JAKARTA (Waspada): Anak rantau dari Desa Janjiraja dan Desa Holbung, Kecamatan Sitiotio, Kabupaten Samosir yang tinggal di Jakarta meminta pemerintah Provinsi Sumatra Utara untuk segera memprioritaskan perbaikan jalan yang menghubungkan kabupaten Humbang Hasundutan dengan Kabupaten Samosir.
Jalan sepanjang kurang lebih 5 KM itu, saat ini kondisinya sangat rusak parah dan semenjak tahun 2018 ditetapkan menjadi jalan Provinsi tak pernah ada perbaikan .
” Kondisi jalan yang menghubungkan kabupaten Humbang Hasundutan dengan Kabupaten Samosir sangat rusak parah. Bahkan tak jarang Ketika musim hujan pengendara kenderaan roda dua maupun empat takut kepeleset melintasi jalan sehingga harus rela bermalam di tengah jalan menunggu jalanan kering, ujar Swardi Aritonang SH, MH, salah seorang anak rantau dalam keterangan tertulisnya kepada waspada.id, di Jakarta, Kamis (17/11/2022).
Menurut praktisi hukum ini, warga sudah sering mengusulkan kepada Pemerintah tentang keadaan jalan yang rusak itu namun belum mendapat perhatian serius. Sudah beberapa kali pergantian Bupati hingga saat ini namun kondisi jalan tersebut tetap rusak parah. Hingga semenjak tahun 2018 ruas jalan ini ditetapkan menjadi jalan Provinsi, juga sampai saat ini belum ada perbaikan.
Padahal, tambah Swardi Aritonang, jalan di Desa Janjiraja dan Desa Holbung itu sangat vital bagi perputaran roda perekonomian masyarakat, dimana jalan itu merupakan jalan yang menghubungkan kabupaten Humbang Hasundutan dengan Kabupaten Samosir.
Karena kondisinya sangat parah dan membahayakan yang melintas, seharusnya Pemkab Samosir bisa mengambil alih jika Pemprov Sumut belum ada kepastian, harap Swardi Aritonang
Saat ini, lanjut Swardi Aritonang, kecewa dengan tidak adanya perhatian pemerintah dengan kondisi jalan yang rusak parah, masyarakat Desa Janjiraja dan Desa Holbung Kecamatan Sitiotio, Kabupaten Samosir saat ini bergotong royong memperbaiki jalan secara swadaya.
Jika jalan ini diperbaiki, sangat bermamfaat bagi orang banyak dan bahkan membangkitkan ekonomi warga kedua desa sehingga warga dapat mengangkut hasil bumi, seperti kopi dan sayur mayur dan hasil ladang lainnya untuk dipasarkan ke daerah lain.
Disamping itu, keberadaan jalan ini juga akan meningkatkan daya minat wisatawan untuk berkunjung karena jalan ini menghubungkan lingkar luar Danau Toba sebagai salah satu destinasi parawisata Indonesia berbasis keindahan alam.
Warga dua desa sangat merasa resah dan kecewa selama ini bahkan beberapa warga meminta berpindah Kabupaten ke Humbang Hasundutan melihat desa sebelahnya yakni Desa Tipang sudah jauh lebih maju sedangkan begitu masuk perbatasan Samosir sangat tidak layak dilewati.
Upaya swadaya ini berawal karena warga sudah menunggu lama adanya perhatian pemerintah memperbiki jalan, namun tak kunjung ada perbaikan. Melihat kondisi tersebut lah, warga perantau menggagas upaya perbaikan.
Melalui beberapa pertemuan untuk membahas dan mencari solusi, warga kedua desa bersama kepala Desa melaksanakan musyawarah membentuk Panitia pembangunan dengan memilih Ketua Panitia Aken Parlindungan Siringoringo.
Setelah Menyusun proposal dibutuhkan sedikitnya dana Rp 728.000.000. Saat ini masih terus menunggu pengumpulan dana, tetapi pengerjaan sudah dilakukan dengan Excavator mulai mengeruk dan meratakan badan jalan.
Swardi Aritonang berharap semua warga, baik yang tinggal di desa dan diperantauan memberikan dukungan secara sukarela sehingga dana yang dianggarkan bisa terkumpul dan tentunya hanya bisa dicapai apabila dengan kebersamaan.
“Mari bersama-sama, khususnya warga Desa Janjiraja dan Desa Holbung di perantau untuk mendukung program pembangunan jalan secara swadaya ini. Mudah-mudahan juga, aksi gotong royong ini menggugah hati Pemerintah untuk segera melakukan sentuhan Pembangunan terhadap kedua desa yang jauh tertinggal itu,pungkas Swardi Aritonang SH, MH. (J05)