KARAWANG (Waspada) : Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) luncurkan logo baru dan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) sebagai komitmen mewujudkan visi “Bersama Indonesia Maju menuju Indonesia Emas 2045” menjalankan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto pada butir 4 dan 6 untuk menyelesaikan isu strategis nasional, termasuk gizi, hingga pengentasan kemiskinan.
“Terutama komitmen menuntaskan target 1 juta anak Indonesia bagian dari keluarga berisiko stunting (KRS) lima tahun ke depan, insyaallah tidak sampai 5 tahun kita dapat menuntaskannya,” ucap Menteri Kemendukbangga/BKKBN, Dr. Wihaji, S.Ag., M.Pd, didampingi Wakil Menteri Kemendukbangga/BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, pada peluncuran logo baru Kemendukbangga/BKKBN dan GENTING di Danau Cipule, Desa Mulyasari, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Kamis (5/12).
Turut hadir pada peluncuran tersebut Menteri Sosial Syaifullah Yusuf, anggota DPR RI, pengurus pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI), jajaran Kemendukbangga/BKKBN Provinsi Jawa Barat, dan seluruh Kemendukbangga/BKKBN provinsi secara daring.
“Kolaborasi dan dukungan masyarakat sangat penting agar Indonesia memiliki generasi penerus yang sehat, tangguh, dan kompetitif di masa depan. Gerakan ini menjadi salah satu langkah strategis untuk menggerakkan masyarakat dan memperkuat sinergi antar kementerian sesuai arahan Presiden,” ujarnya.
Menurut Menteri Wihaji program GENTING merupakan gerakan tanpa anggaran negara, namun ia optimis dapat cegah stunting 1 juta anak melalui kolaborasi dengan stakeholder dan kementerian lainnya.
“Kami yakin ini bisa tercapai tanpa anggaran negara. Dengan cara mengajak dan mengedukasi orang dari hati dan semangat untuk membantu keluarga Indonesia menjadi orang tua asuh,” ungkapnya.
Saat ini kata Menteri Wihaji, ada 78 juta keluarga Indonesia, di antaranya 8,7 juta merupakan keluarga berisiko stunting. Dengan prevalensi stunting mencapai 21,5 persen, artinya satu dari lima balita di Indonesia terkena stunting. Sedangkan saat ini penurunan masih 0,1 persen, dan ini nenjadi catatan untuk gerakan cegah stunting agar ke depan bisa lebih besar lagi kita capai.
Dikatakannya, masalah stunting tidak dapat diselesaikan oleh satu kementerian atau lembaga saja. Oleh karena itu, gerakan ini melibatkan berbagai kementerian, seperti Kementerian Kesehatan dan Kementerian Sosial, serta didukung oleh DPR.
Lebih lanjut Menteri Wihaji mengatakan gerakan ini juga menjadi implementasi dari Perpres 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
“Selama ini kami menjalankan Perpres 72 Tahun 2021 tentang tim percepatan penurunan stunting,” terangnya.
Selain mencegah stunting kata Menteri Wihaji, BKKBN juga bertugas menggerakkan masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam Gerakan Orang Tua Asuh. Ini adalah salah satu upaya strategis untuk melibatkan berbagai elemen masyarakat dalam membantu anak-anak yang berisiko terkena stunting.
Karena itu, masalah stunting merupakan tanggung jawab bersama yang membutuhkan keterlibatan semua pihak. Dengan pendekatan ini, pemerintah berharap dapat mempercepat penurunan prevalensi stunting sesuai target nasional.
Saat ini banyak pihak yang telah menyatakan untuk menjadi orang tua asuh seperti, PTPN I menjadi orang tua asuh dalam penyediaan air bersih di Jawa Barat.
Orang tua asuh anak stunting ini telah bersedia sebagai pendamping Ikatan Bidan Indonesia (IBI) untuk keluarga keluarga berencana.
“Kolaborasi dan dukungan masyarakat sangat penting agar Indonesia memiliki generasi penerus yang sehat, tangguh, dan kompetitif di masa depan. Gerakan ini menjadi salah satu langkah strategis untuk menggerakkan masyarakat dan memperkuat sinergi antar kementerian sesuai arahan Presiden,” ujarnya.
Karena itu, acara ini diselenggarakan atas kerja sama Kemendukbangga/BKKBN dengan United Nation Population Fund (UNFPA) atau Dana Kependudukan PBB adalah badan kesehatan seksual dan reproduksi PBB. Misi kami adalah menghadirkan dunia di mana setiap kehamilan diinginkan, setiap persalinan aman dan potensi setiap anak muda terpenuhi. (j01).











