JAKARTA (Waspada): Hari ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan partai politik yang lolos ikut Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Partai baru tentu berharap dapat menggusur partai yang bercokol di Senayan.
Namun, pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga menilai peluang Parpol baru untuk masuk Senayan sangat berat. Dari sembilan (9) partai yang masuk Senayan pada pemilihan legislatif (Pileg) 2019, Jamiluddin Ritonga berpandangan hanya dua partai yang berpeluang terdepak.
Dua partai itu, sebutnya adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN). Kemungkinan itu sangat besar karena hasil survei beberapa lembaga survei yang kredibel, elektabilitas dua partai itu dibawah empat persen.
Jadi, partai baru hanya berpeluang mengisi dua partai yang kemungkinan besar terdepak dari Senayan. Karena itu, persaingan partai baru untuk masuk Senayan sangat ketat, kata Jamiluddin Ritonga dalam keterangan tertulisnya yang diterima waspada.id, Rabu (14/12/2022), di Jakarta.
Hingga saat ini, tambahnya, masih sulit memperkirakan dua partai yang berpeluang masuk Senayan. Sebab, elektabilitas partai baru umumnya juga masih rendah.
Kalau pun ada partai baru yang elektabilitasnya di atas empat persen, sebut Ritonga, tapi hasil itu dikeluarkan lembaga survei yang masih diragukan kredibilitasnya. Hasil Survei lembaga tersebut layak diabaikan.
Karena itu, persaingan ketat akan terjadi antara PPP dan PAN dengan partai baru. PPP dan PAN akan berusaha tetap bertahan di Senayan, sementara partai baru berupaya menggusur dua partai tersebut, paparnya.
Jadi, lanjutnya, kalau pun ada partai baru masuk Senayan, kursi yang diperoleh tampaknya pas-pasan. Artinya, perolehan suara mereka sekitar empat hingga lima persen.
Karena itu, partai baru akan tetap lebih banyak yang jadi partai gurem. Mereka masih sulit bersaing dengan mayoritas partai yang saat ini bercokol di Senayan.
, pungkas Jamiluddin Ritonga. (J05)