Scroll Untuk Membaca

Nusantara

Elektabilitas Naik, Golkar Ditopang Soliditas Dan Mesin Partai Yang Kuat

Kecil Besar
14px

JAKARTA (Waspada) Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengatakan Golkar punya peluang besar mempertahankan posisi pada Pemilu 2024 mendatang. Ini karena, kuat di branding, kerja keras mesin partai dan juga sosok Ketua Umum Airlangga Hartarto.

“Golkar di 2024 dalam catatan survei masih cukup kuat, dan potensial mempertahankan posisi kedua di parlemen, situasi ini karena kuatnya merek politik Golkar, dan masih miliki basis loyalis yang cukup besar,“ tegas Dedi Kurnia Syah, dalam relis yang diterima di Jakarta, Rabu (22/2/2023).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Elektabilitas Naik, Golkar Ditopang Soliditas Dan Mesin Partai Yang Kuat

IKLAN

Menurut dia tidak heran jika dalam survei Litbang Kompas terbaru, Golkar masih berada di posisi yang bagus dengan elektabilitasnya 9 persen.

Angka ini naik 1,9 persen dibandingkan survei sebelumnya yakni 7,9 persen.

“Juga ini menandai jika mesin partai masih cukup andal menghadapi kontestasi dengan partai-partai baru,” jelas Dedi.

Pasalnya, tambah Dedi, Golkar memiliki loyalis, branding yang kuat juga sosok pemersatu, Ketum Airlangga.

“Justru, Airlangga ini memiliki kekuatan, ia nyaris dianggap berhasil menyatukan friksi di Golkar. Situasi ini tentu prestasi karena sebelumnya Golkar dianggap memiliki tradisi konflik. Jika Airlangga berhasil sampai pemilu (pemilihan umum), mempertahankan Golkar tetap solid, maka semakin besar optimisme itu,” jelas Dedi lagi.

Apalagi berdasarkan Musywarah Nasional (Munas) Partai Golkar, sudah resmi mengajukan Ketum Airlangga sebagai calon presiden ( Capres) 2024.

Dia menilai, Airlangga memiliki peluang untuk maju sebagai RI-1 dengan pengalaman yang dimiliki sebagai politisi maupun sebagai Menko Perekonomian. Demikian pula jika dia tidak maju, Golkar diperkirakan masih akan berjaya di Pileg (pemilihan legislatif) dengan ‘mesin yang bekerja keras’.

“Ini punya basis pengaruh pada tingkat keterpilihan Golkar secara institusional,” tandas Dedi.

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Padjadjaran Firman Manan menilai, kendati merupakan partai nasionalis, Golkar juga dinilai mampu meneguhkan doktrin partai yakni ‘Karya Kekaryaan’. Hal itu membuat Golkar tidak mempunyai karakter yang dianggap bermasalah dengan basis pemilih muslim.

“Golkar saya pikir dari dulu memposisikan diri bukan sebagai partai yang sangat ideologis. Artinya, kalau kita bicara nasionalis, mereka juga selalu mengatakan bahwa ini partai berideologi kekaryaan. Golkar tidak menampakkan karakter yang kemudian bermasalah dengan umat Islam,” ungkapnya.

    Pemilih Muslim

Menurut Manan, Golkar juga berpeluang besar untuk meraih suara basis pemilih muslim pada Pemilu 2024. Hal itu jika dibandingkan dengan partai berideologi nasionalis lain.

“Bagi saya, Golkar selama ini dinilai sebagai partai nasionalis tapi sekaligus religius. Tidak juga yang sangat, misalnya kalau kita bicara PDIP, kan berbeda,” terangnya.

Manan mengatakan Golkar selama ini menempatkan diri sebagai partai nasionalis yang kental dengan doktrin karya dan kekaryaan.

Dibanding partai nasionalis lain, Golkar tidak tampak berjarak dengan umat Islam. Apalagi banyak tokoh Islam yang bergabung di partai berlambang pohon beringin tersebut.

“Kalau Golkar itu memang relatif di tengah. Memang pasti nasionalis, tapi juga ideologinya Karya-Kekaryaan, dan juga tidak kemudian terlihat berjarak dengan umat Islam. Apalagi banyak tokoh-tokoh Islam di Golkar.

Ada tokoh NU, Muhammadiyah, mantan aktivis HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), dan lain-lain,” pungkasnya. (J05)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE