Scroll Untuk Membaca

NusantaraSumut

Lamhot Sinaga: Pariwisata Solusi Peningkatkan Pendapatan Negara

Lamhot Sinaga: Pariwisata Solusi Peningkatkan Pendapatan Negara
Kecil Besar
14px

JAKARTA (Waspada): Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Lamhot Sinaga, menegaskan bahwa sektor pariwisata berpotensi menjadi solusi utama dalam meningkatkan pendapatan negara, bahkan melampaui sektor migas.

“Pada tahun 2019, sebelum pandemi COVID-19, sektor pariwisata berhasil menyumbang devisa negara lebih tinggi dibandingkan sektor migas, padahal saat itu pariwisata belum menjadi prioritas utama dalam strategi peningkatan pendapatan negara,” ujar Lamhot Sinaga, Jumat (30/5/2025),

Namun, pandemi COVID-19 menjadi pukulan berat bagi sektor ini. Pariwisata sempat terpuruk dalam dua tahun akibat pembatasan perjalanan dan pembekuan aktivitas wisata.

Meski demikian, menurut Lamhot, pasca pandemi sektor ini menunjukkan kebangkitan yang signifikan.

“Di tahun 2024, kita melihat performa yang menggembirakan. Total devisa negara dari sektor pariwisata mencapai Rp243 triliun. Tapi 44 persen atau sekitar Rp107 triliun berasal dari Bali saja. Ini menunjukkan adanya ketimpangan yang sangat besar,” tutur .

Dhadapaan masyarakat Samosir dan pejabat Kementerian Pariwisata dalam rangka mendorong perhatian serius pemerintah terhadap pembangunan pariwisata nasional yang merata dan berkelanjutan, saat menggelar sosialisasi di reses masa , Lamhot menekankan perlunya pemerataan pembangunan sektor pariwisata, khususnya di destinasi super prioritas seperti Danau Toba, Labuan Bajo, dan destinasi lainnya di luar Bali.

“Pemerintah harus menggenjot pengembangan pariwisata di luar Bali. Salah satunya dengan membangun infrastruktur dasar yang mendukung kenyamanan dan kualitas hospitality. Selain itu, reformasi regulasi yang menghambat investasi di sektor pariwisata juga sangat penting,” jelasnya.

Salah satu regulasi yang menjadi sorotan Lamhot adalah Peraturan Menteri Keuangan yang menghambat sistem Build-Operate-Transfer (BOT) dengan batas waktu pemanfaatan tanah yang terlalu pendek. Ia menyarankan agar skema BOT bisa diperpanjang hingga 50–80 tahun, guna memberikan kepastian dan daya tarik bagi investor.

Tak hanya itu, Lamhot yang merupakan legislator dari dapil Sumatera II itu juga menekankan pentingnya promosi yang masif dan berkelanjutan untuk mengangkat citra dan daya saing destinasi wisata di luar Bali.

“Kalau kita serius ingin menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan pendapatan negara, maka harus ada keberanian untuk melakukan lompatan kebijakan, baik dari sisi infrastruktur, regulasi, maupun promosi,” pungkas Ketua DPP Partai Golkar itu. (J05)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE