Scroll Untuk Membaca

Nusantara

Hasto: Berpolitik Terkadang Melawan Arus

Hasto: Berpolitik Terkadang Melawan Arus
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. (Ist)
Kecil Besar
14px

JAKARTA (Waspada): Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto secara tegas menyebut bahwa dalam berpolitik kadang harus melawan arus, termasuk menyangkut perdebatan mengenai sistem pemilihan proporsional tertutup.

Apalagi, kata Hasto, pesan dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, dalam menempuh jalan ideologi bukanlah jalan yang mudah dan mulus. Namun, harus dipenuhi dengan perjuangan panjang.

Hal itu disampaikan Hasto dalam Seminar Nasional Daulat Pangan Wujudkan Kesejahteraan Petani dan Konsolidasi Program Mari Sejahterakan Petani (MSP) di Kantor Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (3/2/2023).

“Berpolitik memang terkadang melawan arus, yang disampaikan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri, menempuh jalan ideologi bukanlah jalan yang mulus, tetapi jalan yang terjal bahkan kadang berliku, penuh dengan jebakan-jebakan politik,” ujarnya.

Kata Hasto, sikap berpolitik yang kadang melawan arus, juga harus ditempuh PDIP dalam menyikapi soal sistem pemilihan umum (Pemilu) 2024. Di mana, PDIP secara tegas menyatakan tetap memilih sistem proporsional tertutup.

Meski, delapan fraksi di DPR RI mengambil sikap menolak menggunakan sistem proporsional tertutup dan memilih menggunakan sistem proporsional terbuka di Pemilu.

Hasto pun menyinggung soal proporsional terbuka yang dipilih partai lain dalam sistem pemilu mendatang.

Menurutnya, untuk anggota Dewan tidak hanya berbasis popularitas apalagi berbasis nepotisme.

“Menjadi anggota Dewan tidak hanya bisa mengandalkan saya keluarga pejabat a, saya istri dari pejabat b, saya anak dari pejabat c, itu kalau proporsional terbuka,” tegasnya.

Karena itulah di dalam memperjuangkan politik kebenaran, PDIP percaya menjadi anggota Dewan di seluruh tingkatan harus dipersiapkan. Tentu, melalui sekolah partai yanh disiapkan guna menggembleng serta pendidikan politik bagi kader.

Maka dari itu, PDIP tegas tetap memilih sistem proporsional tertutup sebagai cara mengenal permasalahan dan mencari solusi bagi rakyat dan petani. Berbeda dengan sistem proporsional terbuka yang cenderung menempatkan parpol kurang bertanggung jawab mempersiapkan kualitas kadernya.

“Kalau proporsional tertutup, bisa menjadi anggota dewan, karena saya mengenal petani Indonesia, saya mengenal masalah petani Indonesia dan ini solusi bagi petani Indonesia, itu proporsional tertutup. Based on quality (berdasarkan kualitas), ini yang harus kita persiapkan sebaik-baiknya,” kata Hasto.

Lebih jauh Hasto menjelaskan bahwa jika pendukung sistem proporsional terbuka menuduh sistem tertutup akan seperti “membeli kucing dalam karung”, sangat tidak berdasar. Tak ada fakta yang mendukung tudingan itu. Sebaliknya, sistem proporsional tertutup justru punya banyak bukti kebaikan.

“Pemimpin yang ada di PDIP saat ini (Jokowi, Ganjar, Risma, Pramono Anung, Abdullah Azwar Anas, red), semua lahir dari proporsional tertutup. Karena kita dipartai sudah menyiapkan,” kata Hasto.

“Karenanya, kita komitmen ingin ingin mencari di dalam rekrumen anggota legislatif, adalah mereka yang betul-betul hebat untuk ditempatkan,” tegasnya. (irw)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE