JAKARTA (Waspada): Pemerhati dan pelaku pariwisata Ir Sanggam Hutapea, MM, mengingatkan penetapan Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark, tiga tahun lalu, ada tanggung jawab besar bagi Pemerintah Pusat dan Daerah, maupun masyarakat dalam pengembangan dan pembangunan kawasan Danau Toba.
Karena itu, menjadikan kawasan Danau Toba sebagai wisata berkelas dunia, bukan hanya bicara membangun infrastruktur, tetapi juga harus sejalan dengan upaya menjaga ekosistim dan kelestarian lingkungan kawasan Danau Toba.
Penegasan itu disampaikan Sanggam Hutapea menanggapi munculnya gambar Danau Toba sebagai tampilan Google Doodle, pada Kamis 31 Agustus 2023.
Menurut Sanggam Hutapea para pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengembangan pariwisata di kawasan Danau Toba harus duduk bersama untuk menyatukan presepsi pengembangan dan pembangunan serta pelestarian lingkungan, termasuk menjaga kestabilan debit air Danau Toba agar dari tahun ke tahun tidak mengalami penyusuatan. Akan lebih baik jika pemerintah melibatkan peneliti guna mengetahui penyebab terjadinya penyusutan debit air Danau Toba yang setiap tahunnya terjadi.
” Saya pikiri perlu upaya bersama dari berbagai pemangku kepentingan, baik Pemerintah Pusat dan Daerah, maupun masyarakat untuk meningkatkan dan menjaga ekosistim serta kelestarian lingkungan kawasan Kaldora Toba, kata Sanggam Hutapea yang diwawancarai wartawan di Jakarta, Rabu (6/9/2023).
Jika ekosistim Danau Toba tidak menjadi perhatian serius, maka lingkungan kawasan Danau Toba akan makin rusak dan penyusutan debit air Danau Toba akan semakin besar. Bila lingkungan kawasan Danau Toba tak terjaga, otomatis juga akan mengurangi keindahan alam Danau Toba yang mempesona.
Menjadikan kawasan Danau Toba sebagai wisata berkelas dunia bukan hanya pembangunan infrastruktur, tetapi juga harus menjaga ekosistim dan kelestarian lingkungan kawasan Danau Toba, tegas Sanggam Hutapea.
Menurut alumnus pascasarjana Universitas Gajah Mada itu, penetapan Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark tentu membuat kawasan Danau Toba jadi perhatian dunia dan lebih mudah mempromosikan Danau Toba sebagai wisata dunia.
Penetapan ini juga dapat mendorong pengembangan perekonomian dan pembangunan berkelanjutan di kawasan Danau Toba dan melalui pengembangan geo-pariwisata yang berkelanjutan akan terbuka peluang bagi masyarakat yang tinggal di kawasan itu untuk promosikan budaya, produk lokal, dan tentu menciptakan lapangan kerja yang lebih luas.
Sanggam Hutapea mengingatkan meminimalisir kerusakan lingkungan kawasan Danau Toba memerlukan upaya penyelamatan agar degradasi lingkungan yang terjadi tidak terus berlanjut.
Berbagai uapaya harus segera dilakukan, dan salah satu cara menurut Sanggam Hutapea yakni melakukan penghijauan menyeluruh di kawasan Danau Toba untuk kembali asri.
Dengan adanya penghijauan, jelas Sanggam Hutapea, akan menurunkan suhu panas di kawasan itu dan oksigen yang dihasilkan pepohonan hijau membuat lingkungan lebih segar, nyaman dan asri.
Sanggam Hutapea pun mendorong adanya kebijakan dari Pemerintah untuk mengatur pembangunan di kawasan Danau Toba, seperti maksimal tinggi bangunan. Bahkan jika memungkinkan dilakukan kajian di beberapa kawasan untuk tidak mempergunakan alat pendingin seperti AC (Air Conditioner) .
Menurut Sanggam Hutapea masih banyak tempat di kawasan Danau Toba saat ini sangat memungkinkan tidak memerlukan alat pendingin yang mengkondisikan ruangan sesuai dengan yang diinginkan.
Di Kota Toris Parapat, Kabupaten Simalungun, contohnya masih ada penginapan tidak memakai alat pendingin (AC) karena kawasan tersebut berada di daerah dataran tinggi sehingga cukup membuat udara terasa sangat dingin.
Bahkan, salah satu hotel berbintang yakni, Parapat View tidak memasang AC untuk penyejuk. Pasalnya, keasrian di lingkungan hotel dan sirkulasi oksigen tetap terjaga.
Arsitektur atau desain bangunan dengan corak khas Batak, ditambah konsep layanan kamar menambah kenyamanan untuk menikmati keindahan alam Danau Toba. Apa lagi, hotel ini berdampingan langsung dengan rumah – rumah penduduk untuk memberi nilai tambah nuansa pedesaan yang asri, sejuk dan di kelilingi tumbuh berbagai jenis pohon
Parapat View Hotel yang posisinya tepat menghadap Danau Toba, berkomitmen menerapkan konsep ramah lingkungan asri dan tidak memakai alat pendingin .
” Jadi kita yakin jika kelestarian lingkungan di kawasan Danau Toba terjaga, maka desain dan material hotel yang dirancang peduli pada kelancaran sirkulasi udara, serta tidak merusak lingkungan, tempat penginapan di kawasan Danau Toba tidak membutuhkan AC untuk penyejuk, tandasnya.
Sanggam Hutapea pun mengajak para pelaku pariwisata di kawasan Danau Toba untuk rutin melakukan penanaman pohon di lingkungan masing – masing.
Sekali lagi Sanggam mengingatkan bahwa penetapan Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark, memberikan kesempatan dan sekaligus juga tanggung jawab bagi Indonesia, khususya bagi masyarakat. (J05)