Scroll Untuk Membaca

Nusantara

Jelang Puncak Haji, Marwan Dasopang Soroti Penggunaan Bus Tak Sesuai Kesepakatan

Jelang Puncak Haji, Marwan Dasopang Soroti Penggunaan Bus Tak Sesuai Kesepakatan
Ketua Komisi VIII DPR RI sekaligus anggota Timwas Haji, Marwan Dasopang, saat melakukan pemantauan langsung di Jarwal, Sektor 7, Hotel 701, Makkah, Rabu (4/6/2025). (ist)
Kecil Besar
14px

JAKARTA (Waspada): Tim Pengawas Haji (Timwas) DPR RI menyatakan kekecewaannya terhadap pelaksanaan layanan transportasi jemaah menuju Arafah yang dinilai tidak sesuai dengan kesepakatan.

Ketua Komisi VIII DPR RI sekaligus anggota Timwas Haji, Marwan Dasopang, menyoroti penggunaan bus Shalawat dan bus sekolah untuk pengangkutan jemaah ke Arafah menjelang puncak haji.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

“Ya, kita tentu kecewa. Bus yang digunakan itu tidak seperti yang kita putuskan, yaitu bus masyarakat. Bukan bus sekolah, bukan pula bus Shalawat,” tegas Marwan saat melakukan pemantauan langsung di Jarwal, Sektor 7, Hotel 701, Makkah, Rabu (4/6/2025).

Diketahui, Timwas DPR RI mendapati masih ada jemaah yang diangkut menggunakan bus Shalawat maupun bus sekolah, padahal telah disepakati armada yang digunakan untuk perjalanan ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) adalah bus Masyair, yaitu bus khusus yang disiapkan untuk puncak ibadah haji.

Meski secara teknis armada tersebut masih mampu mengangkut jemaah dengan aman, tambah Marwan, namun dari sisi kenyamanan, kesiapan, dan kesesuaian fungsi, penggunaan bus non-Masyair patut dievaluasi.

“Ini jadi bahan evaluasi. Kok bisa bus sekolah dan bus Shalawat masih digunakan untuk mengangkut jemaah ke Arafah? Padahal mereka seharusnya mendapat layanan dari bus khusus,” ujar politisi Fraksi PKB itu.

Perbedaan Bus Shalawat Dan Bus Masyair

Bus Shalawat dan bus Masyair sejatinya memiliki perbedaan fungsi, rute, dan waktu operasi yang sangat mendasar.

Jika berdasarkan fungsi, sebagaimana dikutip dari web DPR RI, dijelaskan Bus Shalawat dirancang khusus untuk antar-jemput jemaah dari hotel ke Masjidil Haram dan sebaliknya. Sementara bus Masyair ditugaskan khusus mengangkut jemaah saat puncak haji menuju Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Bus Shalawat beroperasi 24 jam selama masa ibadah haji reguler. Sebaliknya, bus Masyair hanya beroperasi secara intensif saat fase puncak ibadah haji (Armuzna).

Jika berdasarkan rute bus, Bus Shalawat melayani area sekitar Makkah dan hotel jemaah, sedangkan bus Masyair melayani rute strategis yang telah ditetapkan berupa Makkah-Arafah, Arafah-Muzdalifah, Muzdalifah-Mina, dan Mina-Makkah. Oleh sebab itu, ia menegaskan pentingnya konsistensi pelaksanaan sesuai rencana dan komitmen awal yang telah disepakati bersama oleh pemerintah dan penyedia layanan transportasi atau syarikat.

Wakil rakyat dari daerah pemilihan Sumut II ini menyebut ketidaksesuaian ini sebagai bentuk lemahnya pengawasan teknis yang harus segera diperbaiki.

“Kami minta ini jadi perhatian serius. Jemaah berhak mendapatkan pelayanan terbaik, apalagi pada fase paling krusial dalam ibadah haji,” pungkasnya (J05)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE