Scroll Untuk Membaca

Nusantara

Netralitas Pemilu Butuh Peran Masyarakat Sipil Untuk Mengawasi Kerja Bawaslu – KPU

Netralitas Pemilu Butuh Peran Masyarakat Sipil Untuk Mengawasi Kerja Bawaslu - KPU
Diskusi bertajuk "Memastikan Tahapan Penyelenggaraan Pemilu yang Jujur, Adil, Langsung, Umum, dan Rahasia" di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (27/11/2023). (ist)
Kecil Besar
14px

JAKARTA (Waspada): Jelang dimulainya musim kampanye Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo mengajak masyarakat untuk mengawasi kerja-kerja lembaga penyelenggara Pemilu seperti Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk tidak memberi keistimewaan pada pasangan calon (paslon) tertentu.

“Maka yang harus didorong adalah Bawaslu untuk memainkan peranan menjalankan tugas, mengawasi agar tidak terjadi penyimpangan dan tidak memberi keistimewaan kepada calon tertentu atau membiarkan pelanggaran itu terjadi,” tegas Romo Benny, di Jakarta, Senin (27/11/2023).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Netralitas Pemilu Butuh Peran Masyarakat Sipil Untuk Mengawasi Kerja Bawaslu - KPU

IKLAN

Menurutnya Pemilu yang jurdil,(jujur dan adil), hanya mungkin terjadi kalau kita bersama-sama mengawasi jalannya pemilu agar berlangsung jurdil dan transparan dengan mengawasi penyelenggara pemilu agar bertindak netral dan tidak berpihak.

“Jadi, Bawaslu harus berperan secara aktif. Kalau Bawaslu tidak aktif, maka masyarakat harus mengingatkan, menegur, mengkritik, bahkan bisa memberikan mosi tidak percaya kepada Bawaslu karena tidak menjalankan tugasnya dengan benar,” tambah Romo Benny.

Tugas pengawasan berlapis, oleh Bawaslu itu sendiri selaku penyelenggara maupun masyarakat sipil harus dilakukan demi keadaban bangsa dan terciptanya sebuah pemerintahan yang memiliki trust di mata rakyat.

“Kalau pemilu tahun ini dipenuhi dengan kecurangan, ketidakbahagian publik, dan pemilu itu penuh dengan cacat, maka jalannya pemerintahan akan terganggu, maka jangan kita mempermainkan pemilu dengan menggunakan cara-cara yang penuh manipulatif,” jelas Romo Benny.

Jika semua pihak berkomitmen untuk menjaga jalannya pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (Luber-Jurdil), maka netralitas bukan sekadar jargon, sehingga Pemilu dapat menjadi pesta demokrasi yang membawa kebahagiaan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat.

Romo Benny, yang juga rohaniawan Katolik ini menambahkan, elemen masyarakat di sini termasuk tokoh agama.

“Peranan tokoh agama memberikan kesejukan, pendidikan politik, dan paling penting bagaimana tokoh agama memberikan kesejukan dan tidak memprovokasi, tetapi memberikan kecerahan, agar pemilu yang adil dan damai bersama-sama kita mengawalnya,“ pungkasnya berharap.

Sementara itu, Ketua PBNU KH Ahmad Fahrurrozi (Gus Fahrur) berharap para penyelenggara pemilu mengedepankan kejujuran dalam menjalankan tugas.

“Ya kita sangat berharap dan mengimbau bahwasanya kejujuran itu modal utama dalam bernegara. Kunci keselamatan itu kejujuran. Makanya kita berharap semuanya mengutamakan kejujuran, hati nurani, agar terpilih pemimpin yang kredibel,” katanya.

               Jaga Legitimasi Pemilu

Menurut Gus Fahrur, ketika proses pemilihan pemimpin melanggar aturan dan tidak sesuai asas luber dan jurdil, maka akan menghasilkan pemimpin yang kurang legitimasi.

“Kalau prosesnya ada yang tidak benar, itu kan kurang legitimate di masyarakat. Oleh karena itu kita berharap penyelenggara pemilu, KPU, Bawaslu, semua yang terlibat berkomitmen bersama-sama dalam menjalankan amanah rakyat ini,” tandasnya.

Ia juga meminta masyarakat untuk terlibat aktif dalam proses pemilihan umum. Menurutnya, jika masyarakat abai terhadap pemilu, maka justru mereka yang merugi karena mendapat pemimpin dan pemerintahan yang kurang kredibel dan terlegitimasi.

“Semua harus terlibat. Justru kalau kita tidak ikut aktif mengawasi, mengawal proses ini, ya kita akan rugi lima tahun,” tegasnya.

Karena itu, Gus Fahrur meminta agar publik tidak pesimistis di tengah isu kecurangan dan ketidaknetralan Pemilu 2024.

“Justru kita harus, ini kewajiban, untuk ikut dalam mengawasi. Jangan pesimistis, kita masih yakin masih banyak orang yang mempunyai hati nurani,” pungkasnya. (j05).

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE