BALI (Waspada): Ketegangan geopolitik dunia membayangi Presidensi B20 dan G20 Indonesia di Nusa Dua, Bali. Meski demikian, Presidensi B20 Indonesia tetap optimistis pertemuan itu menghasilkan langkah positif.
Indonesia sebagai pemangku Presidensi B20 akan mengupayakan titik temu guna mencapai program-program konkret.
Ketua Umum KADIN Indonesia yang juga Host of B20 Indonesia, M. Arsjad Rasjid mengatakan B20 Indonesia memiliki peran vital untuk mengambil dan momentum di tengah krisis Rusia-Ukraina dan pemulihan ekonomi pascapandemi.
Arsjad melihat, sebagai negara yang berada di antara kawasan Utara dan Utara serta satu-satunya negara ASEAN yang menjadi anggota tetap G20, Indonesia mampu menjadi penyambung suara ekonomi negara maju dan berkembang di kancah global.
Dalam situasi itu, kata Arsjad, Presidensi B20-G20 Indonesia memiliki peran vital untuk menjadi penengah sekaligus memberikan terobosan untuk pemulihan ekonomi dan meredam panasnya suhu politik dunia.
Dalam sambutan saat pembukaan B20 Summit Indonesia 2022 di Nusa Dua, Bali, Minggu (13/11), Arsjad juga melihat, B20 Indonesia ini bisa menimalisir kesenjangan antara negara maju dan berkembang.
“Ini pertama kali Indonesia sebagai negara berkembang menjadi tuan rumah. Untuk itu Indonesia juga mengedepankan agenda-agenda yang berhubungan dengan negara berkembang, karena selama ini lebih banyak di-drive oleh negara maju. Karena itulah, isu UMKM yang di presidensi sebelumnya tidak begitu diperhatikan sekarang kami kedepankan. Kami ingin mencapai konsesus untuk sesuatu yang luar biasa,” ujarnya.
Selaras dengan prioritas G20 Indonesia dan B20 Indonesia, kata Arsjad, juga merumuskan tiga terobosan yaitu inovasi untuk pertumbuhan pasca krisis yang adil, penyertaan UMKM dan kelompok rentan untuk pembangunan berkelanjutan, dan kolaborasi negara maju dan berkembang untuk pertumbuhan yang tangguh dan berkelanjutan.
Seluruh terobosan itu, lanjut Arsjad, tercermin dalam B20 Komunike yang mengarahkan pada tujuan menyeluruh untuk mendorong masa depan yang lebih baik dan lebih berkelanjutan. Selama setahun perjalanan B20 Indonesia, diakui Arsjad terjadi banyak pembahasan dan perdebatan karena tentunya setiap negara memiliki regulasinya masing-masing terutama terkait transisi energi, kesehatan dan digitalisasi.
“Namun, B20 Indonesia hadir untuk mencari solusi. Dari setiap policy recommendation yang dihasilkan, kami tidak hanya ingin berhenti pada kebijakan dan diskusi saja, tapi ada outcome konkritnya atau policy actionnya. B20 Indonesia fokus untuk bergerak melampaui policy recommendation dan legacy program. Pada akhirnya, kami akan menyajikan B20 Komunike sebagai seruan untuk bertindak bagi para pemimpin G20,” jelas Arsjad.
B20 Indonesia telah menyiapkan B20 Komunike, sebuah dokumen yang merangkum seluruh policy, beda recommendation, policy action dan legacy program untuk diserahkan kepada KTT G20.
Harapannya, komunike ini dapat diadopsi oleh G20 sehingga kedua forum ini dapat terus bekerja sama untuk mengimplementasikannya demi mencapai kemajuan yang saat ini diperjuangkan.
Melalui B20 Komunike yang diajukan ke pimpinan G20, mereka dalam membuat kebijakan harus memperhatikan dan mengimplentasikan seluruh masukan B20 Indonesia yang dituangkan melalui B20 Komunike yang bertujuan untuk memajukan pertumbuhan ekonomi global yang inovatif, inklusif dan kolaboratif demi masa depan yang berkelanjutan.
B20 Komunike ini lebih dari sekadar dokumen yang dikembangkan selama Presidensi B20 Indonesia. Menurutnya, selama pertemuan yang digelar secara maraton, B20 Indonesia menyelaraskan dengan prioritas G20 Indonesia yang menekankan pada transisi energi yang berkelanjutan, memperkuat arsitektur kesehatan global dan memajukan transformasi digital.
Isi Komunike akan terbagi menjadi tiga bagian. Pertama berisi pesan kunci berupa ringkasan dari isu prioritas yang diangkat dan dikembangkan oleh enam Task Forcedan satu Action Council.
Pesan kunci ini dibagi lagi menjadi 6 prioritas makro yang masing-masingnya memiliki tiga hingga lima calls-to-action untuk G20.
Terdapat tiga lingkup pesan kunci yang hendak dikomunikasikan, yakni inovasi, inklusivitas, dan kolaboratif. Inovasi bertujuan untuk mendorong solusi inovatif demi pertumbuhan yang merata.
Inklusivitas bertujuan untuk memfasilitasi perkembangan yang berkelanjutan bagi UMKM dan kelompok rentan, sementara kolaboratif berarti mengatur kooperasi antar pemangku kepentingan termasuk antara negara maju dan berkembang demi terbangunnya masa depan yang berkelanjutan dan stabil.
Pada bagian kedua, komunike akan berisi rekomendasi kebijakan dan penindaklanjutan dalam bentuk ringkasan penelitian terhadap tujuh kebijakan yang dikembangkan oleh Task Force dan Action Council B20 Indonesia, yakni Digitalization; Integrity & Compliance; Future of Work & Education; Trade & Investment; Energy, Sustainability and Climate; Women in Business Action Council dan Finance and Infrastructure.
Bagian terakhir dari komunike ditutup dengan pernyataan dari the International Advocacy Cause (IAC), kelompok yang terdiri dari puluhan CEO perusahaan global terkemuka dan pemimpin federasi bisnis dari negara-negara G20 yang menjadi pengarah Presidensi B20 sekaligus merepresentasikan legacy program B20 Indonesia untuk dunia.(m29)
Waspada/Ist
Ketua KADIN Indonesia M. Arsjad Rasjid memberikan sambutan saat pembukaan B20 Summit Indonesia 2022 di Nusa Dua, Bali, Minggu (13/11).