Scroll Untuk Membaca

Nusantara

Ketua MPR RI Berharap Partisipasi Peran Anak Bangsa Menyampaikan Semangat Nasionalisme

Ketua MPR RI Berharap Partisipasi Peran Anak Bangsa Menyampaikan Semangat Nasionalisme
Ketua MPR RI Dr. H. Bambang Soesatyo (kiri) saat memberikan cendera mata kepada peserta Sosialisasi Empat Pilar MPR RI,di Ruang Pustakaloka gedung Nusantara V, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (7/5/2024), (Ist)
Kecil Besar
14px

JAKARTA (Waspada): Ketua MPR RI Bambang Soesatyo berharap partisipasi peran anak bangsa agar tidak bosan dan merasa lelah berperan aktif menyampaikan semangat nasionalisme membangun karakter bangsa.

“Saya sangat mengharapkan partisipasi dan peran serta dari segenap anak bangsa di seluruh wilayah Nusantara, khususnya segenap kader
Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-POLRI (FKPPI), agar tidak pernah bosan dan merasa lelah untuk terus
berperan aktif menyampaikan narasi-narasi kebangsaan, untuk menumbuh-kembangkan semangat nasionalisme, membangun karakter bangsa, serta wawasan kebangsaan. Inilah yang telah, sedang, dan akan senantiasa diperjuangkan oleh MPR RI melalui program Sosialisasi
Empat Pilar MPR RI,” ungkap Bamsoet saat menyampaikan pemaparan materi sosialisasi Empat Pilar MPR RI dihadapan ratusan kader FKPPI  DKI Jakarta Raya, di Gedung MPR Jakarta Selasa (7/5).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Ketua MPR RI Berharap Partisipasi Peran Anak Bangsa Menyampaikan Semangat Nasionalisme

IKLAN

Acara Sosialisasi Empat Pilar itu atas kerjasama MPR RI dengan Pengurus Daerah FKPPI Jakarta Raya dengan tema “Merawat Semangat Kebangsaan dalam Bingkai Nusantara, Papuaku, Indonesiaku”.

Menurut Bamsoet, tema ini sangat relevan dan kontekstual, apalagi dengan situasi dan kondisi yang kita hadapi saat ini,
khususnya dalam menyikapi dinamika situasi dan kondisi di tanah Papua.

“Tema ini juga mengingatkan kita, bahwa gagasan merawat semangat kebangsaan, juga meniscayakan pentingnya wawasan kebangsaan sebagai sebuah proses mawas diri, menjaga komitmen sebagai satu kesatuan bangsa yang hidup berdaulat dalam wilayah Nusantara, dari
Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Melalui wawasan kebangsaan inilah, kita dapat menakar potensi diri, sekaligus mempersiapkan diri dalam menyikapi berbagai tantangan kebangsaan, dari berbagai sudut pandang,”ujarnya.

Ketua MPR mengatakan, dalam konteks alokasi anggaran, besarnya pemberian dana Otsus (Otonomi Khusu) harus diimbangi dengan mekanisme pelaporan dan evaluasi secara berkala, untuk mengukur efektivitas dan akuntabilitas-nya. Dengan demikian, besarnya anggaran yang kita gelontorkan untuk pembangunan Papua melalui dana Otsus, benar benar dirasakan manfaatnya sebesar-besarnya
bagi kesejahteraan rakyat Papua.

Selain itu Ketua MPR menilai, kebijakan politik nasional yang mendorong keberpihakan terhadap penyelesaian persoalan Papua,
mengisyaratkan pentingnya Papua bagi Indonesia. ” Indonesia tanpa Papua bukanlah Indonesia, dan menjaga kedamaian Papua adalah bagian tak terpisahkan dari upaya mensejahterakan rakyatnya,” tandas Bamsoet  

Dalam konteks wawasan dan semangat kebangsaan untuk menyelesaikan persoalan Papua, Ketua MPR mengemukakan beberapa gagasan pemikiran. Pertama, menyikapi dinamika situasi dan kondisi yang berkembang saat ini, tentunya kita semua merasa prihatin dengan masih terus berlangsungnya aksi kekerasan di tanah Papua. Pada prinsipnya, penyelesaian persoalan di Papua harus mendahulukan cara-cara damai melalui musyawarah, dialog, dan pendekatan humanis (soft approach).

“Belum luruhnya eskalasi kekerasan di tanah Papua, mengisyaratkan bahwa pendekatan soft approach dalam penyelesaian persoalan di
tanah Papua belumlah optimal, atau bisa jadi, belum menyentuh akar persoalan yang sesungguhnya”, tukasnya.

Kedua, sikap untuk mengedepankan soft approach tidak kemudian dimaknai mengabaikan perlunya langkah tegas dan terukur, khususnya ketika nyawa dan kehidupan rakyat yang menjadi taruhannya. Negara harus hadir untuk memastikan bahwa hak rakyat Papua untuk hidup aman, tentram, dan damai, sebagaimana diamanatkan oleh Konstitusi, tidak tercederai oleh adanya aksi-aksi kekerasan
yang menghantui kehidupan mereka.

Ketiga, harus ada kesadaran dari segenap pemangku kepentingan dan seluruh elemen bangsa, khususnya rakyat Papua, bahwa memajukan dan mensejahterakan seluruh rakyat, termasuk rakyat di Papua, adalah amanat Konstitusi yang menjadi tanggung jawab kolektif seluruh elemen bangsa. Namun kita juga memahami, bahwa mustahil membangun bumi Papua jika intensitas dan eskalasi aksi
kekerasan tak kunjung usai, demikian urai Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, sembari mengharapkan partisipasi dan peran serta dari segenap anak bangsa di seluruh wilayah Nusantara, khususnya segenap kader FKPPI, agar tidak pernah bosan dan merasa lelah dan terus berperan aktif menyampaikan narasi-narasi kebangsaan, untuk menumbuh-kembangkan semangat nasionalisme, membangun karakter bangsa, serta wawasan kebangsaan.(j04).

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE