JAKARTA, (Waspada): Berdasarkan laporan Bank Dunia (World Bank), pertumbuhan sektor ritel di Indonesia sejak 2002 rata-rata lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional.
“Komponen annual growth sektor retail adalah 12 persen,” kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta, di kutip Kamis (29/8/2024).
Dia mengatakan bahwa kualitas mal di Indonesia, khususnya di Jakarta, lebih baik dibandingkan dengan mal di banyak negara lain, bahkan Amerika Serikat.
“Kita tahu kalau mal di Indonesia khususnya Jakarta lebih baik dari berbagai mall global, termasuk di San Francisco,” tuturnya.
Selain itu, pertumbuhan industri ritel di Jakarta juga sangat signifikan. Meskipun belum 100% akibat dampak Covid-19.
“Saya ingin menyampaikan bahwa retail di Jakarta ini memiliki omzet yang besar, yaitu Rp 700 triliun. Jadi, ini adalah sebuah angka yang sangat besar,” katanya.
Pesatnya industri ritel di Jakarta berdampak signifikan terhadap pendapatan per kapita kota tersebut, yang mencapai 20.000 dollar AS per tahun.
“Hal ini juga perlu dicontoh oleh kota-kota besar lainnya di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi bisa dilihat dari jenis ritel yang ada di kota tersebut, termasuk keberadaan jumlah mini market,” tutur Airlangga.
Secara berkelanjutan, pemerintah terus mendorong pertumbuhan ekonomi, salah satunya melalui peningkatan kinerja sektor ritel.
Langkah ini diambil mengingat konsumsi rumah tangga berkontribusi 54,53 persen terhadap pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2024.
“Kita harus bisa lebih tinggi dari 5 persen. Salah satu caranya tentu dengan meningkatkan produktivitas dan inovasi, serta memaksimalkan kontribusi dari konsumsi rumah tangga yang mencapai 54 persen,” jelas Airlangga. (J03).