JAKARTA (Waspada): Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi meminta Kementerian Agama (Kemenag) untuk meningkatkan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan pihak maskapai penerbangan untuk meningkatkan On Time Performance (OTP) dan mempersiapkan rencana mitigasi, jika terjadi kembali kendala teknis pada penerbangan haji.
Permintaan ini disampaikan menyikapi terjadinya insiden terjadinya percikan api di pesawat Garuda Indonesia GA-1105 Boeing 747-400 saat menerbangkan jemaah calon haji Makassar.
“ Kita minta agar tidak terjadi lagi insiden yang dapat mengganggu keselamatan dan kenyamanan jemaah haji,” ujar Ashabul Kahfi dalam rapat dengar pendapat Komisi VIII DPR RI dengan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Dirut Garuda Indonesia serta Dirut Saudi Airlines membahas kesiapan pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji tahun 1445 H/2024 M, di Gedung Nusantara II DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (20/5/2024).
Sementara itu, anggota Komisi VIII DPR RI Abdul Wachid mengingatkan Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub dengan segenap jajaran stakeholder pengawas keselamatan penerbangan untuk tidak henti-hentinya melakukan check and recheck terhadap kesiapan penerbangan jemaah haji.
Belajar dari kejadian di Makassar, jangan sampai terulang kembali yang membuat keresahan daripada calon jemaah haji. Apalagi, pesawat Garuda Indonesia tersebut terindikasi sudah cukup lama.
“Saya ingat tahun 2001, saya naik pesawat itu. Jadi kami menyampaikan kepada Dirjen Perhubungan Udara dengan jajaran pengawasan keselamatan penerbangan untuk tidak hentinya memberikan check and recheck terhadap persiapan penerbangan tersebut. Ini sangat diperlukan, termasuk kasus pesawat Garuda di Madinah yang landing tidak bisa terbang kembali menurut informasi di media sosial ada kebocoran oli. Kami mohon jangan terulang kembali,” tandasnya.
Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan saat ini penyebab pasti terjadinya percikan api pada mesin pesawat pengangkut jemaah haji dari Makassar, karena masalah pada internal mesin Boeing 747-400 GA-1105 Garuda Indonesia.
Proses investigasi selanjutnya masih dalam proses pemeriksaan yang melibatkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Indonesia, KNKT Amerika, Boeing, serta Pratt & Whitney selaku produsen mesin pesawat tersebut.
Hingga kini, pesawat Boeing 747-400 itu masih belum laik terbang. Selama pesawat masih dalam pemeriksaan dan perbaikan, Garuda Indonesia menggunakan dua pesawat cadangan untuk menerbangkan calon jemaah haji dari Makassar.
Kedua pesawat tersebut, merupakan pesawat yang digunakan untuk penerbangan biasa. (J05)