Scroll Untuk Membaca

Nusantara

Desa Sukamakmur Jadi Binaan UT, Siap Maksimalkan Pemasaran Produk Lokal

Desa Sukamakmur Jadi Binaan UT, Siap Maksimalkan Pemasaran Produk Lokal
Kepala Desa Sukamakmur, Sri Widiarti (berkebaya ungu) saat menerima tim Pengabdian Masyarakat UT dalam program Desa Binaan, di Kantor Desa Sukamakmur, Kamis (26/6/2025).
Kecil Besar
14px

BOGOR (Waspada) Desa Sukamakmur di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menjadi satu dari 30 desa yang masuk dalam target kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Desa Binaan Universitas Terbuka (UT). Desa Sukamakmur mendapatkan pembinaan serta asistensi dari para mahasiswa dan dosen guna mengoptimalkan potensi sumber daya yang dimiliki.

Kepala Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Dr Heriani, S.IP., M.A mengatakan, kegiatan PkM Desa Binaan di Sukamakmur ini dilaksanakan oleh 4 Fakultas di bawah naungan Universitas Terbuka, yakni Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik (FHISIP), Fakultas Sains dan Teknologi (FST), dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).

“Kegiatan PkM akan berlangsung pada bulan Juli 2025 sampai dengan Oktober 2025. Kalau dinilai perlu, program ini akan diteruskan sampai 3 tahun lamanya,” ujar Heriani dalam pembukaan PkM di Balai Desa Sukamakmur, Kamis (26/6/2027).

Dalam kesempatan itu, Heriani didampingi Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Layanan Pembelajaran, dan Kerja Sama pada FKIP  Dr. Mukti Amini, M.Pd; Wakil Dekan Bidang Keuangan, Sumber Daya, dan Umum pada FHISIP  Yanti Hermawati, S.Sos.I., M.Si; Wakil Dekan III FST Prof. Dr. Dewi Juliah Ratnaningsih, S.Si., M.Si
serta  Kordinator PkM Desa Sukamakmur, Irmawaty dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Dari pihak desa binaan, hadir Kepala Desa Sukamakmur Sri Widiarti dan Direktur Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Sukamakmur, Mad Yusep Pudin serta sejumlah ibu-ibu kader penggerak PKK Desa Sukamakmur.

Dikatakan Heriani, kegiatan PkM ini bertujuan untuk memberikan kontribusi positif kepada msyarakat Desa Sukamakmur dengan berbagai kegiatan seperti pelatihan, penyuluhan, serta pemberdayaan ekonomi dengan cara membantu masyarakat mengembangkan potensi ekonomi di Desa Sukamakmur.

“Berbagai kegiatan pengabdian dilaksanakan sesuai bidang keahlian masing-masing fakultas,” imbuhnya.

Untuk FEB, program PkM yang akan dilakukan adalah Branding Air Minum Kemasan PAM Desa Bumdes Makmur Anugerah Lestari. Produk yang dihasilkan adalah Air minum kemasan sebagai produk lokal unggulan Desa Sukamakmur.

Untuk FKIP, program PkM yang dilakukan adalah Pemberdayaan Parenting Positif pada orang tua, guru,dan remaja. Untuk FHISIP, program PkM yang dilakukan adalah pelatihan Optimalisasi Penggunaan Media Sosial untuk Pemasaran Digital bagi pengrajin sepatu dan sandal.

Sedangkan untuk FST, program PkM yang dilakukan adalah pengembangan Sistem Pertanian Hidroponik dan Pengolahan Pangan Berbasis Bahan Pangan Lokal.

“Melalui sinergi antara keilmuan, komunitas, dan kelembagaan, UT berkomitmen menjadikan kegiatan PkM ini sebagai wujud nyata dari pendidikan tinggi yang tidak hanya mengajar, tetapi juga mengabdi. UT percaya bahwa transformasi masyarakat dimulai dari desa, dan pemberdayaan yang dilakukan hari ini akan membuka jalan bagi masa depan yang lebih mandiri, sejahtera, dan berkelanjutan,” pungkas Heriani.

Menurut Heriani, program PkM ini juga memberi pelajaran tersendiri bagi para dosen dan mahasiswa peserta. Banyak kearifan lokal yang tersembunyi dan dapat menambah pengetahuan bagi para akademisi.

“Intinya di program ini kita semua mengambil manfaat terbaik, termasuk untuk untuk para akademisi yang turun langsung ke masyarakat dan kelak mampu memahami kearifan lokal yang bernilai luhur,” kata Heriani.

Sementara itu, Kepala Desa Sukamakmur, Sri Widiarti mengatakan, Desa Sukamakmur terletak di kaki Gunung Salak dan berada di Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor. Dengan luas mencapai 185 ribu ha , populasi penduduka Desa Sukamakmur mencapai lebih dari 13 ribu jiwa.

“Sebagian besar penduduk kami bekerja di sektor home industri, yaitu pembuatan sepatu dan sendal,” kata Sri.

Karena berada di kaki Gunung, Desa Sukamakmur kaya akan sumber mata air berupa air bersih. Masyarakat desa telah lama memiliki sistem pengelolaan air minum sendiri. Jadi masyarakat yang butuh air minum bersih dapat membeli dengan harga sangat terjangkau.

“Uang hasil penjualan air dikembalikan kepada masyarakat lagi dengan berbagai program pembangunan sarana prasarana,” ujar Sri.

Yang kini sangat dibutuhkan adalah teknologi digital marketing supaya hasil produk lokal Sukamakmur makin dikenal. Karena itu, ia mengaku bersyukur dengan kehadiran PkM UT ini, yang nantinya akan bekerja untuk melakukan asistensi bagi masyarakatnya.

“Apalagi bukan hanya soal ekonomi, tapi juga pendidikan dan pelatihan teknologi pangan hidroponik. Ini akan sangat membantu masyarakat, khususnya yang lahan rumahnya sempit tapi mau berkebun,” kata Sri.

“Semoga para dosen dan mahasiswa UT juga dapat melihat beragam kearifan lokal milik kami. Kita akan sama-sama belajar dan berdaya upaya,” tandas Kepala Desa Sukamakmur.

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE