Nusantara

MUI Nilai Pidato Kenegaraan Presiden Prabowo Visioner dan Inspiratif

MUI Nilai Pidato Kenegaraan Presiden Prabowo Visioner dan Inspiratif
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesiw (Wantim MUI), Zainut Tauhid Sa'adi.
Kecil Besar
14px

JAKARTA (Waspada.id): Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesiw (Wantim MUI), Zainut Tauhid Sa’adi menyatakan bahwa MUI mencermati dengan penuh seksama Pidato Kenegaraan Presiden Prabowo 15 Agustus 2025 di depan Sidang MPR RI. MUI menilai pidato Presiden sangat inspiratif dan visioner.

“Ada beberapa poin yang penting yang harus dicermati dalam pidato Presiden,” ujar Zainut dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (16/8/2025).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Pertama, mengajak untuk menengok ulang makna kemerdekaan Indonesia, seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, adalah untuk ‘Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial’.

Dengan demikian, kemerdekaan Indonesia bukan hanya tentang mencapai kemerdekaan politik, tetapi juga tentang membangun masyarakat yang sejahtera, cerdas, dan berkeadilan.

Kedua, mengajak untuk membangun persatuan dan persaudaraan kebangsaan agar bangsa Indonesia dapat membangun dirinya menjadi bangsa yang besar dan berjaya, karena hanya dengan modal persatuan, kekeluargaan dan gotong royong bangsa Indonesia bisa mewujudkan cita-cita kemerdekaannya.

Ketiga, mengingatkan kepada para pejabat negara, elit politik dan para pemangku kepentingan untuk bisa menjaga kekayaan sumber daya alam agar dikelola dengan sebaik-baiknya untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat Indonesia.

Keempat, semangat penegakan hukum. Hal ini penting untuk menegaskan kembali komitmen Presiden dalam pemberantasan korupsi untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa yakni pemerintahan yang transparan, akuntabel, dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Kelima, semangat untuk membangun kemandirian bangsa baik di bidang pangan, energi dan ekonomi untuk meningkatkan ketahanan nasional, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengurangi ketergantungan pada luar negeri, dan meningkatkan harga diri bangsa yang kuat dan berdaulat.

Keenam, semangat untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dengan menyiapkan pendidikan yang murah dan berkualitas dari tingkat dasar sampai ke jenjang perguruan tinggi.

Secara khusus, Presiden Prabowo menyampaikan berbagai pencapaian pemerintahannya di bawah Kabinet Merah Putih dalam rentang 299 hari kerjanya.

Berbagai program unggulan—mulai dari Makan Bergizi Gratis (MBG), Sekolah Rakyat, Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih, hingga pembentukan Danantara—menjadi fokus pidatonya.
Presiden juga menjabarkan pencapaian di sektor diplomasi luar negeri, termasuk keanggotaan Indonesia di aliansi BRICS hingga ditandatanganinya kerja sama ekonomi komprehensif dengan Uni Eropa (UE) atau Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).

Meskipun disampaikan dalam forum resmi kenegaraan, Presiden menyampaikan pidatonya dengan penuh bersahaja, dengan intonasi yang mantap dan tegas namun terkadang diselingi dengan guyonan segar sehingga membuat suasana audien menjadi cair namun tetap dalam suasana yang resmi dan formal.(id11)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
Lainnya

JAKARTA (Waspada): Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Zainut Tauhid Sa’adi meminta masyarakat menyudahi polemik yang terkait dengan peristiwa Gus Miftah. Selain tidak produktif, yang bersangkutan juga…

Opini

Mudik atau perjalanan ke kampung halaman telah menjadi tradisi dan fenomena yang selalu terjadi di setiap kali Lebaran tiba.  Ada yang beranggapan mudik sangat diwajibkan karena saatnya bersilaturahmi dengan keluarga,…