Scroll Untuk Membaca

Nusantara

Megawati Tak Ingin Pengadaan Alutsista Indonesia Didikte Asing

Kecil Besar
14px

JAKARTA (Waspada): Presiden RI Kelima Megawati Soekarnoputri menceritakan pengalaman diplomasinya saat akan membeli jet tempur Hawk buatan Inggris.
Putri Proklamator RI itu sempat terkejut lantaran duta besar Inggris menyodorkan kontrak bahwa Hawk tidak boleh dipergunakan untuk berperang meskipun memilki spesifikasi sebagai pesawat tempur.

Awalnya Megawati mengatakan, dirinya sempat ditawari agar membeli pesawat tempur buatan Rusia oleh Presiden Vladimir Putin.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Megawati Tak Ingin Pengadaan Alutsista Indonesia Didikte Asing

IKLAN

Namun, ketika itu, Megawati tidak langsung menyetujui dan memilih membuka komunikasi dengan Amerika Serikat dan Inggris untuk pembelian pesawat tempur.

“Saya kenal baik sama Pak Putin (Presiden Rusia) itu yang ngajarin saya suruh beli pesawat tetapi saya diplomasinya pintar. Jadi, saya datangi dulu Amerika,” kata Megawati dalam acara peluncuran buku Hari Jadi ke-58 Lemhannas RI Tahun 2023 di Gedung Lemhanas, Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu (20/5/2023).

Megawati menuturkan ketika berbicara dengan Presiden Amerika Serikat George Bush Jr soal keinginannya membeli pesawat dari negeri Paman Sam. Namun Bush tidak menjawab keinginannya tersebut.

Lantas Megawati bertanya kepada Bush apakah Indonesia masih memiliki utang sehingga negaranya diembargo untuk membeli alutsista dari Amerika Serikat.

“Katanya, Ibu Mega sudah lunas, loh, kok, sudah lunas diembargo, ya? Kan, gitu. Realistis saja dong tolong, saya bilang copot dong tolong katanya kita mau bersahabat. Terus, aku mau beli pesawat, kapal (dia diam) ya sudah toh karena diam saya pulang saja,” tutur Megawati.

Karena Amerika Serikat tak bergeming terkait Indonesia berniat membeli pesawat tempur, maka Megawati membuka komunikasi dengan duta besar Inggris.

Ketika itu, dia hendak membeli jet tempur Hawk untuk memperkuat pertahanan udara Indonesia.

Namun, Megawati terkejut ketika duta besar Inggris mengatakan ada kontrak soal penggunaan jet tempur Hawk. Dalam kontrak itu disebutkan, bahwa jet tempur Hawk tidak diperuntukan untuk berperang. Ironisnya, pesawat Hawk dirancang dan memiliki spesifikasi untuk bertempur.

“Masa bilangnya gini ‘bahwa pesawat itu padahal kan buat perang ya, katanya ga boleh buat perang, loh jadi itu pesawat opo?,” kata Megawati.

Megawati mengaku sangat terkejut dengan isi kontrak tersebut. Bahkan, dia akan membatalkan kontrak tersebut apabila telah terlebih dulu mengetahuinya.

“Saya sampai minta kontraknya, terus saya lihat, “aduh iki kok enak bener orang Indonesia nerima bae, kalau saya sudah tau dari dulu saya robek, kok udah beli pesawat untuk tempur kok ga boleh di kontraknya,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Megawati berujar supaya kejadian serupa tidak terulang lagi. Dia mengingatkan agar pengalamannya dijadikan pembelajaran supaya dalam pembelian alutsista memang bisa dipergunakan sebagaimana mestinya.

Dalam acara itu hadir juga Menko Polhukam Mahfud MD. Megawati mengingatkan jangan sampai ada alutsista Indonesia dibeli dengan kontrak yang merugikan.

“Jangan ada lagi yang kayak gitu. Jangan Pak Mahfud ketawa. Ini pengalaman saya loh, ini saya sharing, loh. Jadi, kita ini mau jadi bangsa yang apa? Jawab kalau urusan itu, jangan jawab ke saya. Jawab pada dirimu bahwa saya l’m Indonesian gitu dong,” katanya.

Pemimpin Harus Ksatria

Megawati Soekarnoputri pun menyinggung perang Rusia dengan Ukraina untuk menggambarkan sosok karakter pemimpin ksatria yang mesti dipelajari.

Ia menegaskan bahwa pemimpin itu harus punya ciri dan cara berpikir yang kokoh dan ksatria.
Sebelum itu, Megawati menyinggung pertempuran antara Rusia dan Ukraina sebagai contoh untuk dipelajari.

“Ini yang namanya Rusia dan Ukraina kalau saya katakan bukan perang. Battle saja. Kalau saya lihatin saja. Menurut saya seorang pemimpin itu cara berpikir. Aksi reaksi supaya tidak salah berpikirnya,” ujar Megawati.

Megawati kembali menyinggung Presiden Ukraina, yang justru dalam perang melawan Rusia mencari dukungan ke negara-negara lain, khususnya Amerika Serikat dan Uni Eropa.

“Lha Presiden Zelenskyy (Volodymyr Zelenskyy) itu kok cari dukungan kemana-mana. Tidak langsung (lawan). Kalau saya selalu bilang, hadapi itu yang ksatria. Begitu kalau saya selalu ngomong sama anak-anak saya (kader PDI Perjuangan, red),” jelas Megawati.

Megawati pun meminta Indonesia sebagai sebuah bangsa harus mempersiapkan diri dengan baik. Baik dalam menghadapi persoalan nasional, maupun masalah global.

“(Dengan cara berpikir yang kuat) kita bisa mempersiapkan diri kita, diri bukan orang per orang, tapi sebagai bangsa mempersiapkan secara nasional dan juga internasional. Karena kalau tidak begitu bagaimana kita,” tegas Megawati.

Ia juga menyebut para Jenderal TNI dan Polri, agar benar-benar memiliki jiwa kepemimpinan yang memperhatikan anak buah. Apalagi Megawati adalah mantan panglima tertinggi negara (Presiden ke-5 RI, red) yang tentunya memegang komando.

Ia mengatakan, ketika menjadi Presiden, pangkat, bintang, dan medali itu ditempelkan di baju kebesaran yang menjadi simbol sebagai pimpinan.

“Bahwa itu sebuah penghargaan, thank you. Tapi bukan itu. Bukan itu modal dasar kita sebagai sebuah bangsa. Jangan dong. Saya bilang kepada para jenderal itu,” kata Megawati.

“Coba para jenderal-jenderal itu, pakaian saya juga pernah panglima tertinggi lho. Saya ngomong begini supaya inget juga. Eling. Kalian bisa begitu (dihormati sebagai pemimpin, red) karena siapa? Karena ada anak buah. Tolong benar-benar anak buah diurus. Anak buah itu diurus buanget. Karena apa? Kalau enggak ada yang ngomong siap Ndan, siap Ndan. Ya kayak gini aja jadinya,” tukas Megawati.

Bukan hanya bagi para petinggi TNI, Megawati juga menyinggung Polisi yang harus memperhatikan anak buah.

“Tolong deh. Saya melihat soalnya. Polisi juga. Kalau sudah jadi jenderal, anak buahnya itu diurus. Jangan sampai mati keleleran. Saya selalu bilang mana ada jenderal yang mati di depan perang. Enggak ada. Yang ada anak buah. Kenapa? Saya ini dulu presiden lho DOM Aceh itu saya sama panglima ngomel terus,” tegas Megawati. (irw)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE