JAKARTA (Waspada): Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktrorat Jendertal Bimbingan Masyarakat Buddha menggelar Sannipata yang berarti pertemuan, berkumpul, atau berhimpun. Berlangsung di Auditorium HM Rasjidi, Kantor Kemenag, Jakarta, Minggu (13/7/2025), kegiatan dalam konteks keagamaan ini menjadi momen kebersamaan spiritual umat Buddha yang mengandung semangat konsolidasi, pembinaan, serta penguatan nilai-nilai Dhamma secara kolektif.
Sannipata Nusantara Umat Buddha Indonesia Tahun 2025 ini mengusung tema ‘Melangkah Maju untuk Indonesia Harmoni’. Melalui kegiatan ini, umat Buddha dari berbagai tradisi berhimpun dalam satu ruang untuk saling bersilahturahmi memperdalam spiritualitas, serta menyatukan langkah menuju kehidupan beragama yang moderat, membumi, dan harmonis.
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar saat membuka kegiatan menyampaikan rasa terima kasih kepada Umat Buddha atas terselenggaranya Sannipata ini. Hal ini termasuk kontribusi bagi negara, terutama dalam upaya ikut membicarakan masa depan bangsa.
“Tentu kita berterima kasih jika umat beragama semuanya memberikan kontribusinya terhadap penyelesaian problem-problem, tantangan-tantangan yang dihadapi bangsa ini. Karena negara ini tidak bisa diselesaikan sendiri oleh pemerintah. Kita melibatkan juga tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh masyarakat, tokoh adat untuk berpartisipasi bersama, membicarakan masa depan bangsa yang sangat rumit ini,” ujar menag.
Menag Nasaruddin Umar meyakini, Umat Buddha dalam kegiatan bukan hanya memberikan doa, tapi memberikan pembacaan secara rasional, emosional, dalam rangka menciptakan Indonesia maju, terutama pada masa-masa akan datang yang penuh dengan tantangan.
“Indonesia emas 2045 akan kita capai dengan penuh harapan. Jadi kami menghimbau kepada umat Buddhis terutama, mari kita menyelesaikan persoalan kita secara musyawarah melalui Sannipata,” sambung Nasaruddin.
Dalam acara ini juga dilakukan penyerahan piagam penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) atas capaian luar biasa umat Buddha Indonesia dalam Pembacaan Kitab Suci Dhammapada Serentak 2569 BE/2025, yang melibatkan 2.569 peserta dari 34 provinsi di seluruh Indonesia.
Mengenai penghargaan rekor MURI, Menag menyambut positif. Sebab dikatakan Menag, berlomba-lomba untuk mencapai kebaikan itu adalah anjuran semua agama dan anjuran bahagia.
“Memberikan penghargaan terhadap sebuah prestasi itu adalah positif. Jangan memberikan award, penghargaan terhadap sesuatu yang tidak membangun kemanusiaan. Kalau tidak ada penghargaan terhadap hal-hal yang positif, nanti tidak ada orang yang mau berbuat baik. Jadi fungsinya penghargaan itu adalah untuk memberikan ransangan orang lain untuk berpartisipasi dan berlomba untuk melakukan kebaikan,” ujar Menag Nasaruddin.
Dirjen Bumas Buddha, Supriyadi dalam pidatonya mengatakan, penyelenggaraan Sannipata Nusantara 2025 merupakan bagian integral dari rangkaian Vesākha Sānanda 2569 BE/Tahun 2025, yaitu sebulan pendalaman Dhamma dalam menyambut Hari Raya Tri Suci Waisak. Dalam rangkaian tersebut, umat Buddha di seluruh Indonesia telah melaksanakan berbagai kegiatan seperti pembacaan Paritta dan Dhammapada, praktik atthasīla, kegiatan sosial dan lingkungan, serta perjalanan spiritual Thudong menuju Candi Borobudur.
“Semua kegiatan ini mencerminkan kesungguhan umat dalam menginternalisasi ajaran Buddha secara kontekstual dan aplikatif,” pungkas Supriyadi. (j02)
