JAKARTA (Waspada.id): Anggota Komisi V DPR RI, Musa Rajekshah, menyoroti pentingnya penguatan layanan pencarian dan pertolongan (SAR) di berbagai wilayah rawan bencana maritim dan perairan.
Ia menekankan bahwa belanja anggaran Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan/Basarnas tidak cukup hanya berfokus pada pengadaan peralatan, tetapi juga harus menyentuh pembangunan pos-pos SAR di daerah pesisir, danau, hingga kawasan padat penduduk yang rawan kecelakaan laut.
“Pesisir pantai kita begitu luasnya, dan masih banyak pos-pos SAR yang belum ada di daerah-daerah yang rawan .Baik itu masalah kecelakaan ataupun tenggelam di laut, dan hal-hal lain. Saran kami Pak dari belanja anggaran lebih fokus juga Pak, jangan hanya perlengkapan, tapi juga pos-pos SAR ,” kata politisi yang akrab disapa Ijeck itu dalam rapat kerja dengan Menteri Desa dan Pembangunan Tertinggal serta Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP), di Jakarta, Senin (8/9/2025).
Ia mencontohkan, di wilayah Sumatera Utara yang memiliki garis pantai panjang di sisi barat dan timur, keberadaan pos SAR masih sangat minim. Padahal, kawasan tersebut rawan tsunami dan banyak dihuni masyarakat pesisir, termasuk nelayan.
Selain itu, Danau Toba yang merupakan salah satu danau terbesar di dunia juga pernah menjadi lokasi kecelakaan kapal dengan korban jiwa yang cukup besar.
“Kami di Sumatera Utara, pos SAR-nya belum banyak, saya lihat di data baru ada tiga Pak. Sementara banyak daerah pesisir kami, pantai barat, pantai timur itu daerah pesisir yang padat penduduk, bahkan nelayan juga banyak sana dan juga rawan untuk tsunami Pak, terutama daerah pantai barat,” ujarnya
Menurutnya, pemahaman dasar mengenai SAR sebaiknya tidak hanya dimiliki aparat atau anggota Basarnas, melainkan juga oleh masyarakat luas agar lebih siap dalam menghadapi kondisi darurat. Dia mengusulkan pendidikan tanggap darurat masuk kurikulum.
“Apakah mungkin dimasukkan juga dalam kurikulum belajar Pak? Dari mulai tingkat SD sudah ada kurikulum belajar tentang bagaimana anak-anak kita sudah mengetahui tentang tentang SAR ini seperti apa,” lanjutnya.
Ia menilai, penguatan kapasitas masyarakat sejak dini akan lebih efektif ketimbang hanya mengandalkan peralatan atau pelatihan internal. Dengan begitu, generasi mendatang memiliki kesiapan yang lebih baik dalam menghadapi risiko kecelakaan atau musibah di perairan. (id10)