Scroll Untuk Membaca

Nusantara

Menag Dorong Santri dan Pesantren Jadi Pelopor Transformasi Sosial

Menag Dorong Santri dan Pesantren Jadi Pelopor Transformasi Sosial
Menteri Agama Nasaruddin Umar mendorong para santri dan pesantren di seluruh Indonesia untuk menjadi pelopor transformasi sosial di tengah masyarakat.
Kecil Besar
14px

JAKARTA (Waspada.id): Menteri Agama Nasaruddin Umar mendorong para santri dan pesantren di seluruh Indonesia untuk menjadi pelopor transformasi sosial di tengah masyarakat.

Hal ini disampaikan dalam momentum Pesantren Award 2025, Senin (20/10/2024) yang digelar oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam sebagai bentuk apresiasi terhadap kontribusi besar pesantren, kepala daerah, dan santri inspiratif di berbagai daerah.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Menurut Menteri Agama, pesantren memiliki posisi strategis dalam membangun peradaban bangsa. Nilai-nilai yang diajarkan di pesantren seperti keikhlasan, kesederhanaan, dan cinta tanah air merupakan fondasi penting dalam membentuk masyarakat yang berkarakter dan berkeadaban.

“Pesantren bukan hanya tempat belajar agama, tetapi juga pusat pembentukan karakter dan penggerak perubahan sosial. Santri dan pesantren harus mampu menjadi motor penggerak masyarakat menuju kehidupan yang lebih maju dan berkeadilan,” ujar Nasaruddin.

Menag juga menegaskan bahwa dunia pesantren kini harus adaptif terhadap perkembangan zaman, termasuk dalam bidang teknologi, ekonomi, dan sosial kemasyarakatan, tanpa meninggalkan akar tradisinya.

“Pesantren memiliki kekuatan besar, karena di dalamnya tumbuh nilai-nilai kebersamaan dan kemandirian. Kekuatan inilah yang harus terus dijaga dan dikembangkan agar pesantren mampu menjadi agen transformasi sosial di era modern,” lanjutnya.


Melalui Pesantren Award 2025, Kementerian Agama memberikan penghargaan kepada kepala daerah, pesantren, dan santri yang dinilai telah memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan dunia pesantren dan masyarakat sekitar.

Menag berharap penghargaan ini tidak hanya menjadi bentuk apresiasi, tetapi juga menjadi semangat baru bagi seluruh pesantren untuk terus berinovasi dan berkontribusi bagi bangsa.

“Kita ingin pesantren terus menjadi pusat peradaban yang melahirkan generasi berilmu, berakhlak, dan berdaya saing global,” tutupnya.

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama menggelar Malam Penghargaan Pesantren Award 2025 sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Santri Nasional. Ajang ini menjadi bentuk apresiasi atas kontribusi pesantren dan para santri yang terus berperan aktif dalam membangun bangsa, sekaligus menjadi momentum penting untuk memperkuat nilai tradisi dan modernitas dalam dunia pesantren.

Dalam sambutannya, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Amien Suyitno menyampaikan bahwa Pesantren Award bukan sekadar ajang penghargaan, melainkan refleksi atas kiprah besar pesantren dalam menjaga keilmuan, kebudayaan, dan peradaban Islam di Indonesia.

“Acara ini bukan hanya selebrasi, tapi penghormatan terhadap peran pesantren sebagai penjaga nilai, pusat dakwah, dan motor perubahan masyarakat,” ungkapnya.

Dirjen juga menegaskan bahwa dunia pesantren memiliki kekayaan tradisi yang patut dijaga, tanpa menutup diri terhadap perkembangan zaman.

“Bersantri tidak berarti meninggalkan modernitas, dan mencintai tradisi tidak berarti menolak kemajuan. Pesantren hari ini harus mampu beradaptasi tanpa kehilangan jati diri,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa Pesantren Award merupakan bagian dari upaya Kementerian Agama untuk memberikan ruang apresiasi bagi para santri, kepala daerah, dan pengelola pesantren yang berkontribusi nyata dalam pembangunan masyarakat.

“Penghargaan ini bukan akhir, tetapi awal dari gerakan besar untuk menjadikan pesantren semakin berdaya, mandiri, dan berdampak luas,” tambahnya.

Tahun ini, Pesantren Award memberikan apresiasi dalam beberapa kategori, antara lain Santri Inspiratif, Pesantren Transformatif, Kepala Daerah Sahabat Santri, dan Pelayanan Pesantren Berdedikasi Tinggi. Seluruh kategori tersebut menggambarkan bagaimana pesantren telah tumbuh sebagai pusat pendidikan yang melahirkan generasi intelektual, berkarakter, dan mencintai tanah air.

Ia juga mengingatkan bahwa Hari Santri bukan hanya milik komunitas santri, tetapi milik seluruh bangsa Indonesia.

“Hari Santri adalah milik kita semua. Semangat santri adalah semangat kebangsaan — berjuang dengan ilmu, berkhidmat dengan keikhlasan, dan berkontribusi untuk Indonesia,” tegasnya.

Melalui kegiatan ini, Dirjen Pendis berharap pesantren dapat terus menjadi pusat pembentukan karakter dan pengetahuan, sekaligus motor gerakan sosial yang menjaga harmoni antara tradisi keislaman dan modernitas kehidupan bangsa.

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE