JAKARTA (Waspada): Komitmen Gubernur Jawa Tengah (Jateg) Ganjar Pranowo menghadirkan pendidikan gratis bagi siswa tak berpunya, diapresiasi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Satu yang dipuji Jokowi adalah pendirian SMK Negeri (SMKN) Jateng , sekolah kejuruan di Kota Semarang dan sejumlah kota lainnya di Jateng, yang tak memungut biaya untuk anak-anak dari keluarga tidak mampu.
Menurut Jokowi, selain bagus dan lengkap, sekolah ini juga memiliki jaringan ke dunia industri. Jokowi pun meminta agar program pembelajaran di SMKN Jateng ini dapat diterapkan secara nasional di seluruh Indonesia.
Bukan tanpa sebab Ganjar membangun sekolah berkualitas seperti SMKN Jateng ini. Baginya, melalui pendidikan gratis dan berkualitas, siswa dari keluarga kurang mampu bisa meraih masa depannya. Dari sinilah, angka kemiskinan bisa terus ditekan. Hal ini pun terbukti. Rata-rata 80 persen lulusan SMKN Jateng langsung bekerja sehingga mereka bisa membantu mengerek taraf hidup keluarganya.
“Hanya dengan pendidikan kita bisa maju, berkembang, dan berdaya saing. Hanya dengan pendidikan, kita mampu mewujudkan Indonesia yang maju, adil, dan menghadirkan kesejahteraan untuk seluruh rakyatnya,” ujar Ganjar dalam relis yang diterima di Jakarta, Rabu (6/9/2023).
SMKN Jateng yang diapresiasi Jokowi, berdiri pada 2014. Tepat setahun setelah Ganjar memimpin Jateng. Saat ini sekolah berasrama untuk siswa miskin tersebut, telah berhasil meluluskan tujuh angkatan dengan jumlah total 1.837 lulusan.
Ganjar mengungkapkan, sekolah yang adaptif terhadap kebutuhan dunia kerja sangat dibutuhkan. Digembleng melalui pendidikan yang diterapkan di sekolah, Ganjar hakul yakin, para siswa bisa mengembangkan diri secara optimal.
Di antara siswa yang merasakan manfaat sekolah besutan Ganjar itu adalah Rafli Saputro. Semula ia merasa gamang untuk meneruskan sekolah. Sebagai anak seorang buruh pemotong filter rokok di Kudus, ia khawatir kondisi ekonomi keluarga tak mencukupi untuk membiayainya sekolah. Untung saja ia menemukan SMKN Jateng Kampus Pati, dan bersekolah di sana.
Kini, Rafli telah bekerja di perusahaan teknologi di Jepang. Merajut masa depannya di Negeri Sakura, Rafli bisa membelikan sebidang tanah, merenovasi rumah serta rutin mengirim uang untuk kebutuhan orangtuanya di kampung.
SMKN Jateng sengaja dirancang sebagai sekolah kejuruan modern. Kompetensi yang diajarkan kepada siswa sangat adaptif terhadap kebutuhan industri.
Di SMKN Jateng Kampus Semarang, misalnya, terdapat lima kompetensi keahlian. Mulai dari Konstruksi Batu dan Beton, Teknik Mekatronika, Teknik Permesinan, Teknik Otomasi Industri serta Teknik Kendaraan Ringan. Sedangkan SMKN Jateng Kampus Pati terdapat dua kompetensi keahlian yang bisa dipilih para siswa, yakni Teknik Pengolahan Hasil Perikanan dan Teknik Perbaikan Body Otomotif. Sementara, di SMKN Jateng Kampus Purbalingga menyediakan dua kompetensi keahlian, yakni Teknik Permesinan dan Teknik Pengelasan.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, sejak 2014 lalu, sekolah berkonsep boarding itu telah meluluskan sebanyak 1.837 siswa. Mereka terdiri dari 825 orang lulusan SMKN Jateng Kampus Semarang, 336 orang lulusan SMKN Jateng Kampus Pati, dan 676 orang lulusan SMKN Jateng Kampus Purbalingga. Dari jumlah tersebut, ya itu tadi, 80 persen di antaranya terserap di dunia kerja maupun perguruan tinggi, baik di tingkat nasional maupun luar negeri.
Capaian ini pula yang mendorong Ganjar untuk terus memperbanyak keberadaan SMKN Jateng di berbagai kabupaten maupun kota. Setelah tiga SMKN Jateng di Semarang, Pati, dan Purbalingga, Ganjar pun merintis 15 SMK semi boarding di 15 kabupaten. Ke depan, ia berharap program ini bisa dikembangkan lagi oleh gubernur Jateng berikutnya.
“Harapan kita semua, kelak tiap kabupaten/ kota di Jawa Tengah memiliki minimal satu SMK seperti ini,” ujarnya.
Tak hanya mrnghadirkan SMKN Jateng, Ganjar pun melansir kebijakan tidak memungut biaya SPP di tingkat SMA di Jateng. Dengan ikhtiar itu, alhasil Ganjar berhasil memudahkan masyarakat dalam memperoleh akses pendidikan. Berdasarkan data BPS Jateng, partisipasi anak sekolah di provinsi ini melonjak secara signifikan. Jika semula cuma 59,81 persen, angka itu meningkat menjadi 70,79 persen pada 2022.
Selain itu, Indeks Pembangunan Manusia di era Ganjar juga terkerek dari 68,78 persen pada 2014, menjadi 72,79 persen pada 2022.
Masa jabatan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berakhir pada 5 September 2023 dan akan diisi oleh Penjabat (Pj) Gubernur Jateng yang telah ditunjuk, yakni Nana Sudjana. Serah terima dan pelantikan Pj Gubernur Jateng dilakukan pada 5 September 2023 di Jakarta.
Selama periode 10 tahun menjabat, Ganjar memang selalu memprioritaskan pendidikan sebagai jalan tengah mengentaskan kemiskinan. Pendidikan harus menjadi jembatan bagi masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup.(rel/J05)