di daerah dalam acara Sarasehan DPD RI, di Jakarta, Jumat (2/2).
Anies mencontohkan pembangunan Jalan Tol Trans Jawa, menurut dia, pembangunan tol itu sangat bagus, tapi juga perlu dilakukan sambil memikirkan solusi bagi warga yang tinggal di Jalur Pantura.
“Membangun jalan bebas hambatan dari barat sampai ke timur, bagus, bagus, nggak ada pertanyaan soal itu. Itu dibutuhkan supaya sistem logistik kita bisa berjalan dengan efisien, tapi kita melupakan prinsip strategi bagi kawasan Pantura,” kata Anies dalam paparannya.
“Ini exitnya bagaimana mereka, yang kita kerjakan dilupakan begitu saja pokoknya bangun jalan tol, panturanya mati ya mohon maaf ada perubahan,” sambungnya.
Menurut Anies, tidak adanya solusi atas dampak akhir dari suatu pembangunan baru bisa mematikan perekonomian masyarakat di Kawasan Pantura. Dia menyebut saat ini banyak hotel, bengkel hingga rumah makan yang tutup pasca pembangunan tol Trans Jawa. Padahal, situasi yang mematikan ekonomi masyarakat di Pantura seharusnya bisa diantisipasi sebelum pembangunan Tol Trans Jawa.
Dalam bagian lain Anies Baswedan mengatakan negara tidak dalam kapasitas berdagang dengan rakyatnya.
Menurut Anies, negara adalah tempat bagi masyarakat mendapat kesetaraan kesempatan sekaligus masa depan yang baik. Anies mencontohkan saat pembangunan di Kepulauan Seribu yang memakan banyak biaya.
“Kalau ditanya apakah biaya yang dikeluarkan banyak? Banyak. Tapi negara itu tidak berdagang dengan rakyat. Jadi tidak ada untung dan rugi bagi negara. Enggak ada. Enggak bisa negara merugi kalau kita bikin, penduduknya cuma sedikit. Negara kok berbisnis dengan rakyat. Tidak,” kata Anies.
Pernyataan itu disampaikannya menjawab pertanyaan senator asal Maluku, Letnan Jenderal TNI (Purn) Nono Sampono soal upaya meningkatkan potensi kelautan dan mengatasi kesenjangan di wilayah kepulauan. Anies mengakui, memang kondisi wilayah kepulauan di Tanah Air, seperti Tanimbar, Maluku masih memprihatinkan.
Anies lantas mencontohkan pencapaiannya saat membangun Kepulauan Seribu ketika menjabat Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.
Dia menyebut pernah melakukan reformasi diantaranya membangun pasar induk, sehingga warga setempat tak perlu berbelanja jauh ke lapangan.
Menjawab pertanyaan Wakil Ketua I DPD RI, Anies menyebut akan membangun kepulauan dengan konsep kepulauan.
“Antara daratan dan kepulauan, tentu harus ada perlakuan berbeda. Negara harus berani berinvestasi terhadap hal itu. Sebab, negara tidak berdagang dengan rakyat. Tidak ada untung rugi antara negara-rakyat.
Selanjutnya, menjawab pertanyaan Wakil Ketua II DPD RI, Anies menyebut kita harus memperbaiki dari akarnya. “Gejalanya yang nampak, mana anggaran beban daerah dan mana beban pusat. Itulah pentingnya agar kita mengoreksi kembali postur anggaran dan programnya,” demikian Anies.
Sebelum itu dalam paparannya, Anies mengulas visi misi yang diusungnya, yakni Indonesia Adil Makmur untuk Semua. Saat ini, kata Anies, kita menyaksikan dalam perjalanan Republik ini, terjadi ketidaksetaraan pembangunan.(j04)











