MEDAN (Waspada.id) : Kematian driver ojek online Affan, 21, Kurniawan yang tewas dilindas kendaraan taktis Brimob, memicu kemarahan publik.
Tak sampai 24 jam setelah video Affan dilindas viral dan kematiannya diberitakan, massa di sejumlah daerah di Indonesia, turun ke jalan sebagai bentuk solidaritas.
Mereka menuntut keadilan agar kasus tersebut diusut tuntas.
Affan dilindas rantis Brimob pada Kamis (28/8) malam.

Ia terjebak kericuhan unjuk rasa saat bekerja mengantar pesanan. Dalam kericuhan tersebut mobil rantis Brimob melintas dengan kecepatan tinggi di antara kerumunan.
Tuntutan massa demonstrasi beragam. Mulai dari gagalkan rencana kenaikan gaji anggota DPR, batalkan kebijakan tunjangan rumah anggota DPR, tolak upah mudah dan hapus outsourcing, menaikkan upah minimum, menaikkan pendapatan tak kena pajak, hapus pajak atas THR dan pesangon, pembatasan karyawan kontrak, pembatasan tenaga kerja asing, hingga menghapus omibuslaw dan UU Ketenagakerjaan yang baru.

Affan yang saat itu, menyeberang jalan tak sempat menghindar dan akhirnya ditabrak dan terlindas. Ia sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak terlesamatkan.
Kabar kematiannya langsung memantik kemarahan publik di seluruh wilayah di Indonesia.
Bahkan unjuk rasa di Makassar, Sulawesi Selatan, memakan korban jiwa. Tiga Orang diketahui meninggal dunia.
Permintaan maaf pejabat publik, termasuk Kapolri Listyo Sigit Prabowo dan Presiden Prabowo, yang disiarkan melalui berbagai platform, tak membuat amarah massa redup.
Berikut ini daftar wilayah yang berujung bentrok:
1. Jakarta
Kota Jakarta pada Jumat malam menjadi pusat ledakan kemarahan sipil.
Dari Kwitang yang dipenuhi gas air mata hingga Senayan yang gerbangnya dijebol, tuntutan keadilan untuk Affan Kurniawan menggema di setiap sudut.
Massa dari komunitas ojol dan warga mengepung markas sejak pagi. Sekitar pukul 15.30 WIB, massa merangsek ke gerbang, melempar batu, botol, dan petasan.
Aparat Brimob membalas dengan tembakan gas air mata, membuat demonstran kocar-kacir.
Gedung di depan Mako Brimob terbakar, bersama satu mobil dan motor. TNI dan Damkar turun tangan memadamkan api.
Massa meneriakkan “pembunuh” dan mencoba merobohkan patung kuda di depan markas.
Aksi meluas hingga ke dekat Atrium Senen. Massa sempat berkumpul dan melakukan orasi.

Ketegangan meningkat, aparat memperluas barikade. Wilayah ini termasuk dalam zona merah demo Jakarta.
Selain di Kwitang, aksi juga terjadi di Jalan Otista III, Jatinegara, Jakarta Timur. Bentrokan pecah pagi hari. Massa membakar ban dan melempar batu ke arah aparat.
Polisi membubarkan dengan gas air mata. Wilayah ini ditetapkan sebagai zona merah oleh pemantau lapangan.
Gedung DPR RI juga menjadi sasaran massa. Massa berhasil menjebol gerbang utama Gedung DPR RI sekitar pukul 17.00 WIB.
Polisi kewalahan, terjadi aksi saling dorong dan lemparan benda keras. Beberapa demonstran ditangkap dan diduga mengalami kekerasan fisik.
2. Bandung
Massa terdiri dari mahasiswa, pelajar, dan driver ojol berkumpul di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jawa Barat sejak pukul 13.00 WIB.
Aksi berlangsung di tengah hujan deras, namun massa tetap bertahan dan terus bertambah jumlahnya.
Pagar gedung dibakar, spanduk protes dikibarkan, dan bom molotov dilemparkan ke arah gedung. Satu unit sepeda motor dibakar di tengah jalan sebagai simbol kemarahan.
Massa juga mencoret dinding gedung dan merusak CCTV, serta melempari rumah di seberang gedung yang diduga menjadi tempat persembunyian aparat.
Rumah tersebut, yang merupakan aset MPR RI, nyaris hangus terbakar akibat lemparan molotov.
Teriakan “hati-hati Intel” dan “pembunuh” menggema sepanjang aksi, menandai ketegangan yang terus meningkat.
Mahasiswa dari berbagai kampus mulai berkumpul sejak pukul 14.30 WIB. Massa menyanyikan yel-yel kekecewaan terhadap Polri, menuntut transparansi dan akuntabilitas atas kematian Affan.
Aksi sempat memblokir arus lalu lintas dari arah Bunderan Cibiru dan sebaliknya.
Massa melakukan vandalisme, mencoret gapura Mapolda dan merusak kamera CCTV. Terjadi pelemparan botol dan batu ke arah dalam Mapolda, memicu ketegangan.
Sekitar pukul 15.30 WIB, massa mulai membubarkan diri secara tertib, namun meninggalkan kesan mendalam atas kemarahan publik.
3. Jambi
Kerusuhan terjadi di depan Gedung DPRD Jambi. Aksi dimulai damai, namun berubah ricuh saat massa mencoba merangsek masuk ke halaman gedung DPRD.
Massa terdiri dari mahasiswa, pelajar, pengemudi ojol, dan warga yang menuntut keadilan atas kematian Affan Kurniawan.
Aparat kepolisian menembakkan gas air mata dan water cannon untuk membubarkan massa. Massa membalas dengan lemparan batu, kayu, dan botol, menyebabkan kerusakan pada pagar, kaca gedung, dan fasilitas dalam ruangan. Mobil pelat merah dibakar, dan asap hitam mengepul di kawasan Telanaipura.
Beberapa peserta aksi mengalami sesak napas, terlihat mengoleskan pasta gigi di wajah untuk meredakan efek gas air mata.
Arus lalu lintas di sekitar lokasi terganggu, pengendara terpaksa memutar arah. Polisi menambah personel dan memperketat penjagaan di sekitar gedung dewan

4. Surabaya
Kerusuhan terjadi di Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Aksi ini berawal pada saat massa berpakaian hitam dan berjaket ojol memadati Jalan Gubernur Suryo sejak siang, membawa spanduk dan poster bertuliskan “Aparat Pembunuh Rakyat” dan “Adili Pelaku HAM Berat”.
Sekitar pukul 14.40 WIB, massa mulai melempar batu, botol, dan bom molotov ke arah pagar dan halaman gedung. Puluhan sepeda motor dan pos keamanan terbakar, asap hitam mengepul ke langit Surabaya.
Polisi membalas dengan tembakan water cannon dan gas air mata, memukul mundur massa yang mencoba merobohkan barikade kawat berduri. Seorang jurnalis lokal bernama Amar terkena serpihan gas air mata saat meliput di dekat pagar, mengalami luka di bagian mata.
Massa meneriakkan “Revolusi!” dan “Polisi Pembunuh!” sambil menyanyikan lagu-lagu perjuangan seperti Tanah Airku dan Butuh Tani.
Aksi ini membawa tuntutan atas kematian Affan Kurniawan dan juga tragedi Kanjuruhan, menuntut pemecatan aparat yang terlibat dan reformasi penanganan demonstrasi.
5. Padang
Aksi di Mapolda Sumatera Barat, Padang. Massa terdiri dari pengemudi ojek online (ojol), mahasiswa dari berbagai kampus, organisasi kepemudaan, dan masyarakat sipil.
Mereka berkumpul sejak pukul 15.00 WIB di titik awal seperti Masjid Jihad UIN Imam Bonjol dan PKM FEB Universitas Andalas, lalu bergerak menuju Mapolda Sumbar.
Setibanya di lokasi sekitar pukul 16.00 WIB, massa langsung menggelar aksi teatrikal dan orasi terbuka, membawa spanduk bertuliskan “Polisi Pembunuh”, “Kami Bersama Korban”, dan “Polisi Musuh Masyarakat”.
Sepanjang aksi, massa meneriakkan kata “pembunuh” ke arah aparat yang berjaga di gerbang Mapolda. Suasana memanas, namun belum terjadi bentrokan fisik.
Massa menuntut agar Kapolda Sumbar Irjen Pol Gatot Tri Suryanta menemui mereka untuk berdialog, namun hingga satu jam orasi berlangsung, Kapolda tidak muncul, memicu kekecewaan dan sorakan dari demonstran.
Dalam orasi, massa menegaskan bahwa kendaraan taktis yang melindas Affan dibeli dari uang rakyat, dan kini justru digunakan untuk membunuh rakyat. Mereka menuntut reformasi institusi Polri dan pertanggungjawaban atas kematian Affan
6. Solo
Kericuhan terjadi di Mako Brimob Batalyon C, Solo. Aksi dilakukan massa dari komunitas ojol, mahasiswa, pelajar, dan warga Solo memadati kawasan Jalan Adi Sucipto sejak pukul 13.00 WIB. Aksi diawali dengan salat gaib dan doa bersama untuk Affan Kurniawan.
Sekitar pukul 15.25 WIB, situasi memanas. Massa mulai melempar batu dan botol ke arah aparat yang berjaga di balik pagar Mako Brimob. Polisi membalas dengan tembakan gas air mata, memukul mundur demonstran ke arah timur, menuju Stadion Manahan.
Barier jalan dan water barrier dibakar, membuat asap tebal menyelimuti kawasan Manahan. Beberapa pedagang di Shelter Manahan ikut terdampak, mengalami sesak napas dan harus dievakuasi.
Jalan Adi Sucipto ditutup total, dan suasana berubah mencekam. Ambulans melintas membawa korban yang terdampak gas air mata ke rumah sakit. Kapolresta Solo, Kombes Pol Catur Cahyono Wibowo, sempat menemui massa dari atas mobil dalmas dan menyampaikan permintaan maaf serta janji untuk menyampaikan tuntutan ke pusat.
7. Medan
Aksi unjuk rasa di Kota Medan meluas ke berbagai titik. Tak hanya di depan Gedung DPRD Sumut jalan Imam Bonjol, massa juga berkumpul di depan Kantor DPRD Medan, jalan Raden Saleh, selain itu massa juga menutupi jalan Balai Kota tepat di depan Lapangan Merdeka, Jumat (29/8).
Massa protes atas sikap represif dari aparat penegak hukum saat mengamankan demo masyarakat. Terjadi kericuhan di hampir setiap titik pengumpulan massa, terutama saat aparat memukul mundur peserta aksi.

Aksi kekerasan yang sudah menelan sejumlah korban membuat massa marah, diketahui seorang pengemudi ojek online bernama Affan Kurniawan, 21, tewas dilindas kendaraan taktis Brimob saat melakukan aksi di Jakarta, (28/8).
Aksi di Medan sendiri berawal dari gabungan mahasiswa dan ojek online di depan Gedung DPRD Sumut, jalan Imam Bonjol. Sejak pagi, ratusan peserta aksi sudah berkumpul dan berorasi di depan kantor parlemen Sumut.
Menjelang sore aksi meluas ke Kantor DPRD Medan, jalan Raden Saleh yang tak jauh dari gedung DPRD Sumut
Ratusan mahasiswa yang tergabung ke elemen Cipayung Plus Kota Medan, berkumpul dan berorasi di depan Kantor DPRD Medan, di sana gabungan organisasi mahasiswa itu menyuarakan sejumlah tuntutan, diantaranya juga menuntut penghentian sikap represif aparat kepada masyarakat yang menyuarakan pendapat di muka umum.
Selain itu, massa juga tersebar ke jalan Balai Kota depan Lapangan Merdeka. Ratusan massa yang mengaku gabungan dari Koalisi Masyarakat Sipil ini berkumpul memenuhi salah satu jalan protokol di Medan.
Kericuhan terjadi di hampir setiap titik, saat aparat memukul mundur, massa melawan dengan lemparan batu yang kemudian dibalas penegak hukum dengan meriam air dan gas air mata.
Batu berserakan, menjadi pemandangan yang lumrah pada Jumat (29/9) malam. Belum lagi bau gas air mata di mana-mana, menyakiti orang-orang yang lewat.
Pasca demo bubar, perihnya asap dirasakan jamaah solat magrib di Masjid Al-Haq, kantor Pengadilan Negeri, jamaah harus menggunakan masker saat solat. Perihnya gas air mata menyakiti orang yang solat, padahal tak ada satu pun dari mereka yang ikut demo.
8. Yogyakarta
Kericuhan di Yogyakarta pada Jumat, 29 Agustus 2025, pecah menjelang malam di depan Mapolda DIY, setelah aksi damai bertajuk Jogja Memanggil berubah menjadi bentrokan terbuka antara massa dan aparat.
Massa aksi yang awalnya berkumpul untuk konsolidasi di kampus UII dan UGM, bergerak menuju Mapolda DIY sekitar pukul 17.00 WIB. Mereka terdiri dari mahasiswa, pengemudi ojol, dan warga sipil yang menuntut keadilan atas kematian Affan Kurniawan.
Sekitar pukul 18.30 WIB, suasana memanas. Massa mulai meneriakkan “Polisi Pembunuh”, mencoret tembok Mapolda dengan cat semprot merah, dan melempar batu ke arah gerbang dan pos pelayanan.

Aparat membalas dengan tembakan gas air mata dari dalam halaman Mapolda, membuat massa berlarian ke arah Ring Road dan Pakuwon Mall untuk menghindari asap. Dua mobil terbakar hebat di halaman Mapolda, salah satunya milik kepolisian. Api melahap kendaraan dengan cepat, disertai empat kali suara ledakan keras yang mengguncang suasana.
Massa juga sempat menghentikan dan merusak mobil Satlantas serta mobil berpelat merah yang melintas di Ring Road Utara.
Kaca pecah, bodi penyok, dan pengemudi belum diketahui kondisinya. Hingga pukul 19.00 WIB, ribuan massa masih bertahan di sekitar Mapolda, menyanyikan lagu-lagu perjuangan dan meneriakkan tuntutan pencopotan Kapolri serta pembatalan tunjangan DPR RI.
9. Semarang
Aksi ricuh di Mapolda Jawa Tengah Semarang, Jumat, (29/8) sebagai bagian dari gelombang nasional menuntut keadilan atas kematian Affan Kurniawan.
Ratusan massa dari komunitas ojol, mahasiswa Unnes, PMII, dan pelajar memadati kawasan Jalan Pahlawan sejak siang. Mereka membawa spanduk bertuliskan “Keadilan untuk Affan” dan “Polisi Pembunuh Rakyat”.

Sekitar pukul 16.00 WIB, suasana memanas. Massa mulai melempar botol, batu, dan potongan kayu ke arah aparat yang berjaga di gerbang utama Mapolda.
Polisi membalas dengan tembakan gas air mata dan water cannon, memukul mundur massa ke arah Kantor Gubernur Jawa Tengah dan Bundaran Air Mancur.
Gerbang utama Mapolda dijaga ketat, dengan barikade kawat berduri dan kendaraan taktis Brimob disiagakan di belakang pagar. Suara tembakan gas air mata dan sirene water cannon terdengar berulang kali, membuat Jalan Pahlawan lumpuh total.
Massa sempat membakar ban dan merusak mobil dinas yang terparkir di halaman Kantor Gubernur. Kobaran api terlihat membakar satu unit kendaraan, disertai ledakan kecil yang memicu kepanikan warga sekitar.
Aparat terus mengimbau massa untuk mundur melalui pengeras suara, namun sebagian demonstran tetap bertahan sambil meneriakkan “Copot Kapolri!” dan “Reformasi Polri Sekarang!”
10. Makassar
Kerusuhan terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan, pada Jumat, (29/8) sebagai bagian dari gelombang nasional menuntut keadilan atas kematian Affan Kurniawan.
Aksi dimulai di depan Universitas Negeri Makassar (UNM), Jalan A.P. Pettarani, sejak siang. Massa terdiri dari mahasiswa, pengemudi ojol, dan organisasi sipil, mengenakan pakaian serba hitam dan membawa spanduk bertuliskan “Copot Kapolri” dan “Keadilan untuk Affan”.
Sekitar pukul 19.00 WITA, massa bergerak ke arah pertigaan Jalan Sultan Alauddin–Jalan A.P. Pettarani, dan melakukan perusakan serta pembakaran pos lalu lintas (pos lantas). Kobaran api besar terlihat menyala tanpa ada petugas pemadam di lokasi.
Massa juga membakar ban, menyandera truk, dan menutup total dua ruas jalan, menyebabkan kemacetan parah di jalur antarprovinsi. Aksi serupa juga terjadi di depan Universitas Muslim Indonesia (UMI), Universitas Hasanuddin (Unhas), dan Flyover Makassar, dengan massa membakar ban dan memblokade jalan.
Dalam orasinya, massa menuntut pencopotan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, menyebut insiden Affan sebagai bukti bahwa aparat telah melawan rakyat. Hingga malam, tidak terlihat aparat kepolisian berjaga di titik-titik aksi, dan api di pos polisi masih menyala.
Sementara itu, jatuh korban jiwa dalam aksi pembakaran gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Makassar, Sulawesi Selatan, pada Jumat (29/8).
Tercatat tiga orang tewas. Berikut daftar korban:
-Abay, yang sehari-hari bertugas sebagai fotografer di Bagian Humas DPRD Makassar. Korban ditemukan tewas di dalam gedung DPRD Makassar.
-Sarina Staf DPRD Makassar, anggota DPRD Fraksi PDIP, Andi Tenri Uji. Korban ditemukan tewas di dalam gedung DPRD Makassar.
– Syaiful, Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat Kecamatan Ujung Tanah.
11. Palangkaraya
Kericuhan yang terjadi di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, pada Jumat, 29 Agustus 2025, sebagai bagian dari gelombang nasional menuntut keadilan atas kematian Affan Kurniawan:
Ratusan massa dari komunitas ojol, mahasiswa, pelajar, dan organisasi sipil menggelar aksi di depan Mapolda Kalteng sejak pukul 13.30 WIB. Mereka tergabung dalam Aliansi Revolusi Kepolisian Total (Rekontal).
Massa membawa spanduk dan poster bertuliskan “Sudah Tertindas, Masih Aja Dilindas”, serta bendera organisasi mahasiswa seperti GMNI dan BEM FH Universitas Palangka Raya.
Aksi berlangsung dengan orasi keras dan teatrikal, mengecam kematian Affan yang dianggap sebagai tragedi kemanusiaan akibat brutalitas aparat.

Beberapa peserta mengenakan atribut anime One Piece berlatar tengkorak hitam, sebagai simbol perlawanan dan solidaritas.
Massa menuntut agar kasus Affan diusut tuntas, pelaku ditindak tegas, dan rantai komando dalam operasi pengamanan turut diperiksa.
Situasi sempat memanas dan berlangsung kisruh, meski belum dilaporkan adanya bentrokan fisik besar. Aparat berjaga ketat, namun Kapolda Kalteng tidak menemui massa, memicu sorakan kecewa dari demonstran.
12. Bengkulu
Unjuk rasa berlangsung ricuh terjadi di halaman Gedung DPRD Bengkulu. Mahasiwa, pelajar, dan driver ojol, turun ke jalan, Jumat (29/8).
Ribuan mahasiswa dari berbagai kampus memadati kawasan Ratu Samban, menuntut pencabutan Inpres 1/2025 dan pengusutan kasus Driver Ojol Affan Kurniawan yang tewas dilindas rantis Brimob.
Kericuhan pecah saat aparat mulai melepaskan water cannon dan gas air mata ke arah demonstran yang memaksa masuk ke gedung DPRD Provinsi Bengkulu.
Berawal dari aksi pembakaran ban oleh massa aksi, dan sempat terdengar beberapa kali bunyi ledakan yang diduga bom molotov di sekitar lokasi.
Kepolisian mengerahkan mobil water cannon dan tembakan gas air mata.
Teriakan orator mahasiswa menggema di depan Gedung DPRD Provinsi Bengkulu, Jumat (29/8), sebelum akhirnya pagar besi yang membentengi parlemen roboh diterjang massa aksi.
Di tengah teriakan orasi dan bentangan poster, massa menuntut mulai dari permintaan penarikan kenaikan tunjangan anggota DPR RI hingga pengusutan kasus Affan Kurniawan, Driver ojek online (Ojol) yang tewas terlindas mobil Brimob pada Kamis (28/8) malam.
“Di depan ini kantor para perwakilan rakyat, namun tampaknya mereka saat ini sedang tidur,” teriak salah satu koordinator aksi, Jumat (28/8). (id23)
Dilansir dari tribunnews.com