JAKARTA (Waspada): Bauksit harus dimanfaatkan didalam negeri, menjadi nilai tambah bagi industri aluminium Indonesia. Setiap proses pengelohan bauksit menjadi aluminium yang dilakukan di dalam negeri ini akan menyerap banyak tenaga kerja, bahkan akan meningkatkan devisa bagi negara.
Seperti investasi pembangunan smelter alumina di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, menjadi pendorong terciptanya lapangan kerja bagi masyarakat dan peningkatan investasi dalam negeri.
Dengan pertimbangan ini, anggota Komisi VII DPR RI , Lamhot Sinaga, mendukung dan mengapresiasi rencana pemerintah melarang ekspor bauksit paling lambat 10 Juni 2023. Langkah ini diambil pemerintah untuk memberikan nilai tambah terhadap produk olahan bauksit. Apalagi nilai tambah olahan bauksit menjadi alumina diperkirakan mencapai 10 kali lipat.
“Ini yang selalu jadi concern saya dari dulu, hasil tambang bauksit kita nomor 6 terbesar di dunia, tetapi kita malah mengimpor alumina. Bahkan negara yang tidak ada hasil bumi bauksit menjadi pengekspor alumina serta aluminium, dan Indonesia termasuk pengimpor alumina, ini sangat menyedihkan. Untuk itu kita harus maksimalkan potensi bauksit ini, apa yang dilakukan pemerintah dengan menyetop ekspor bauksit sesuatu yang positif. Program hilirisasi bauksit dari pemerintah harus terus didukung dan dikawal agar pembangunannya dengan investasi yang cukup besar menghasilkan output yang besar pula,” kata Lamhot Sinaga menegaskan dukungannya kepada pemerintah menghentikan ekspor bauksit dalam rapat dengar pendapat Komisi VII DPR RI dengan dengan MIND-ID di gedung DPR Jakarta (16/2/2022)
Sebagai informasi, Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Biji Besi Indonesia (APB3I) mengakabarkan investasi pembangunan smelter alumina membutuhkan dana besar hingga US$1,2 miliar atau setara Rp17 triliun.
Sejauh ini Indonesia memiliki tiga smelter alumina. Ketiganya yakni PT Well Harvest Winning AR, PT Indonesia Chemical Alumina, PT Bintan Alumina Indonesia serta smelter milik Inalum dan PT Antam, Tbk (ANTM).
“Saya menantang semua BUMN tambang yang bergabung dalam holding MIND.ID untuk mendukung rencana pemerintah ini, agar tercipta kemandirian pengolahan bauksit sampai menjadi aluminium di dalam negeri,” tukas Lamhot Sinaga. (J05)