JAKARTA (Waspada): Badan Pusat Statistik (BPS) Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2024 mengalami penurunan menjadi sebesar US$2,39 miliar, dibandingkan dengan Mei 2024 yang mencapai US$2,92 miliar,
Meski demikian, BPS mencatat, ekspor batu bara, besi dan baja, serta crude palm oil (CPO) dan turunannya menjadi komoditas unggulan ekspor non minyak dan gas (migas) Indonesia pada Juni 2024.
“Nilai ekspor ketiga komoditas ini memberikan share sebesar 34,52 persen dari total ekspor non migas pada Juni 2024,” kata Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers virtual, Senin (15/7/2024).
Nilai ekspor batu bara turun 0,36 persen secara bulanan dan turun sebsar 6,68 persen secara tahunan. Adapun, nilai ekspor CPO dan turunannya meningkat 100,70 persen secara bulanan dan menurun 5,92 persen secara tahunan.
“Nilai ekspor besi dan baja turun 4,32 persen secara bulanan dan turun sebesar 3,48 persen secara tahunan,” ujar Amalia.
Mengenai perkembangan ekspor non migas ke negara dan kawasan tujuan utama ekspor pada Juni 2024, Amalia menuturkan, tiga negara besar tujuan ekspor yaitu China, Amerika Serikat (AS), dan India.
“Nilai ekspor ke tiga negara ini memberikan share 43,13 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia pada Juni 2024,” tuturnya.
Sementara pada Juni 2024 nilai impor Indonesia mencapai US$18,45 miliar, dan nilai ini turun 4,89 persen dibandingkan Mei 2024.
“Turunnya nilai impor secara bulanan ini disebabkan oleh penurunan nilai impor nonmigas dengan andil penurunan sebesar 7,58 persen,” kata Plt. Kepala BPS Amalia.
Adapun secara tahunan, nilai impor pada periode Juni 2024 meningkat 7,58 persen. Nilai impor migas dan non migas masing-masing naik sebesar 47,17 persen dan 1,69 persen. (J03)