JAKARTA (Waspaa): Ketua DPR RI Puan Maharani menyatakan pihaknya akan mendorong negara-negara G20 melakukan berbagai aksi nyata mengatasi krisis pangan dalam forum The 8th G20 Parliamentary Speaker Summit (P20) yang akan digelar di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, pada 6-7 Oktober 2022.
“P20 forum strategis untuk mendorong negara-negara G20 untuk mengatasi ancaman krisis pangan dan energi,” kata Puan, Senin (3/10/2022) di Jakarta.
Sebagai tuan rumah, DPR mengusung tema ‘Stronger Parliament for Sustainable Recovery’ dalam P20 yang sejalan dengan tema Presidensi G20, yaitu ‘Recover Together, Recover Stronger’. Forum parlemen negara-negara G20.
Ada empat isu utama yang diangkat DPR dalam forum P20, termasuk soal ekonomi inklusif dan ekonomi kuat untuk menghadapi tantangan terkini yaitu krisis pangan, energi, dan stagnasi.
“Apalagi usai pandemi Covid-19, masyarakat dunia menghadapi tantangan baru yaitu konflik antara Rusia dengan Ukraina yang kembali menciptakan ketidakpastian global,” ucap perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Oleh karenanya, Indonesia sebagai Presidensi G20 dapat memanfaatkan momen P20 untuk membawa dampak positif terhadap isu-isu global. Termasuk, agar dunia mengantisipasi ancaman krisis pangan dampak konflik Rusia-Ukraina.
“Indonesia tidak bisa diam saja terhadap adanya berbagai konflik global. Lewat P20 yang sejalan dengan KTT G20, kita harus berperan sebagai jembatan atau mediator untuk menyelesaikannya, di mana krisis pangan juga termasuk di dalamnya,” ungkapnya.
Ditambahkan Puan, parlemen-parlemen negara dunia harus bersatu untuk memperjuangkan persoalan ketahanan pangan dan energi. Sebab persoalan pangan dan energi menyangkut hajat hidup orang banyak.
Mantan Menko PMK itu menilai, negara-negara dunia harus menunjukkan langkah nyata dalam menghadapi ancaman krisis pangan dunia. Jika tidak diantisipasi, krisis pangan dunia akan berpengaruh terhadap kesejahteraan rakyat.
“Ini persoalan kemanusiaan yang perlu terus disuarakan dan diperjuangkan bersama-sama, secara bergotong royong. Parlemen dunia harus memiliki suara yang sama dalam persoalan krisis pangan dan energi agar pasokan pangan dan energi dunia terjamin dan terpenuhi,” paparnya.
Puan pun menyoroti tingginya harga bahan pokok yang disebabkan semakin langkanya komoditas pangan. Masalah ini sudah menjadi kekhawatiwan banyak negara.
Peringatan ancaman krisis pangan pun telah dikeluarkan oleh The Food and Agriculture Organization (FAO) atau Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia serta PBB buntut berbagai permasalahan global.
“Maka penting sekali agar parlemen negara-negara G20 duduk bersama dan mencari solusi agar isu pangan tidak menghancurkan kehidupan masyarakat,” sambungnya.
Cucu Proklamator RI Bung Karno itu.menegaskan, Indonesia melalui Presidensi G20 memiliki kesempatan untuk menyatukan negara-negara dunia dalam menghadapi ancaman krisis pangan. P20 sebagai forum komunikasi para ketua parlemen 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu pun disebut memiliki peran strategis dalam mempengaruhi kebijakan negara masing-masing.
“Forum P20 sangat penting sebagai upaya untuk bersama-sama menyatukan atau menyatakan komitmen agar dunia bisa menjadi lebih baik lagi, lebih pulih lagi, lebih kuat dan maju lagi demi kemanusiaan dan manusia di bumi ini,” tutup Puan. (J05