Scroll Untuk Membaca

Nusantara

Megawati Minta Anak Muda Terlibat Pertahankan Adat Dan Alam

Kecil Besar
14px

BADUNG (Waspada): Presiden Republik Indonesia kelima Prof. Dr. (H.C) Megawati Soekarnoputri meminta anak muda Bali untuk ikut terlibat dalam menjaga kelestarian lingkungan, budaya, dan alam di Pulau Dewata. Megawati meminta peran anak muda dimasukkan dalam Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125.

Hal itu disampaikan Megawati saat memberikan arahan dan membuka acara seminar bertajuk ‘Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125’ di The Trans Hotel Resort Bali, Badung, Bali, Jumat (5/5/2023).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Megawati Minta Anak Muda Terlibat Pertahankan Adat Dan Alam

IKLAN

Anak muda harus berperan penuh mendukung pemerintah menjaga kelestarian Bali.

“Saya harap Haluan 100 tahun ini, setelah dibuat jadi aturan, benar-benar dijalankan. Anak muda, dengerin pidato Ibu, kamu yang akan ambil alih generasi. Kalau kamu mikirinnya (bahwa yang penting pariwisata Bali, red) sudah dapat duit segala, rusak Bali. Catat omongan saya,” tegas Megawati.

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu meyakini apabila Bali melupakan kelestarian lingkungan, budaya, dan alamnya, maka tak ada lagi wisawatan atau masyarakat yang betah di Pulau Dewata ini.

Putri Proklamator RI Bung Karno itu juga mengingat pertama kali ke Bali pada 1954. Megawati mengatakan Bandara Ngurah Rai dibangun oleh Bung Karno. Mereka lalu tinggal di Tampaksiring, Kabupaten Gianyar.

“Waktu itu saya lihat Bali sangat sejuk, tetapi hangat. Kalau dari Denpasar ke Tampaksiring, itu saya sudah lihat sawah menguning, sayup-sayup dengar kalau enggak suling, baca weda-wesa. Bisa sampai suara di jalan, coba saudara jalan (sekarang), kan, enggak terlihat,” kata Megawati.

Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu juga melihat ada masyarakat yang mengeringkan padi di jalan. Megawati pun bertanya kepada sang ayah, apakah tidak takut padi itu dicuri.

“Bapak saya katakan orang Bali hidupnya lurus, enggak mungkin mencuri,” kata Megawati.

Mengutamakan Lahan Subur

Megawati juga meminta haluan pembangunan 100 tahun Bali tetap mengutamakan keberadaan lahan subur. Megawati tidak ingin Bali hanya fokus pada pembangunan infrastruktur atau perhotelan.

Megawati menjelaskan dirinya diminta oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi Ketua Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), salah satunya untuk menyusun perencanaan Indonesia ke depannya.

Kepada Gubernur Bali Wayan Koster, Megawati pun meminta untuk memperhatikan kelestarian lingkungan dan tanah.

“Berhenti konversi tanah subur. Itu masih harus masuk catatan. Bagaimana petaninya, rakyatnya nanti mau dikasih makan apa? Bali ini subur, awas, lho, kalau enggak bikin Perda konversi tanah itu,” kata Megawati.

Ia menyampaikan untuk apa suatu daerah apabila terjadi ketandusan. Pembangunan hotel yang masif pun di Bali nantinya akan menggerus daerah menjadi daerah yang biasa saja tanpa menjaga kelestarian lingkungan.

Megawati mencontohkan hal itu terjadi di Hawaii, Amerika Serikat, yang saat ini turis merasa jenuh untuk berkunjung ke sana.

Karenanya, Megawati mengingatkan kepada gubernur Bali saat ini untuk menjaga pertanahan dan pertanian di Pulau Dewata.

“Ya, dong, supaya rakyat Bali itu makmur dan sejahtera. Enggak usah cari makannya ke mana saja,” kata Megawati.

Ia pun mengingatkan pada masa lampau di era masih bernama Partai Demokrasi Indonesia, pernah berpidato di sebuah lapangan di Bali.

Saat itu, Megawati mengingatkan kepada pejabat dan rakyat Bali agar tidak terpesona dengan wisatawan asing. Megawati menyampaikn dirinya bukan anti asing. Menurutnya, Megawati jangan sampai rakyat Bali tidak memiliki tempat lagi sehingga tersingkirkan.

Megawati menyatakan Bali hanya sedikit daratan dan berbatasan langsung dengan laut sehingga memiliki keterbatasan tanah.

“Kamu tersingkirkan, tersingkirkan, tinggal nyemplung kamu ke laut,” tegas Megawati.

Megawati mencontohkan penduduk asli Jakarta yaitu Betawi. Saat ini, suku Betawi terpinggirkan sehingga mayoritas rakyatnya bermukim di luar Jakarta. Megawati mengaku harus menyampaikan kebenaran yang pahit itu agar mengingatkan pentingnya pemerintah setempat membuat kebijakan mempertahankan lahan.

“Sekarang ke pinggir, ke pinggir, ke pinggir, itu di kota. Nah, ini (Bali) di pulau kecil, kecil, kecil. Lihat saja di peta kan kecil. Ini yang Bung Karno bilang pemerasan orang pada orang lain,” tandas Megawati.

Pada seminar ini, hadir Gubernur Bali Wayan Koster dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa dan jajaran di institusi tersebut.

Hadir Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati.

Ada juga perwakilan dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu), akademisi, praktisi, tokoh-tokoh masyarakat, rektor, sejarawan, antropologi, sosiologi, psikologi, ekonom, ahli pertanian, dan berbagai pakar lainnya.

Total yang hadir sekitar 240 orang. Mereka memberi masukan mengenai materi atau konsep Haluan Bali Masa Depan 100 Tahun Bali Era Baru.

Megawati berharap para hadirin yang datang membuat roadmap Bali seratus tahun ke depan dengan baik. (irw)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE