JAKARTA (Waspada): Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyatakan,
seluruh jajaran Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP merasa puas dengan hasil debat calon presiden (capres) perdana.
Hal ini diungkapkannya saat partainya pada hari ini melakukan konsolidasi dengan jajaran pengurus DPC dan DPD seluruh Indonesia untuk mendengar masukan terkait pemenangan partai dan pasangan calon presiden (capres) Ganjar Pranowo dan calon wakil presiden (cawapres) Mahfud MD.
“Menyatakan rasa bangganya terhadap hasil debat yang pertama. Di mana disadari bahwa Indonesia menghadapi tantangan yang tidak ringan. Pandemi sepenuhnya belum diatasi khususnya terkait dengan persoalan ekonomi rakyat, kenaikan harga kebutuhan rakyat, biaya hidup yang semakin tinggi,” kata Hasto di kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro 58, Jakarta, Jumat (15/10/2023).
Hasto juga menyindir langkah Menteri Pertahanan yang juga capres Prabowo Subianto, masih fokus melakukan pengadaaan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista), ketimbang membantu menurunkan harga kenaikan bahan pokok.
“Di tengah-tengah biaya hidup yang semakin tinggi, kami sangat sedih ketika mendengar keterangan dari Bu Sri Mulyani (Menteri Keuangan) bahwa kenaikan harga-harga kebutuhan pokok rakyat justru dijawab oleh Bapak Prabowo selaku menteri pertahanan menambah pinjaman luar negeri hingga mencapai Rp386 triliun untuk beli Alutsista,” ungkap Hasto.
“Sementara perang yang kita hadapi adalah perang terhadap kemiskinan, kebodohan, ketidakadilan dan juga bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan kita,” imbuhnya.
Doktor Universitas Pertahanan ini mengingatkan, tantangan geopolitik global dengan adanya perang Rusia dan Ukraina saat ini, serta ketegangan di Timur Tengah, membuat krisis terhadap energi sampai pangan tak boleh dibiarkan begitu saja.
Sehingga dalam debat perdana Capres, terlihat bagaimana kualifikasi kepemimpinan Ganjar sungguh sangat teruji.
“Dengan sikap tenang penuh kedewasaan tanpa konflik, tanpa membuat pernyataan yang penuh kontroversial sebagaimana disampaikan calon-calon yang lain, Pak Ganjar mampu menunjukkan jati dirinya sebagai nahkoda yang penuh ketenangan, nakhoda yang mampu mengatasi krisis dan nakhoda Indonesia yang tidak emosional. Sehingga di dalam penguasaan panggung, Pak Ganjar juga menunjukkan kualifikasi kepemimpinan yang diharapkan oleh rakyat indonesia,” ungkap Hasto.
Menurut dia, bagaimana mungkin akan jadi nakhoda Indonesia kalau pemimpinnya tidak tenang.
“Kalau pemimpinnya mencoba memprovokasi yang lain, kalau pemimpinnya tidak mengedepankan dialog. Menjawab persoalan Papua misalnya, Pak Ganjar mampu menyampaikan suatu solusi yang sangat penting tentang pentingnya dialog. Tentang tidak boleh adanya kekerasan,” jelas Hasto.
“Maka seorang pemimpin tidak boleh punya rekam jejak pelanggaran HAM, yang mana itu bertentangan dengan prinsip-prinsip menjaga kehidupan itu,” sambungnya.
Hasto pun mengungkapkan, seluruh jajaran PDI Perjuangan, PPP, Perindo, Hanura, serta para relawan merasa puas bahwa Ganjar betul-betul menguasai panggung saat debat perdana.
“Mampu menampilkan kedewasaan, menyampaikan ide-ide dengan baik, dengan penuh ketenangan tanpa emosi,” katanya. (irw)












