JAKARTA (Waspada): Dewan Eropa akan mengangkat permasalahan Ukraina dan Rusia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.
“Saya akan hadir di KTT G20 secara langsung. Ada sejumlah isu prioritas yang akan diangkat oleh Dewan Eropa pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Indonesia. Pertama, perang Ukraina-Rusia, peningkatan kerja sama yang saling menguntungkan, dan perubahan iklim,” ujar Presiden Dewan Eropa Charles Michel di sela-sela KTT ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, Sabtu (12/11) seperti dikutip dari Antara.
Ia mengatakan Dewan Eropa mengkritik keras invasi Rusia ke Ukraina. Menurut pihaknya aksi Rusia di Ukraina mengancam ketahanan pangan dunia, pasokan energi, dan stabilitas dunia.
“Agresi Rusia di Ukraina telah mengganggu ketahanan pangan dunia, pasokan energi dan stabilitas dunia” kata Michel.
Ia mengatakan Eropa bergantung pada Rusia untuk bahan bakar fosil. Karena itu, Eropa mempercepat transisi energi dari bahan bakar fosil ke energi baru dan terbarukan.
Untuk menyelesaikan krisis di Ukraina, ia meminta China untuk menekan Rusia agar menghentikan perang di Ukraina.
“Kita sedang melakukan pendekatan dengan China. Penting untuk melakukan pendekatan China karena negara itu memiliki pengaruh yang besar terhadap Rusia,” kata dia.
Terkait kerja sama, ia mengatakan Dewan Eropa menginginkan kerja sama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak.
“Kita akan mengangkat kerja sama yang saling menguntungkan. Penting bagi Eropa melakukan kemitraan yang saling menguntungkan satu sama lain,” kata Michel.
Mengenai perubahan iklim, ia mengatakan pentingnya peningkatan aksi iklim untuk membantu tercapainya pengurangan emisi dari setiap negara.
Semua negara harus bekerja sama untuk melakukan transisi ekonomi dan transisi energi.
Sebelumnya, negara-negara Uni Eropa (EU) mencapai kesepakatan yang mendukung aturan iklim yang lebih ketat.
Kesepakatan yang lebih ketat itu akan menghilangkan emisi karbon dari kendaraan bermotor terutama roda empat pada 2035.
Tiga Kepala Negara Absen
Ketua Bidang Dukungan Penyelenggaraan Acara G20 Luhut Binsar Panjaitan memastikan ada tiga kepala negara yang bakal absen pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan digelar 15-16 November.
“Saya kira ada 17 pemimpin yang akan tiba di sini mulai besok malam, tiga pemimpin tidak datang,” kata Luhut dalam konferensi pers yang disiarkan secara daring, Sabtu (12/11).
Salah satu pemimpin yang dipastikan tak akan hadir adalah Presiden Rusia Vladimir Putin. Menurut Luhut Putin tak bisa hadir karena ada masalah yang harus diselesaikan di dalam negerinya.
Kemudian, Presiden Brasil Jair Bolsonaro juga dipastikan tidak akan hadir. Pasalnya, saat ini di Brasil masih dalam masa transisi setelah Pemilu beberapa waktu lalu.
Hasil pemilu Brasil memenangkan mantan presiden Luiz Inacio Lula da Silva. Luiz menang tipis dari Bolsonaro dengan masing-masing raihan 50,9 persen suara melawan 49,1 persen.
“Karena Brasil baru saja selesai pemilu, mereka tidak bisa hadir karena masalah transisi,” ujar Luhut.
Pemimpin lainnya yang tak bisa hadir yakni Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador. Luhut mengatakan Presiden Meksiko memang tidak pernah keluar dari negaranya.
“Sepanjang yang saya tahu, presiden Meksiko tidak pernah keluar dari Meksiko. Jadi, itu tiga pemipin yang tidak akan hadir (dalam G20),” papar Luhut yang juga Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi itu.
Di sisi lain, Luhut memastikan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping akan hadir pada G20 nanti.
“Lainnya, saya kira jika melihat jumlah delegasinya masih cukup tinggi, diskusi juga berjalan baik. Saya senang presiden Amerika dan China akan hadir di sini dan kita lihat apa yang akan terjadi,” tutur Luhut.
“Saya harap akan ada sesuatu yang terjadi dalam pertemuan di Bali,” imbuhnya.(cnni/m14)
Presiden Dewan Eropa Charles Michel. AFP












